Lompat ke isi

Serat Murtasiyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
membuat artikel baru
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
menambahkan pranala dan kategori
Baris 1: Baris 1:
'''Serat Murtasiyah''' merupakan karya sastra yang termasuk dalam kesusastraan pesantren, yaitu kesusastraan yang lahir dari komunitas pesantren.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/864239141|title=Literature of Java : Catalogue raisonné of Javanese manuscripts in the library of the University of Leiden and other public collections in the Netherlands. Vol. 3, Illustrations and facsimiles of manuscipts, maps, addenda and a general index of names and subjects|last=1899-|first=Pigeaud, Theodore G. Th. (Theodore Gauthier Th.),|last2=Nederlandsch-Indië.|first2=Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van|date=1970|publisher=Springer Science+Business Media|isbn=9789401514569|location=Dordrecht|oclc=864239141}}</ref> Tokoh utama dalam teks ini adalah Dewi Murtasiyah. Secara garis besar, teks ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Dewi Murtasiyah yang sangat berbakti kepada suaminya yang bernama Syeh Ngarip yang dikenal sebagai seorang yang ahli ibadah.
'''Serat Murtasiyah''' merupakan karya [[sastra Jawa]] yang termasuk dalam kesusastraan pesantren, yaitu kesusastraan yang lahir dari komunitas [[pesantren]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/864239141|title=Literature of Java : Catalogue raisonné of Javanese manuscripts in the library of the University of Leiden and other public collections in the Netherlands. Vol. 3, Illustrations and facsimiles of manuscipts, maps, addenda and a general index of names and subjects|last=1899-|first=Pigeaud, Theodore G. Th. (Theodore Gauthier Th.),|last2=Nederlandsch-Indië.|first2=Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van|date=1970|publisher=Springer Science+Business Media|isbn=9789401514569|location=Dordrecht|oclc=864239141}}</ref> Tokoh utama dalam teks ini adalah Dewi Murtasiyah. Secara garis besar, teks ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Dewi Murtasiyah yang sangat berbakti kepada suaminya yang bernama Syeh Ngarip yang dikenal sebagai seorang yang ahli ibadah.


Syeh Ngrarip dan Dewi Murtasiyah tinggal di sebuah desa bernama Desa Sabah yang terkenal sangat subur. Nasihat Syeh Ngrarip kepada istrinya agar seorang istri sebaiknya sabar, yang bisa menaati nasihat dan pesan suaminya, baik budi pekertinya, dan memiliki sopan santun. Itulah yang dinamakan Syeh Ngarip sebagai ciri wanita utama.
Syeh Ngrarip dan Dewi Murtasiyah tinggal di sebuah desa bernama Desa Sabah yang terkenal sangat subur. Nasihat Syeh Ngrarip kepada istrinya agar seorang istri sebaiknya sabar, yang bisa menaati nasihat dan pesan suaminya, baik budi pekertinya, dan memiliki sopan santun. Itulah yang dinamakan Syeh Ngarip sebagai ciri wanita utama. Berikut kutipan teksnya:

//''Caritane deya linewi, nama Dewi Murtasiyah, asru bakti ing lakine, kakung pandhita ngibadah, wancine maksi tarune, Ki syeh Ngarip wastanipun, asru bakti ing Pangeran''//

‘Ceritanya seorang dengan kelebihan, bernama Dewi Murtasiyah, sangat berbakti kepada suaminya, seorang pendeta laki-laki yang rajin ibadah, sejak masih muda, bernama Ki Syeh Ngarip, sangat taat kepada Allah’


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
[[Kategori:Sastra Jawa]]

Revisi per 5 Oktober 2017 10.03

Serat Murtasiyah merupakan karya sastra Jawa yang termasuk dalam kesusastraan pesantren, yaitu kesusastraan yang lahir dari komunitas pesantren.[1] Tokoh utama dalam teks ini adalah Dewi Murtasiyah. Secara garis besar, teks ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Dewi Murtasiyah yang sangat berbakti kepada suaminya yang bernama Syeh Ngarip yang dikenal sebagai seorang yang ahli ibadah.

Syeh Ngrarip dan Dewi Murtasiyah tinggal di sebuah desa bernama Desa Sabah yang terkenal sangat subur. Nasihat Syeh Ngrarip kepada istrinya agar seorang istri sebaiknya sabar, yang bisa menaati nasihat dan pesan suaminya, baik budi pekertinya, dan memiliki sopan santun. Itulah yang dinamakan Syeh Ngarip sebagai ciri wanita utama. Berikut kutipan teksnya:

//Caritane deya linewi, nama Dewi Murtasiyah, asru bakti ing lakine, kakung pandhita ngibadah, wancine maksi tarune, Ki syeh Ngarip wastanipun, asru bakti ing Pangeran//

‘Ceritanya seorang dengan kelebihan, bernama Dewi Murtasiyah, sangat berbakti kepada suaminya, seorang pendeta laki-laki yang rajin ibadah, sejak masih muda, bernama Ki Syeh Ngarip, sangat taat kepada Allah’

Referensi

  1. ^ 1899-, Pigeaud, Theodore G. Th. (Theodore Gauthier Th.),; Nederlandsch-Indië., Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van (1970). Literature of Java : Catalogue raisonné of Javanese manuscripts in the library of the University of Leiden and other public collections in the Netherlands. Vol. 3, Illustrations and facsimiles of manuscipts, maps, addenda and a general index of names and subjects. Dordrecht: Springer Science+Business Media. ISBN 9789401514569. OCLC 864239141.