Lompat ke isi

Antropologi ekonomi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan isi
k Resiprositas dan pertukaran: penambahan refrensi
Baris 2: Baris 2:
Antropologi ekonomi adalah interdisiplin dari cabang ilmu antropologi yang membahas kaitan antara sejarah, nilai sosial-budaya, dan geografi dari suatu masyarakat dengan kaitannya terhadap aktifitas atau fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Suatu aktifitas ekonomi seringkali tidak hanya dipengaruhi faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, modal, dan sumberdaya alam, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh nilai sosial atau tradisi yang berlaku di masyarakat. Pun hal yang sebaliknya dapat terjadi yakni aktifitas ekonomi yang kemudian mempengaruhi tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.
Antropologi ekonomi adalah interdisiplin dari cabang ilmu antropologi yang membahas kaitan antara sejarah, nilai sosial-budaya, dan geografi dari suatu masyarakat dengan kaitannya terhadap aktifitas atau fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Suatu aktifitas ekonomi seringkali tidak hanya dipengaruhi faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, modal, dan sumberdaya alam, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh nilai sosial atau tradisi yang berlaku di masyarakat. Pun hal yang sebaliknya dapat terjadi yakni aktifitas ekonomi yang kemudian mempengaruhi tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.


Walaupun terjadi perbedaan pendapat tentang relevansi ilmu ekonomi untuk studi antropologi ekonomi, ilmu antropologi ekonomi memperlihatkan keunikan tersendiri dalam mengkaji fenomena ekonomi. Ahli antropologi ekonomi menghadapi fenomena ekonomi dalam masyarakat sederhana yang terintegrasi dengan sistem sosial dan budaya, sehingga pada dasarnya pertanyaan yang diajukan ahli antropologi berbeda dengan ahli ekonomi saat menghadapi suatu fenomena. Pokok kajian dari ilmu antropologi pada suatu fenomena ekonomi bukanlah ekonomi secara umum; melainkan sesuatu yang disebut ''ethno-economics'' yakni yang berkaitan dengan pemikiran dan bahasa, ide-ide, serta prinsip yang mendasari tindakan ekonomi pada suatu masyarakat. Dalam hal ini, tugas dari ahli menjelaskan bagaimana suatu masyarakat memperoleh penghidupan, kemudian mengklasifikasikan cara-cara yang diperoleh dan membuat teori bagaimana hal tersebut berkaitan dengan nilai sosial atau kebudayaan.
Walaupun terjadi perbedaan pendapat tentang relevansi ilmu ekonomi untuk studi antropologi ekonomi, ilmu antropologi ekonomi memperlihatkan keunikan tersendiri dalam mengkaji fenomena ekonomi. Ahli antropologi ekonomi menghadapi fenomena ekonomi dalam masyarakat sederhana yang terintegrasi dengan sistem sosial dan budaya, sehingga pada dasarnya pertanyaan yang diajukan ahli antropologi berbeda dengan ahli ekonomi saat menghadapi suatu fenomena.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Hudayana|first=Bambang|date=2013-06-25|title=ANTROPOLOGI EKONOMI VERSUS ILMU EKONOMI KAJIAN AWAL TENTANG MASALAH SEJARAH, OBYEK DAN METODE|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2090|journal=Humaniora|language=id|volume=0|issue=2|doi=10.22146/jh.v0i2.2090|issn=2302-9269}}</ref> Pokok kajian dari ilmu antropologi pada suatu fenomena ekonomi bukanlah ekonomi secara umum; melainkan sesuatu yang disebut ''ethno-economics'' yakni yang berkaitan dengan pemikiran dan bahasa, ide-ide, serta prinsip yang mendasari tindakan ekonomi pada suatu masyarakat. Dalam hal ini, tugas dari ahli antropologi adalah menjelaskan bagaimana suatu masyarakat memperoleh penghidupan, kemudian mengklasifikasikan cara-cara yang diperoleh dan membuat teori bagaimana hal tersebut berkaitan dengan nilai sosial atau kebudayaan.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite journal|last=Hudayana|first=Bambang|date=2013-06-24|title=KONSEP RESIPROSITAS DALAM ANTROPOLOGI EKONOMI|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/2076|journal=Humaniora|language=id|volume=0|issue=3|doi=10.22146/jh.v0i3.2076|issn=2302-9269}}</ref>


