Lompat ke isi

Wacana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 14: Baris 14:


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />*
*
[[Kategori:Linguistik]]{{linguistik-stub}}
[[Kategori:Linguistik]]{{linguistik-stub}}

Revisi per 30 September 2017 06.10

Wacana adalah 'kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa'. [1] Wacana sangat terkait dengan konteks yang menyertainya. Sebagai kesatuan yang abstrak, wacana dibedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan, atau inskripsi, yang mengacu pada makna yang sama, yaitu 'wujud konkret yang terlihat, terbaca, atau terdengar'. [1]

Jenis Wacana

Berdasarkan fungsi bahasa, wacana dapat diklasifikasikan atas:

  • wacana ekspresif, apabila wacana itu bersumber pada gagasan penutur atau penulis sebagai sarana ekspresi, seperti wacana pidato;
  • wacana fatis, apabila wacana itu bersumber pada saluran untuk memperlancar komunikasi, seperti wacana perkenalan dalam pesta;
  • wacana informasional, apabila wacana itu bersumber pada pesan atau informasi, seperti wacana berita dalam media massa;
  • wacana estetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu; dan
  • wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah.

Berdasarkan saluran komunikasi, wacana dibedakan atas wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan memiliki ciri antara lain adanya penutur dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur yang menandai pergantian gaya bicara. Sementara itu, wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan, dan penerapan sistem ejaan.

Berdasarkan tanggapan mitra tutur atau pembaca, wacana dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana transaksional dan wacana interaksional. Wacana transaksional bercirikan adanya pemenuhan oleh mitra tutur/pembaca atas harapan atau keinginan penutur/penulis, seperti dalam perintah atau surat permohonan. Sementara itu, wacana interaksional bercirikan adanya tanggapan timbal-balik dari penutur dan mitra tutur, seperti dalam jual-beli.

Referensi

  1. ^ a b Kushartanti, et.al., ed. (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Gramedia Pustaka Utama. p. 92. ISBN 9789792216813.

*