Lompat ke isi

Djarum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Axsara (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 14: Baris 14:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada tahun [[1951]], [[Oei Wie Gwan]], seorang pengusaha [[Tionghoa-Indonesia]], membeli perusahaan rokok NV Murup yang hampir gulung tikar di [[Kudus]], [[Jawa Tengah]]. Perusahaan tersebut memiliki merek ''Djarum Gramofon''. Dia menyingkat merek tersebut menjadi ''Djarum''.
Pada [[1951]], [[Oei Wie Gwan]], seorang pengusaha [[Tionghoa-Indonesia]], membeli perusahaan rokok NV Murup yang hampir gulung tikar di [[Kudus]], [[Jawa Tengah]]. Perusahaan tersebut memiliki merek ''Djarum Gramofon''. Dia menyingkat merek tersebut menjadi ''Djarum''.


Perusahaan ini hampir punah ketika kebakaran besar menghancurkan pabrik perusahaan pada tahun [[1963]], diikuti oleh kematian [[Oei Wie Gwan]]. Anaknya, Budi dan Bambang Hartono, akhirnya mengambil kesempatan untuk membangun perusahaan kembali.<ref>[http://www.djarum.co.id/index.php/en/world_of_djarum/page/6 Dunia Djarum]</ref>
Perusahaan ini hampir punah ketika kebakaran besar menghancurkan pabrik Djarum pada [[1963]], yang diikuti wafatnya [[Oei Wie Gwan]]. Anaknya, Budi dan Bambang Hartono, akhirnya mengambil kesempatan untuk membangun perusahaan kembali.<ref>[http://www.djarum.co.id/index.php/en/world_of_djarum/page/6 Dunia Djarum]</ref>


Awalnya, produk Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin. Kedua produk itu sangat populer dan diproduksi dalam jumlah besar. Rokok kretek lintingan tangan klasik terus dilakukan oleh Djarum menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil. Sementara rokok kretek lintingan mesin diperkenalkan pada awal tahun [[1970]], diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.<ref>Kretek, Hanusz, Mark. 2003. Equinox Publishing, Singapura. Halaman 136</ref>
Awalnya, produk Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin. Kedua produk itu sangat populer dan diproduksi dalam jumlah besar. Rokok kretek lintingan tangan klasik terus diproduksi Djarum menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil. Sementara rokok kretek lintingan mesin yang diperkenalkan pada awal [[1970]], diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.<ref>Kretek, Hanusz, Mark. 2003. Equinox Publishing, Singapura. Halaman 136</ref>


Pada pertengahan tahun [[1970]]-an, Djarum secara resmi mendirikan Research & Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya. Di tengah besarnya pasar domestik untuk rokok kretek, pada tahun [[1972]] Djarum mulai mengekspor kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau di seluruh dunia, yaitu ke [[Republik Rakyat Tiongkok]], [[Korea]], [[Jepang]], [[Belanda]], dan [[Amerika Serikat]]. Produk yang sukses di pasar internasional adalah [[Djarum Super]] yang dipasarkan pada tahun [[1981]], dan diikuti dengan produk Djarum Special yang diperkenalkan pada tahun [[1983]] di Amerika Serikat.<ref>{{Cite web|url=http://www.djarum.com/brands/international-brands/djarum-special/|title=Djarum Website: Djarum Special|website=www.djarum.com|access-date=2016-08-01}}</ref>
Pada pertengahan [[1970]]-an, Djarum secara resmi mendirikan Research & Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya. Di tengah besarnya pasar domestik untuk rokok kretek, pada [[1972]] Djarum mulai mengekspor kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau di seluruh dunia, yaitu ke [[Republik Rakyat Tiongkok]], [[Korea]], [[Jepang]], [[Belanda]], dan [[Amerika Serikat]]. Produk yang sukses di pasar internasional adalah [[Djarum Super]] yang dipasarkan pada tahun [[1981]], dan diikuti dengan produk Djarum Special yang diperkenalkan pada [[1983]] di Amerika Serikat.<ref>{{Cite web|url=http://www.djarum.com/brands/international-brands/djarum-special/|title=Djarum Website: Djarum Special|website=www.djarum.com|access-date=2016-08-01}}</ref>


Setelah [[Krisis finansial Asia 1997|krisis finansial Asia]] tahun 1997, perusahaan ini menjadi bagian dari konsorsium yang membeli [[Bank Central Asia]] (BCA) dari [[BPPN]].<ref>[http://www.reuters.com/article/2010/12/20/indonesia-djarum-bca-idUSL3E6NK18K20101220 "Grup Djarum di Indonesia membeli BCA saham senilai $ 382 juta"] - sumber: [[Reuters]], 20 Desember 2010</ref> BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dan sebelumnya merupakan bagian dari [[Grup Salim]]. Saat ini saham mayoritas bank (51%) dikendalikan oleh Djarum.
Setelah [[Krisis finansial Asia 1997|krisis finansial Asia]] tahun 1997, perusahaan ini menjadi bagian dari konsorsium yang membeli [[Bank Central Asia]] (BCA) dari [[BPPN]].<ref>[http://www.reuters.com/article/2010/12/20/indonesia-djarum-bca-idUSL3E6NK18K20101220 "Grup Djarum di Indonesia membeli BCA saham senilai $ 382 juta"] - sumber: [[Reuters]], 20 Desember 2010</ref> BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dan sebelumnya merupakan bagian dari [[Grup Salim]]. Saat ini saham mayoritas bank (51%) dikendalikan Djarum.