== Resiprositas dalam antropologi ekonomi ==
== Resiprositas dalam antropologi ekonomi ==


====== Resiprositas dalam ekonomi dan antropologi ======
====== Resiprositas dalam ekonomi dan antropologi ======
Antropologi ekonomi memilki kecenderungan yang khas dalam mengkaji masalah perekonomian ; antropologi ekonomi dalam kajiannya banyak menaruh perhatian terhadap berbagai gejala pertukaran yang tidak melibatkan uang sebagai alat pertukaran. Gejala pertukaran ini disebut sering disebut resiprositas atau redistribusi dalam ekonomi. Kecenderungan disiplin ilmu antropologi dalam hal ini berkaitan dengan orientasi studi antropologi yang banyak menaruh perhatian pada masyarakat-masyarakat luar eropa. Ketika awal perkembangan disiplin ilmu antropologi ekonomi, gejala-gejala pertukaran yang terjadi di komunitas masyarakat di luar Eropa umumnya tidak menggunakan mekanisme uang sebagai alat pertukaran sebagaimana yang terjadi di Eropa.
Antropologi ekonomi memilki kecenderungan yang khas dalam mengkaji masalah perekonomian ; antropologi ekonomi dalam kajiannya banyak menaruh perhatian terhadap berbagai gejala pertukaran yang tidak melibatkan uang sebagai alat pertukaran. Gejala pertukaran ini disebut sering disebut resiprositas atau redistribusi dalam ekonomi. Kecenderungan disiplin ilmu antropologi dalam hal ini berkaitan dengan orientasi studi antropologi yang banyak menaruh perhatian pada masyarakat-masyarakat luar eropa. Ketika awal perkembangan disiplin ilmu antropologi ekonomi, gejala-gejala pertukaran yang terjadi di komunitas masyarakat di luar Eropa umumnya tidak menggunakan mekanisme uang sebagai alat pertukaran sebagaimana yang terjadi di Eropa.<ref name=":1" />


