Lompat ke isi

Al-Ghazali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Whisperwind12 (bicara | kontrib)
k istilah dan menambahkan tautan
Baris 20: Baris 20:
|influenced = [[Ibnu Rusyd]], [[Nicholas of Autrecourt]], [[Thomas Aquinas|Aquinas]], [[Abdul-Qader Bedil]], [[René Descartes|Descartes]], [[Maimonides]], [[Ramón Martí]], [[Fakhr al-Din al-Razi|Fakhruddin Razi]], [[Ahmad Sirhindi]], [[Shah Waliullah]]
|influenced = [[Ibnu Rusyd]], [[Nicholas of Autrecourt]], [[Thomas Aquinas|Aquinas]], [[Abdul-Qader Bedil]], [[René Descartes|Descartes]], [[Maimonides]], [[Ramón Martí]], [[Fakhr al-Din al-Razi|Fakhruddin Razi]], [[Ahmad Sirhindi]], [[Shah Waliullah]]
}}
}}
'''Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i''' ({{tahun mati dan umur|1058|1111|hlahir=450 H|hmati=14 Jumadil Akhir 505 H|tlahir=Thus|tmati=Thus}}) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai ''Algazel'' di dunia Barat abad Pertengahan.<ref>{{cite book|title=Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies|author=Christian D. Von Dehsen|year=1999|publisher=Greenwood Publishing Group|pages=75|isbn=978-157-356-152-5}}</ref><ref>{{cite book|title=Al-Ghazali|author=Hermawan|coauthors = Karung Mutiara, Jitet Koestana|year=1997|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|Location=Jakarta|pages=vii|isbn=979-902-308-4}}</ref><ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=GU6A9UJs-SoC&lpg=PA9&dq=perang%20salib&pg=PA9#v=onepage&q=perang%20salib&f=false|title=Hegemoni Kristen-Barat dalam studi Islam di perguruan tinggi|last=Husaini|first=Adian|publisher=Gema Insani|year=2006|isbn=9795600982|pages=9}}ISBN 978-979-560-098-5</ref>
'''Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i''' ({{tahun mati dan umur|1058|1111|hlahir=450 H|hmati=14 Jumadil Akhir 505 H|tlahir=Thus|tmati=Thus}}) adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai ''Algazel'' di dunia Barat abad Pertengahan.<ref>{{cite book|title=Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies|author=Christian D. Von Dehsen|year=1999|publisher=Greenwood Publishing Group|pages=75|isbn=978-157-356-152-5}}</ref><ref>{{cite book|title=Al-Ghazali|author=Hermawan|coauthors = Karung Mutiara, Jitet Koestana|year=1997|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|Location=Jakarta|pages=vii|isbn=979-902-308-4}}</ref><ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=GU6A9UJs-SoC&lpg=PA9&dq=perang%20salib&pg=PA9#v=onepage&q=perang%20salib&f=false|title=Hegemoni Kristen-Barat dalam studi Islam di perguruan tinggi|last=Husaini|first=Adian|publisher=Gema Insani|year=2006|isbn=9795600982|pages=9}}ISBN 978-979-560-098-5</ref>


Ia berkuniah '''Abu Hamid''' karena salah seorang anaknya bernama Hamid.{{fact}} Gelar dia '''al-Ghazali ath-Thusi''' berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar '''asy-Syafi'i''' menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di [[Madrasah Nizhamiyah]], pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
Ia berkuniah '''Abu Hamid''' karena salah seorang anaknya bernama Hamid.{{fact}} Gelar dia '''al-Ghazali ath-Thusi''' berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu [[Ghazalah]] di [[Bandar Thus]], [[Khurasan]], [[Persia]] (kini [[Iran]]). Sedangkan gelar '''asy-Syafi'i''' menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di [[Madrasah Nizhamiyah]], pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.


