Lompat ke isi

Damar Wulan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Den juneng (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Den juneng (bicara | kontrib)
Baris 9: Baris 9:


== Cerita alternatif ==
== Cerita alternatif ==
* Berdasar cerita Rakyat, Bahwa Damar Wulan, lahir dan Besar di Dukuh Paluh Amba, Sekarang Jadi lokasi Wisata Budaya di Bawah naungan Perum Perhutani Di kelola dan di jaga oleh POKDARWIS '''KAMPUNG DAMAR WULAN''', Berada Di Wilayah Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah
* Damar wulan Hidup Bersama Ibu dan Mbahnya yg bernama '''MBAH PALUH AMBA''' ( nama Aslinya Blm di temukan)
* Damar Wulan di didik dan di gulo wentah Agama dan ilmu kanoragan oleh '''MBAH WIJAYA MURTI''' (Makamnya sekarang di Panembahan Jambe Sewu, masuk di dukuh Pete, Desa Berta)
* Dalam kesenian wayang Banyuwangi dan [[Janger]], penggambaran Menak Jinggo berlawanan dengan penggambaran dalam Serat Damarwulan. Menak Jinggo digambarkan berwajah rupawan, disukai banyak wanita, arif bijaksana, dan pengayom rakyatnya. Menak Jinggo memberontak karena Kencana Wungu tidak memenuhi janji menjadikannya suami, setelah Menak Jinggo mampu menaklukkan pengacau Kebo Marcuet yang mengamuk di Majapahit. Meskipun akhirnya ia dikalahkan Damar Wulan, Menak Jinggo tetaplah dianggap terhormat.
* Dalam kesenian wayang Banyuwangi dan [[Janger]], penggambaran Menak Jinggo berlawanan dengan penggambaran dalam Serat Damarwulan. Menak Jinggo digambarkan berwajah rupawan, disukai banyak wanita, arif bijaksana, dan pengayom rakyatnya. Menak Jinggo memberontak karena Kencana Wungu tidak memenuhi janji menjadikannya suami, setelah Menak Jinggo mampu menaklukkan pengacau Kebo Marcuet yang mengamuk di Majapahit. Meskipun akhirnya ia dikalahkan Damar Wulan, Menak Jinggo tetaplah dianggap terhormat.


* [[Sanusi Pane]], salah seorang sastrawan [[Pujangga Baru]] pernah menulis naskah drama Damar Wulan, yang diberinya judul ''Sandyakala Ning Majapahit''.<ref>Pane, Sanusi. ''Sandyakala Ning Majapahit''. Penerbit Balai Poestaka, Batavia, 1933.</ref> Meskipun demikian, akhir ceritanya sama sekali berbeda dengan Serat Damarwulan yang dijadikan dasar pembuatannya. Dalam versi Sanusi Pane, nasib Damar Wulan berakhir menyedihkan. Damar Wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan sang raja putri. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelahnya Majapahit ditumbangkan oleh pasukan dari [[Kesultanan Demak|Kerajaan Demak Bintara]].
* [[Sanusi Pane]], salah seorang sastrawan [[Pujangga Baru]] pernah menulis naskah drama Damar Wulan, yang diberinya judul ''Sandyakala Ning Majapahit''.<ref>Pane, Sanusi. ''Sandyakala Ning Majapahit''. Penerbit Balai Poestaka, Batavia, 1933.</ref> Meskipun demikian, akhir ceritanya sama sekali berbeda dengan Serat Damarwulan yang dijadikan dasar pembuatannya. Dalam versi Sanusi Pane, nasib Damar Wulan berakhir menyedihkan. Damar Wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan sang raja putri. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelahnya Majapahit ditumbangkan oleh pasukan dari [[Kesultanan Demak|Kerajaan Demak Bintara]].
* Dalam Cerita Lokal Berdasarkan Penuturan Sesepuh dan ketua POKDARWIS KAMPUNG DAMAR WULAN, Bahwa damar wulan selain di bekali ilmu kanoragan beliau memiliki Mahkota Sulaiman Pemberian Gurunya, dan Beberapa Ilmu Pengasihan Wingit, dengan berbekal ilmu tersebutlah hingga beliau bisa merebut hati ANJASMORO, KENCONO WUNGU, WAITO, DAN PUYENGAN, Sekarang ilmu itu hanya di miliki segelintir orang saja


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 Oktober 2017 08.54

Damar Wulan, Wayang Klitik dari Jawa Timur.

Damar Wulan (sering juga ditulis Damarwulan) adalah seorang tokoh legenda cerita rakyat Jawa. Kisah Damar Wulan ini cukup populer di tengah masyarakat dan banyak terdapat versi lakon, sendratari ataupun cerita tertulis yang telah dibuat mengenainya.[1][2][3] Umumnya, kisah-kisah tersebut adalah berdasarkan Serat Damarwulan,[4] yang diperkirakan mulai ditulis pada masa akhir keruntuhan Majapahit.