====== Resiprositas dan pertukaran ======
====== Resiprositas dan pertukaran ======
Kajian mengenai resiprositas mencuat pada masanya setelah [[Bronisław Malinowski|Bronislaw Malinowski]], dalam bukunya ''Argonauts of the Western Pacific'' (1922) mengungkapkan fenomena unik berkaitan dengan resiprositas yang ia temui pada masyarakat di [[Kepulauan Trobriand]]. Malinowski mengamati keganjilan dimana, masyarakat asli Kepulauan Trobriand mau mempertaruhkan nyawanya untuk berlayar jauh demi memberikan pernak-pernik yang berupa gelang dan kalung (yang menurutnya tidak berharga) secara cuma-cuma. Kemudian ia mengamati proses dan lajur pertukaran pernak-pernik ini di seluruh pulau. Setelah itu Malinowski menyimpulkan bahwa sistem pertukaran ini berkaitan langsung dengan aspek politik di kepulauan tersebut. Malinowski menyebut proses ini sebagai pertukaran ''Kula''. Pertukaran Kula menurut Malinowski bukanlah barter; barter merupakan proses pertukaran langsung antara barang yang secara kuantitas atau kualitas bernilai sama. Sementara pertukaran Kula murni merupakan proses penghadiahan suatu pernak-pernik, yang kemudian diikuti proses penghadiahan lainnya sehingga terjadi pertukaran. Malinowski menekankan pendapatnya bahwa pertukaran ini terjadi antar individu dan hadiah yang diberikan tidaklah "murni" sebagai hadiah, karena individu yang berkaitan mengharapkan suatu hadiah kembali dengan nilai yang sama atau lebih besar dari pemberiannya.
Kajian mengenai resiprositas mencuat pada masanya setelah [[Bronisław Malinowski|Bronislaw Malinowski]], dalam bukunya ''Argonauts of the Western Pacific'' (1922) mengungkapkan fenomena unik berkaitan dengan resiprositas yang ia temui pada masyarakat di [[Kepulauan Trobriand]].<ref name=":2">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/910944939|title=Argonauts of the western Pacific : an account of native enterprise and adventure in the Archipelagoes of Melanisian New Quinea|last=1884-1942.|first=Malinowski, Bronislaw,|date=2002|publisher=Routledge|isbn=0203729501|location=London|oclc=910944939}} Hlm. 271-283</ref> Malinowski mengamati keganjilan dimana, masyarakat asli Kepulauan Trobriand mau mempertaruhkan nyawanya untuk berlayar jauh demi memberikan pernak-pernik yang berupa gelang dan kalung (yang menurutnya tidak berharga) secara cuma-cuma. Kemudian ia mengamati proses dan lajur pertukaran pernak-pernik ini di seluruh pulau. Setelah itu Malinowski menyimpulkan bahwa sistem pertukaran ini berkaitan langsung dengan aspek politik di kepulauan tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Parry|first=Jonathan|date=1986|title=The Gift, the Indian Gift and the 'Indian Gift'|url=http://www.jstor.org/stable/2803096|journal=Man|volume=21|issue=3|pages=453–473|doi=10.2307/2803096}}</ref> Malinowski menyebut proses ini sebagai pertukaran ''Kula''.<ref name=":2" /><ref name=":3">{{Cite book|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1574071406010049|title=Handbook of the Economics of Giving, Altruism and Reciprocity|last=Hann|first=Chris|date=2006-01-01|publisher=Elsevier|editor-last=Kolm|editor-first=Serge-Christophe|series=Foundations|volume=1|pages=207–223|editor-last2=Ythier|editor-first2=Jean Mercier}}</ref> Pertukaran Kula menurut Malinowski bukanlah barter; Barter merupakan proses pertukaran langsung antara barang atau jasa yang secara kuantitas atau kualitas bernilai sama, serta diawali persetujuan kedua belah pihak sebelum berlangsungnya pertukaran.<ref>{{Cite web|url=https://www2.palomar.edu/anthro/economy/econ_2.htm|title=Economic Systems: Non-market Economies|website=www2.palomar.edu|access-date=2017-10-24}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/barter|title=Definition of BARTER|website=www.merriam-webster.com|language=en|access-date=2017-10-24}}</ref> Sementara pertukaran Kula murni merupakan proses penghadiahan suatu pernak-pernik, yang kemudian diikuti proses penghadiahan lainnya sehingga terjadi pertukaran. Malinowski menekankan pendapatnya bahwa pertukaran ini terjadi antar individu dan hadiah yang diberikan tidaklah "murni" sebagai hadiah, karena individu yang berkaitan mengharapkan suatu hadiah kembali dengan nilai yang sama atau lebih besar dari pemberiannya.<ref name=":3" />

Dalam kelanjutannya terdapat berbagi pro dan kontra terhadap gagasan yang dikemukakan oleh Malinowski. [[Marcel Mauss]] dalam tulisannya ''The Gift (Essai sur le Don'' ([[Bahasa Perancis|Prancis]])'')'' mengemukakan bahwa pertukaran ini merupakan bagian dari kelompok alih-alih individu seperti yang dikemukakan Malinowski.<ref name=":3" /><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/50703881|title=The gift : the form and reason for exchange in archaic societies|last=1872-1950,|first=Mauss, Marcel,|last2=D.,|first2=Halls, W.|isbn=0203715683|location=London|oclc=50703881}} Hlm 85-106</ref> Malinowski juga dalam gagasannya tidak mengemukakan dampak apabila sang pemberi hadiah tidak menerima suatu hadiah kembali di akhir pemberian. Mauss berpendapat bahwa pertukaran hadiah dilakukan untuk menjaga hubungan baik antara sang pemberi hadiah, dimana jika pemberi hadiah tidak memperoleh suatu hadiah balasan, maka kejadian ini akan berdampak pada tradisi pemberian hadiah selanjutnya dan juga hubungan antar kelompok tersebut. Secara ringkas Mauss menegaskan "tidak ada yang gratis" dalam fenomena yang diamati Malinowski.<ref name=":3" />


