Lompat ke isi

Kopra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Penambahan teknik pengeringan kopra
Baris 31: Baris 31:
'''Kopra''' adalah daging buah [[kelapa]] yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan [[minyak kelapa]] dan turunannya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg. Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun memiliki [[serat]] yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk samping ini umumnya diberikan pada [[hewan ternak]] sebagai [[pakan]].<ref name="grimwood et al">{{cite book|last1=Grimwood|first1=BE|last2=Ashman|first2=F|last3=Dendy|first3=DAV|last4=Jarman|first4=CG|last5=Little|first5=ECS|last6=Timmins|first6=WH|year=1975|title=Coconut Palm Products – Their processing in developing countries|location=Rome|publisher=FAO|page=193|url=http://books.google.ca/books?id=fY5hLeJ-WW4C&pg=PA193#v=onepage&q&f=false|isbn=978-92-5-100853-9}}</ref>
'''Kopra''' adalah daging buah [[kelapa]] yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan [[minyak kelapa]] dan turunannya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg. Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun memiliki [[serat]] yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk samping ini umumnya diberikan pada [[hewan ternak]] sebagai [[pakan]].<ref name="grimwood et al">{{cite book|last1=Grimwood|first1=BE|last2=Ashman|first2=F|last3=Dendy|first3=DAV|last4=Jarman|first4=CG|last5=Little|first5=ECS|last6=Timmins|first6=WH|year=1975|title=Coconut Palm Products – Their processing in developing countries|location=Rome|publisher=FAO|page=193|url=http://books.google.ca/books?id=fY5hLeJ-WW4C&pg=PA193#v=onepage&q&f=false|isbn=978-92-5-100853-9}}</ref>


Teknik pengolahan kopra ada empat macam, yaitu [[Pengeringan (makanan)|pengeringan]] dengan sinar matahari (''sun drying''), pengeringan dengan pengarangan atau pengasapan di atas api (''smoke curing or drying''), dan pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (''indirect drying'').<ref name="grimwood et al" />
Teknik pengolahan kopra ada empat macam, yaitu [[Pengeringan (makanan)|pengeringan]] dengan sinar matahari (''sun drying''), pengeringan dengan pengarangan atau pengasapan di atas api (''smoke curing or drying''), dan pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (''indirect drying'').<ref name="grimwood et al" /> Pada lahan terbatas, intensifikasi proses pengeringan bisa dilakukan dengan teknik pengeringan berkelanjutan, yakni memanfaatkan energi sinar matahari pada siang hari dan energi dari pembakaran biomassa pada saat malam hari atau jika sinar matahari tertutup mendung. Teknik pengeringan berkelanjutan ini bisa menurunkan kadar air kelapa dari 50% menjadi di bawah 6% dalam waktu 48 jam.<ref>{{Cite web|url=http://copra.co.id/copra.html|title=Copra Indonesia {{!}} How we make copra with superior quality|website=copra.co.id|language=en|access-date=2017-09-24}}</ref>


Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki kandungan air 6% – 7% agar tidak mudah terserang organisme pengganggu. Kerusakan yang terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan bakteri dan serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air dalam [[kopra]] tinggi, kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan suhu atmosfer mencapai 30&nbsp;°C. Cendawan yang sering menyerang kopra adalah cendawan ''Rhizopus'' sp, ''Aspergillus niger'', dan ''Penicillium glaucum''. Terdapat 4 kualitas kopra, yang diantaranya adalah ''highgrade copra'' dan ''mixed copra''.
Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki kandungan air 6% – 7% agar tidak mudah terserang organisme pengganggu. Kerusakan yang terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan bakteri dan serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air dalam [[kopra]] tinggi, kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan suhu atmosfer mencapai 30&nbsp;°C. Cendawan yang sering menyerang kopra adalah cendawan ''Rhizopus'' sp, ''Aspergillus niger'', dan ''Penicillium glaucum''. Terdapat 4 kualitas kopra, yang diantaranya adalah ''highgrade copra'' dan ''mixed copra''.

Revisi per 24 September 2017 14.46

Kelapa yang akan diolah menjadi kopra
coconut meat, raw (fresh copra)
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi354 kcal (1.480 kJ)
24.23
Gula6.23
Serat pangan9
33.49
3.33 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
6%
0.066 mg
Riboflavin (B2)
2%
0.02 mg
Niasin (B3)
4%
0.54 mg
Asam pantotenat (B5)
20%
1.014 mg
Vitamin B6
4%
0.05 mg
Vitamin C
4%
3.3 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
1%
14 mg
Zat besi
19%
2.43 mg
Magnesium
9%
32 mg
Fosfor
16%
113 mg
Potasium
8%
356 mg
Seng
12%
1.1 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air47
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg. Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun memiliki serat yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk samping ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan.[1]

Teknik pengolahan kopra ada empat macam, yaitu pengeringan dengan sinar matahari (sun drying), pengeringan dengan pengarangan atau pengasapan di atas api (smoke curing or drying), dan pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (indirect drying).[1] Pada lahan terbatas, intensifikasi proses pengeringan bisa dilakukan dengan teknik pengeringan berkelanjutan, yakni memanfaatkan energi sinar matahari pada siang hari dan energi dari pembakaran biomassa pada saat malam hari atau jika sinar matahari tertutup mendung. Teknik pengeringan berkelanjutan ini bisa menurunkan kadar air kelapa dari 50% menjadi di bawah 6% dalam waktu 48 jam.[2]

Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki kandungan air 6% – 7% agar tidak mudah terserang organisme pengganggu. Kerusakan yang terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan bakteri dan serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air dalam kopra tinggi, kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan suhu atmosfer mencapai 30 °C. Cendawan yang sering menyerang kopra adalah cendawan Rhizopus sp, Aspergillus niger, dan Penicillium glaucum. Terdapat 4 kualitas kopra, yang diantaranya adalah highgrade copra dan mixed copra.

Referensi

  1. ^ a b Grimwood, BE; Ashman, F; Dendy, DAV; Jarman, CG; Little, ECS; Timmins, WH (1975). Coconut Palm Products – Their processing in developing countries. Rome: FAO. hlm. 193. ISBN 978-92-5-100853-9. 
  2. ^ "Copra Indonesia | How we make copra with superior quality". copra.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-24. 

Pranala luar