Pada tahun [[2004]] Djarum Group mengakuisisi kontrak [[Build-Operate-Transfer|BOT]] selama 30 tahun dari pemerintah untuk mengembangkan dan merenovasi [[Hotel Indonesia]] di Jakarta di bawah proyek superblok [[Grand Indonesia]].<ref>Budi dan Bambang Hartono diversifikasi kegiatan perusahaan di luar industri rokok.</ref>
Pada [[2004]] Djarum Group mengakuisisi kontrak [[Build-Operate-Transfer|BOT]] selama 30 tahun dari pemerintah untuk mengembangkan dan merenovasi [[Hotel Indonesia]] di Jakarta di bawah proyek superblok [[Grand Indonesia]].<ref>Budi dan Bambang Hartono diversifikasi kegiatan perusahaan di luar industri rokok.</ref>


Pada tanggal [[1 Januari]] [[2005]], PT Gallaher Indonesia membeli seluruh saham Djarum dan menjadi bagian dari Gallaher Group.
Pada [[1 Januari]] [[2005]], PT Gallaher Indonesia membeli seluruh saham Djarum dan menjadi bagian dari Gallaher Group.


Saat ini, Budi dan Michael Hartono adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia menurut [[Forbes]].<ref>http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/</ref>
Saat ini, Budi dan Michael Hartono adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia menurut [[Forbes]].<ref>http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/</ref>


=== PB Djarum ===
=== PB Djarum ===
[[PB Djarum]] didirikan pada tahun [[1974]] oleh CEO perusahaan Budi Hartono. Pemainnya seperti [[Liem Swie King]] dan [[Alan Budikusuma]] telah memenangkan berbagai kejuaraan untuk Indonesia.{{citation needed}}
[[PB Djarum]] didirikan pada [[1974]] oleh CEO perusahaan Budi Hartono. Pemainnya seperti [[Liem Swie King]] dan [[Alan Budikusuma]] telah memenangkan berbagai kejuaraan untuk Indonesia.{{citation needed}}
<!--
<!--
// daftar perlu disederhanakan
// daftar perlu disederhanakan
Baris 139: Baris 139:
* [[L.A. Lights|L.A.]] Bold
* [[L.A. Lights|L.A.]] Bold
-->
-->

== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Rokok]]
* [[Rokok]]

Revisi per 5 Oktober 2017 13.43

PT Djarum
Perusahaan keluarga
IndustriRokok
Didirikan21 April 1951
Kantor pusatKudus, Indonesia
Tokoh kunci
Oei Wie Gwan
Robert Budi Hartono
Michael Bambang Hartono
Karyawan
75,000
Situs webwww.djarum.com

PT Djarum adalah sebuah perusahaan rokok yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.

Sejarah

Pada 1951, Oei Wie Gwan, seorang pengusaha Tionghoa-Indonesia, membeli perusahaan rokok NV Murup yang hampir gulung tikar di Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut memiliki merek Djarum Gramofon. Dia menyingkat merek tersebut menjadi Djarum.

Perusahaan ini hampir punah ketika kebakaran besar menghancurkan pabrik Djarum pada 1963, yang diikuti wafatnya Oei Wie Gwan. Anaknya, Budi dan Bambang Hartono, akhirnya mengambil kesempatan untuk membangun perusahaan kembali.[1]

Awalnya, produk Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin. Kedua produk itu sangat populer dan diproduksi dalam jumlah besar. Rokok kretek lintingan tangan klasik terus diproduksi Djarum menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil. Sementara rokok kretek lintingan mesin yang diperkenalkan pada awal 1970, diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.[2]

Pada pertengahan 1970-an, Djarum secara resmi mendirikan Research & Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya. Di tengah besarnya pasar domestik untuk rokok kretek, pada 1972 Djarum mulai mengekspor kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau di seluruh dunia, yaitu ke Republik Rakyat Tiongkok, Korea, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat. Produk yang sukses di pasar internasional adalah Djarum Super yang dipasarkan pada tahun 1981, dan diikuti dengan produk Djarum Special yang diperkenalkan pada 1983 di Amerika Serikat.[3]

Setelah krisis finansial Asia tahun 1997, perusahaan ini menjadi bagian dari konsorsium yang membeli Bank Central Asia (BCA) dari BPPN.[4] BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dan sebelumnya merupakan bagian dari Grup Salim. Saat ini saham mayoritas bank (51%) dikendalikan Djarum.

Pada 2004 Djarum Group mengakuisisi kontrak BOT selama 30 tahun dari pemerintah untuk mengembangkan dan merenovasi Hotel Indonesia di Jakarta di bawah proyek superblok Grand Indonesia.[5]

Pada 1 Januari 2005, PT Gallaher Indonesia membeli seluruh saham Djarum dan menjadi bagian dari Gallaher Group.

Saat ini, Budi dan Michael Hartono adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia menurut Forbes.[6]

PB Djarum

PB Djarum didirikan pada 1974 oleh CEO perusahaan Budi Hartono. Pemainnya seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma telah memenangkan berbagai kejuaraan untuk Indonesia.[butuh rujukan]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Dunia Djarum
  2. ^ Kretek, Hanusz, Mark. 2003. Equinox Publishing, Singapura. Halaman 136
  3. ^ "Djarum Website: Djarum Special". www.djarum.com. Diakses tanggal 2016-08-01. 
  4. ^ "Grup Djarum di Indonesia membeli BCA saham senilai $ 382 juta" - sumber: Reuters, 20 Desember 2010
  5. ^ Budi dan Bambang Hartono diversifikasi kegiatan perusahaan di luar industri rokok.
  6. ^ http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/

Pranala luar