Lompat ke isi

Petahana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ndsetiawan (bicara | kontrib)
Penulisan huruf kapital dan penerapan (di mana) adalah tidak perlu
k Dikembalikan ke revisi 11947445 oleh Ceefour (bicara).
Baris 1: Baris 1:
{{Wiktionary}}
{{Wiktionary}}
'''Petahana''' ([[Bahasa Inggris]]: '''''incumbent'''''), berasal dari kata "tahana", yang berarti kedudukan, kebesaran, atau kemuliaan,<ref>[http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php KBBI daring]</ref> dalam [[politik]], adalah istilah bagi pemegang suatu [[jabatan politik]] yang sedang menjabat. Istilah ini biasanya digunakan dalam kaitannya dengan [[pemilihan umum]] dan sering terjadi persaingan antara kandidat petahana dan non petahana. Sebagai contoh, pada [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009]], [[Susilo Bambang Yudhoyono]] adalah petahana, karena ialah presiden yang sedang menjabat pada saat pemilihan umum untuk pelaksanaan pemilihan presiden berikutnya. Dalam persaingan kursi-terbuka (sang petahana tidak mencalonkan diri), istilah "petahana" terkadang digunakan untuk merujuk kepada kandidat dari partai yang masih memegang jabatan kekuasaan.
'''Petahana''' ([[bahasa Inggris]]: '''''incumbent'''''), berasal dari kata "tahana", yang berarti kedudukan, kebesaran, atau kemuliaan,<ref>[http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php KBBI daring]</ref> dalam [[politik]], adalah istilah bagi pemegang suatu [[jabatan politik]] yang sedang menjabat. Istilah ini biasanya digunakan dalam kaitannya dengan [[pemilihan umum]], di mana sering terjadi persaingan antara kandidat petahana dan non petahana. Sebagai contoh, pada [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009]], [[Susilo Bambang Yudhoyono]] adalah petahana, karena ialah presiden yang sedang menjabat pada saat pemilihan umum untuk pelaksanaan pemilihan presiden berikutnya. Dalam persaingan kursi-terbuka (di mana sang petahana tidak mencalonkan diri), istilah "petahana" terkadang digunakan untuk merujuk kepada kandidat dari partai yang masih memegang jabatan kekuasaan.


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Kata ini pertama kali diperkenalkan oleh [[Salomo Simanungkalit]] pada tanggal 6 Februari 2009 sebagai padanan kata dalam konteks [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009]]. Menurutnya, alasan kata ini baru dibutuhkan pada waktu itu, karena sebelumnya presiden (Soeharto) tidak memiliki penantang, oleh sebab itu tidak ada kebutuhan untuk kata "petahana" dalam konteks pemilihan presiden. Walaupun begitu, Salomo Simanungkalit juga memprediksikan pada artikel yang sama tentang kemungkinan munculnya kata "'''inkamben'''" sebagai transkripsi istilah tersebut dalam Bahasa Inggris, sehingga sebelum hal tersebut terjadi, ia berusaha mencari dan mempopulerkan padanannya di dalam Bahasa Indonesia sebagai mengalihaksarakannya. Sejak saat itu, mayoritas surat kabar menggunakan istilah "petahana" sebagai padanan istilah Bahasa Inggris "''incumbent''".
Kata ini pertama kali diperkenalkan oleh [[Salomo Simanungkalit]] pada tanggal 6 Februari 2009 sebagai padanan kata dalam konteks [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009]]. Menurutnya, alasan kata ini baru dibutuhkan pada waktu itu adalah karena sebelumnya presiden (Soeharto) tidak memiliki penantang, oleh sebab itu tidak ada kebutuhan untuk kata "petahana" dalam konteks pemilihan presiden. Walaupun begitu, Salomo Simanungkalit juga memprediksikan pada artikel yang sama tentang kemungkinan munculnya kata "'''inkamben'''" sebagai transkripsi istilah tersebut dalam bahasa Inggris, sehingga sebelum hal tersebut terjadi, ia berusaha mencari dan mempopulerkan padanannya di dalam bahasa Indonesia, alih-alih mengalihaksarakannya. Sejak saat itu, mayoritas surat kabar menggunakan istilah "petahana" sebagai padanan istilah bahasa Inggris "''incumbent''".


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 23 Oktober 2017 04.04

Petahana (bahasa Inggris: incumbent), berasal dari kata "tahana", yang berarti kedudukan, kebesaran, atau kemuliaan,[1] dalam politik, adalah istilah bagi pemegang suatu jabatan politik yang sedang menjabat. Istilah ini biasanya digunakan dalam kaitannya dengan pemilihan umum, di mana sering terjadi persaingan antara kandidat petahana dan non petahana. Sebagai contoh, pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009, Susilo Bambang Yudhoyono adalah petahana, karena ialah presiden yang sedang menjabat pada saat pemilihan umum untuk pelaksanaan pemilihan presiden berikutnya. Dalam persaingan kursi-terbuka (di mana sang petahana tidak mencalonkan diri), istilah "petahana" terkadang digunakan untuk merujuk kepada kandidat dari partai yang masih memegang jabatan kekuasaan.

Etimologi

Kata ini pertama kali diperkenalkan oleh Salomo Simanungkalit pada tanggal 6 Februari 2009 sebagai padanan kata dalam konteks Pemilihan umum Presiden Indonesia 2009. Menurutnya, alasan kata ini baru dibutuhkan pada waktu itu adalah karena sebelumnya presiden (Soeharto) tidak memiliki penantang, oleh sebab itu tidak ada kebutuhan untuk kata "petahana" dalam konteks pemilihan presiden. Walaupun begitu, Salomo Simanungkalit juga memprediksikan pada artikel yang sama tentang kemungkinan munculnya kata "inkamben" sebagai transkripsi istilah tersebut dalam bahasa Inggris, sehingga sebelum hal tersebut terjadi, ia berusaha mencari dan mempopulerkan padanannya di dalam bahasa Indonesia, alih-alih mengalihaksarakannya. Sejak saat itu, mayoritas surat kabar menggunakan istilah "petahana" sebagai padanan istilah bahasa Inggris "incumbent".

Referensi