== Pelafalan Nama Al-Ghazali ==
== Pelafalan Nama Al-Ghazali ==

Revisi per 26 Oktober 2017 13.09

Al-Ghazālī (الغزالي)
Algazel
Lahir1058
Thus, Iran
Meninggal1111
Thus, Khorasan
EraZaman keemasan Islam
KawasanFilosof Islam
AliranIslam Sunni (Shafi'i, Ash'ari)
Minat utama
Teologi, Filsafat Islam, Fikih, Sufisme, Mistisisme, Psikologi, Logika, Kosmologi
Gagasan penting
skeptisisme, okasionalisme

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (1058 (umur -54–-53)) adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.[1][2][3]

Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.[butuh rujukan] Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (kini Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Pelafalan Nama Al-Ghazali

Yang lebih tepat sebenarnya adalah melafalkannya Al-Ghozzali ( الْغَزَّالِيُّ ), yakni dengan mentasydidkan huruf zay. Alasannya, lafaz Al-Ghazzali berasal dari kata Ghozzal ( الْغَزَّالُ ) yang bermakna tukang tenun. Al-Ghozzali dinisbatkan pada pekerjaan ini karena ayahnya adalah seorang tukang tenun bulu yang hasilnya dijual pada tokonya. Laqob ini sama seperti orang yang diberi gelar ‘atthori (العطّاري ) karena dia penjual minyak wangi atau khobbazi (الخبّازي ) karena dia menjual roti. Ibnu ‘Imad berkata:

شذرات الذهب في أخبار من ذهب (6/ 19)

والغزّالي: هو الغزّال، وكذا العطّاري والخبّازي ، على لغة أهل خراسان. قاله في «العبر» .وقال الإسنوي في «طبقاته» : الغزّالي إمام باسمه تنشرح الصدور، وتحيا النفوس، وبرسمه تفتخر المحابر وتهتزّ الطّروس، وبسماعه تخشع الأصوات وتخضع الرؤوس.

ولد بطوس، سنة خمسين وأربعمائة، وكان والده يغزل الصّوف ويبيعه في حانوته

Al Ghozzali bermakna Al Ghozzal yakni tukang tenun. Demikian pula Al-‘Atthori yang bermakna tukang parfum dan Al Khobbazi yang bermakna tukang roti menurut istilah penduduk Khurosan. Demikianlah yang beliau katakan dalam kitab Al ‘Ibar. Al Isnawi berkata dalam Thobaqotnya, Al Ghozzali adalah seorang imam yang dengan namanya dada menjadi lapang, jiwa menjadi hidup, tinta-tinta menjadi berbangga ketika menulis namanya, kertas-kertas terguncang mendengar namanya, suara-suara akan jadi khusyuk dan kepala-kepala akan tertunduk. Beliau dilahirkan di Thus tahun 450 H. Ayahnya menenun bulu dan menjualnya di tokonya.[4]

Sifat Pribadi

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum dia memulai pengembaraan, dia telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi dia telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan dia benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara', zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.

Pendidikan

Pada tingkat dasar, dia mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan dia menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, dia mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, dia melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian dia dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, dia menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

Tasawuf

  • Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama)[5], merupakan karyanya yang terkenal
  • Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)[6]
  • Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

Filsafat

  • Maqasid al-Falasifah
  • Tahafut al-Falasifah,[7] buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi

Logika

  • Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
  • Al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
  • Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

Referensi

  1. ^ Christian D. Von Dehsen (1999). Philosophers and Religious Leaders: Volume 2 dari Lives and Legacies. Greenwood Publishing Group. hlm. 75. ISBN 978-157-356-152-5. 
  2. ^ Hermawan (1997). Al-Ghazali. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. vii. ISBN 979-902-308-4. 
  3. ^ (Indonesia) Husaini, Adian (2006). Hegemoni Kristen-Barat dalam studi Islam di perguruan tinggi. Gema Insani. hlm. 9. ISBN 9795600982. ISBN 978-979-560-098-5
  4. ^ Admin (2016-10-31). "AL-GHOZALI ATAUKAH AL-GHOZZALI?". IRTAQI | Jadilah Benih Kebangkitan Islam. Diakses tanggal 2016-11-12. 
  5. ^ (Arab) -----. Ihya Ulumuddin (pranala unduhan, unduhan 5.33 MB).
  6. ^ (Inggris) -----. The Alchemy of Happiness. Translator: Claud Field (1863-1941). Northbrook Society. 1909.
  7. ^ (Inggris) Marmura. Al-Ghazali The Incoherence of the Philosophers (2nd edition). Printing Press, Brigham. ISBN 0-8425-2466-5.

Bacaan lanjutan FAIEZ FUAT

  • Laoust, H: La politique de Gazali, 1970.
  • Campanini, M.: Al-Ghazzali, in S.H. Nasr and O. Leaman, History of Islamic Philosophy 1996.
  • Watt, W M.: Muslim Intellectual: A Study of al-Ghazali, Edinburgh 1963.

Pranala luar