== Ekonomi sosial dan politik ==
== Ekonomi sosial dan politik ==
enting pada abad 20


== Beberapa kajian antropologi ekonomi di Indonesia ==
== Ekonomi dan kebudayaan ==

== Referensi ==

Revisi per 24 Oktober 2017 20.56

Antropologi ekonomi adalah interdisiplin dari cabang ilmu antropologi yang membahas kaitan antara sejarah, nilai sosial-budaya, dan geografi dari suatu masyarakat dengan kaitannya terhadap aktifitas atau fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Suatu aktifitas ekonomi seringkali tidak hanya dipengaruhi faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, modal, dan sumberdaya alam, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh nilai sosial atau tradisi yang berlaku di masyarakat. Pun hal yang sebaliknya dapat terjadi yakni aktifitas ekonomi yang kemudian mempengaruhi tatanan sosial yang berlaku di masyarakat.

Walaupun terjadi perbedaan pendapat tentang relevansi ilmu ekonomi untuk studi antropologi ekonomi, ilmu antropologi ekonomi memperlihatkan keunikan tersendiri dalam mengkaji fenomena ekonomi. Ahli antropologi ekonomi menghadapi fenomena ekonomi dalam masyarakat sederhana yang terintegrasi dengan sistem sosial dan budaya, sehingga pada dasarnya pertanyaan yang diajukan ahli antropologi berbeda dengan ahli ekonomi saat menghadapi suatu fenomena.[1] Pokok kajian dari ilmu antropologi pada suatu fenomena ekonomi bukanlah ekonomi secara umum; melainkan sesuatu yang disebut ethno-economics yakni yang berkaitan dengan pemikiran dan bahasa, ide-ide, serta prinsip yang mendasari tindakan ekonomi pada suatu masyarakat. Dalam hal ini, tugas dari ahli antropologi adalah menjelaskan bagaimana suatu masyarakat memperoleh penghidupan, kemudian mengklasifikasikan cara-cara yang diperoleh dan membuat teori bagaimana hal tersebut berkaitan dengan nilai sosial atau kebudayaan.[1][2]

Resiprositas dalam antropologi ekonomi

Resiprositas dalam ekonomi dan antropologi

Antropologi ekonomi memilki kecenderungan yang khas dalam mengkaji masalah perekonomian ; antropologi ekonomi dalam kajiannya banyak menaruh perhatian terhadap berbagai gejala pertukaran yang tidak melibatkan uang sebagai alat pertukaran. Gejala pertukaran ini disebut sering disebut resiprositas atau redistribusi dalam ekonomi. Kecenderungan disiplin ilmu antropologi dalam hal ini berkaitan dengan orientasi studi antropologi yang banyak menaruh perhatian pada masyarakat-masyarakat luar eropa. Ketika awal perkembangan disiplin ilmu antropologi ekonomi, gejala-gejala pertukaran yang terjadi di komunitas masyarakat di luar Eropa umumnya tidak menggunakan mekanisme uang sebagai alat pertukaran sebagaimana yang terjadi di Eropa.[2]

