Lompat ke isi

Parikan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Menyunting pengertian parikan.
Baris 1: Baris 1:
'''Parikan''' merupakan salah satu jenis puisi Jawa modern yang serupa dengan pantun Melayu dalam hal wujud spasial dan pola rimanya. ''Parikan'' dapat dianggap sebagai puisi rakyat karena hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat. Sebagaimana kesenian rakyat yang lain, kebanyakan wacana ''parikan'' yang ditemukan di lingkungan masyarakat Jawa tidak diketahui siapa penciptanya. Wacana ''parikan'' dapat ditemukan dalam berbagai kehidupan masyarakat Jawa, menjadi bagian kehidupan sehari-hari dengan muatan nasihat, sindiran, senda gurau, dan sebagainya<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/48100094|title=Puisi Jawa struktur dan estetika|last=1953-|first=Saputra, Karsono H.,|date=2001|publisher=Wedatama Widya Sastra|isbn=9799653010|edition=Cet. 1|location=Jakarta|oclc=48100094}}</ref>. Di samping itu ''parikan'' juga muncul sebagai seni pertunjukan, baik fungsional seperti halnya dalam pertunjukan ''[[Ludruk|ludrug]]'' maupun sebagai ''isen-isen'' 'isian' berupa ''cakepan senggakan'' 'syair yang meningkahi syair utama' dalam ''gendhing''.
'''Parikan''' atau kidungan adalah salah satu bagian dalam kesenian tradisional ludruk. Di dalam ludruk, ada tiga jenis parikan saat ''bedayan'' (bagian awal permainan ludruk). Yaitu, ''lamba'' (parikan panjang yang berisi pesan), ''kecrehan'' (parikan pendek yang kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan ''dangdutan'' (pantun yang bisa berisi kisah-kisah kocak).

Dalam [[ludruk]] yang benar-benar murni, seorang [[seniman]] [[ludruk]] paling tidak harus bisa parikan selama dua jam tanpa putus. Selain itu, parikan tersebut harus dituntut kontemporer. Artinya, parikan tersebut harus sesuai kondisi-situasi sosial yang ada. Jadi, parikan tidak boleh sesuatu yang monoton. Spontanitas menempati porsi terbesar dalam hal ini. Prosesnya selalu dimulai dengan parikan yang sudah dihafalkan. Baru setelah tiga hingga empat parikan karya-karya spontanitas dimunculkan.

Seorang pemain ludruk yang hendak parikan biasanya mengamati kondisi masyarakat sekitar tempat pertunjukan agar bisa membawakan parikan yang mengena dan bisa diterima oleh para penontonnya.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 30 September 2017 08.23

Parikan merupakan salah satu jenis puisi Jawa modern yang serupa dengan pantun Melayu dalam hal wujud spasial dan pola rimanya. Parikan dapat dianggap sebagai puisi rakyat karena hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat. Sebagaimana kesenian rakyat yang lain, kebanyakan wacana parikan yang ditemukan di lingkungan masyarakat Jawa tidak diketahui siapa penciptanya. Wacana parikan dapat ditemukan dalam berbagai kehidupan masyarakat Jawa, menjadi bagian kehidupan sehari-hari dengan muatan nasihat, sindiran, senda gurau, dan sebagainya[1]. Di samping itu parikan juga muncul sebagai seni pertunjukan, baik fungsional seperti halnya dalam pertunjukan ludrug maupun sebagai isen-isen 'isian' berupa cakepan senggakan 'syair yang meningkahi syair utama' dalam gendhing.

Pranala luar

Cak Sidik Empu Ludruk Surabaya oleh KARDONO SETYORAKHMADI Sumber: www.jawapos.co.id [25 Maret 2007]

  1. ^ 1953-, Saputra, Karsono H., (2001). Puisi Jawa struktur dan estetika (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Wedatama Widya Sastra. ISBN 9799653010. OCLC 48100094.