Ringkasan isi

Damar Wulan lahir di kampung PALUH AMBA, (sekarang masuk wilayah Desa Berta kec susukan, kab Banjarnegara Jawa Tengah), Di hutan milik perhutani seluas 250 ha, beberapa peninggalan masih terlihat di sana karena di kelola oleh pokdarwis KAMPUNG DAMAR WULAN, Masa kecil damar wulan hidup di kampung paluh amba, di didik dan di gulowentah oleh kakeknya mbah paluh amba (nama aslinya blm di ketahui) dan belajar agama dan ilmu kanuragan kepada seorang tokoh legendaris Mbah Wijaya Murti (makamnya di dukuh pete Desa Berta), Berdasarkan petunjuk gurunya Yaitu mbah Wijaya Murti Damar wulan akan Mulia bila bekerja / mengabdi ke kota Raja Majapahit, maka dengan restu ibu dan kakenya berangkatlah sang damar wulan ke Kota Raja, Diceritakan awalnya Damar Wulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damar Wulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender, dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Damar Wulan kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damar Wulan yang tampan dapat menarik perhatian selir-selir Menak Jinggo, yaitu Waeta dan Puyengan. Dengan bantuan mereka, Damar Wulan berhasil memperoleh senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo. Menak Jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan Damar Wulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri Majapahit.

Cerita alternatif

  • Berdasar cerita Rakyat, Bahwa Damar Wulan, lahir dan Besar di Dukuh Paluh Amba, Sekarang Jadi lokasi Wisata Budaya di Bawah naungan Perum Perhutani Di kelola dan di jaga oleh POKDARWIS KAMPUNG DAMAR WULAN, Berada Di Wilayah Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah
  • Damar wulan Hidup Bersama Ibu dan Mbahnya yg bernama MBAH PALUH AMBA ( nama Aslinya Blm di temukan)
  • Damar Wulan di didik dan di gulo wentah Agama dan ilmu kanoragan oleh MBAH WIJAYA MURTI (Makamnya sekarang di Panembahan Jambe Sewu, masuk di dukuh Pete, Desa Berta)
  • Dalam kesenian wayang Banyuwangi dan Janger, penggambaran Menak Jinggo berlawanan dengan penggambaran dalam Serat Damarwulan. Menak Jinggo digambarkan berwajah rupawan, disukai banyak wanita, arif bijaksana, dan pengayom rakyatnya. Menak Jinggo memberontak karena Kencana Wungu tidak memenuhi janji menjadikannya suami, setelah Menak Jinggo mampu menaklukkan pengacau Kebo Marcuet yang mengamuk di Majapahit. Meskipun akhirnya ia dikalahkan Damar Wulan, Menak Jinggo tetaplah dianggap terhormat.
  • Sanusi Pane, salah seorang sastrawan Pujangga Baru pernah menulis naskah drama Damar Wulan, yang diberinya judul Sandyakala Ning Majapahit.[5] Meskipun demikian, akhir ceritanya sama sekali berbeda dengan Serat Damarwulan yang dijadikan dasar pembuatannya. Dalam versi Sanusi Pane, nasib Damar Wulan berakhir menyedihkan. Damar Wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan sang raja putri. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelahnya Majapahit ditumbangkan oleh pasukan dari Kerajaan Demak Bintara.
  • Dalam Cerita Lokal Berdasarkan Penuturan Sesepuh dan ketua POKDARWIS KAMPUNG DAMAR WULAN, Bahwa damar wulan selain di bekali ilmu kanoragan beliau memiliki Mahkota Sulaiman Pemberian Gurunya, dan Beberapa Ilmu Pengasihan Wingit, dengan berbekal ilmu tersebutlah hingga beliau bisa merebut hati ANJASMORO, KENCONO WUNGU, WAITO, DAN PUYENGAN, Sekarang ilmu itu hanya di miliki segelintir orang saja

Referensi

  1. ^ Koesoemawardhani, Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Kamaril Ngasarati. Damar Woelan ngarit. Toneelstuk van de Langendrija-Klitik (lakon wayang klitik). Soerakarta, 1930.
  2. ^ Sastradiredja, Mas. Wawatjan Damarwoelan. Penerbit Balai Poestaka, Batavia, 1931.
  3. ^ Moeis, Abdoel. Hikajat Damar Wulan. Penerbit G. Kolff, Bandung, 1950.
  4. ^ Tjakraningrat, Kangdjeng Pangéran Harja. Serat Damarwulan. Penerbit R. Soemodidjojo, Ngajogjakarta Hadiningrat, 1953.
  5. ^ Pane, Sanusi. Sandyakala Ning Majapahit. Penerbit Balai Poestaka, Batavia, 1933.

Lihat pula

Pranala luar