Resiprositas dan pertukaran

Kajian mengenai resiprositas mencuat pada masanya setelah Bronislaw Malinowski, dalam bukunya Argonauts of the Western Pacific (1922) mengungkapkan fenomena unik berkaitan dengan resiprositas yang ia temui pada masyarakat di Kepulauan Trobriand.[3] Malinowski mengamati keganjilan dimana, masyarakat asli Kepulauan Trobriand mau mempertaruhkan nyawanya untuk berlayar jauh demi memberikan pernak-pernik yang berupa gelang dan kalung (yang menurutnya tidak berharga) secara cuma-cuma. Kemudian ia mengamati proses dan lajur pertukaran pernak-pernik ini di seluruh pulau. Setelah itu Malinowski menyimpulkan bahwa sistem pertukaran ini berkaitan langsung dengan aspek politik di kepulauan tersebut.[4] Malinowski menyebut proses ini sebagai pertukaran Kula.[3][5] Pertukaran Kula menurut Malinowski bukanlah barter; Barter merupakan proses pertukaran langsung antara barang atau jasa yang secara kuantitas atau kualitas bernilai sama, serta diawali persetujuan kedua belah pihak sebelum berlangsungnya pertukaran.[6][7] Sementara pertukaran Kula murni merupakan proses penghadiahan suatu pernak-pernik, yang kemudian diikuti proses penghadiahan lainnya sehingga terjadi pertukaran. Malinowski menekankan pendapatnya bahwa pertukaran ini terjadi antar individu dan hadiah yang diberikan tidaklah "murni" sebagai hadiah, karena individu yang berkaitan mengharapkan suatu hadiah kembali dengan nilai yang sama atau lebih besar dari pemberiannya.[5]

Dalam kelanjutannya terdapat berbagi pro dan kontra terhadap gagasan yang dikemukakan oleh Malinowski. Marcel Mauss dalam tulisannya The Gift (Essai sur le Don (Prancis)) mengemukakan bahwa pertukaran ini merupakan bagian dari kelompok alih-alih individu seperti yang dikemukakan Malinowski.[5][8] Malinowski juga dalam gagasannya tidak mengemukakan dampak apabila sang pemberi hadiah tidak menerima suatu hadiah kembali di akhir pemberian. Mauss berpendapat bahwa pertukaran hadiah dilakukan untuk menjaga hubungan baik antara sang pemberi hadiah, dimana jika pemberi hadiah tidak memperoleh suatu hadiah balasan, maka kejadian ini akan berdampak pada tradisi pemberian hadiah selanjutnya dan juga hubungan antar kelompok tersebut. Secara ringkas Mauss menegaskan "tidak ada yang gratis" dalam fenomena yang diamati Malinowski.[5]

Ekonomi sosial dan politik

Beberapa kajian antropologi ekonomi di Indonesia

Referensi

  1. ^ a b Hudayana, Bambang (2013-06-25). "ANTROPOLOGI EKONOMI VERSUS ILMU EKONOMI KAJIAN AWAL TENTANG MASALAH SEJARAH, OBYEK DAN METODE". Humaniora. 0 (2). doi:10.22146/jh.v0i2.2090. ISSN 2302-9269. 
  2. ^ a b Hudayana, Bambang (2013-06-24). "KONSEP RESIPROSITAS DALAM ANTROPOLOGI EKONOMI". Humaniora. 0 (3). doi:10.22146/jh.v0i3.2076. ISSN 2302-9269. 
  3. ^ a b 1884-1942., Malinowski, Bronislaw, (2002). Argonauts of the western Pacific : an account of native enterprise and adventure in the Archipelagoes of Melanisian New Quinea. London: Routledge. ISBN 0203729501. OCLC 910944939.  Hlm. 271-283
  4. ^ Parry, Jonathan (1986). "The Gift, the Indian Gift and the 'Indian Gift'". Man. 21 (3): 453–473. doi:10.2307/2803096. 
  5. ^ a b c d Hann, Chris (2006-01-01). Kolm, Serge-Christophe; Ythier, Jean Mercier, ed. Handbook of the Economics of Giving, Altruism and Reciprocity. Foundations. 1. Elsevier. hlm. 207–223. 
  6. ^ "Economic Systems: Non-market Economies". www2.palomar.edu. Diakses tanggal 2017-10-24. 
  7. ^ "Definition of BARTER". www.merriam-webster.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-24. 
  8. ^ 1872-1950,, Mauss, Marcel,; D.,, Halls, W. The gift : the form and reason for exchange in archaic societies. London. ISBN 0203715683. OCLC 50703881.  Hlm 85-106