Lompat ke isi

Konvensi (norma): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aqrwp (bicara | kontrib)
k menambahkan referensi untuk konvensi sastra
Aqrwp (bicara | kontrib)
k Merapikan templat referensi
Baris 5: Baris 5:
== Konvensi Sastra ==
== Konvensi Sastra ==
Dalam ilmu sastra, konvensi sastra merupakan ketentuan-ketentuan yang membentuk format pada karya sastra menjadi sedemikian rupa. Misalnya, sajak pantun yang berupa a-b-a-b merupakan konvensi sastra karena terbentuk berdasarkan tradisi masyarakat Melayu Kuno yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi (peraturan tidak tertulis).<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/53477511|title=Membaca sastra : pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi|last=Melani.|first=Budianta,|date=2002|publisher=IndonesiaTera|isbn=9799375843|edition=Cet. 1|location=Magelang, Indonesia|oclc=53477511}}</ref>
Dalam ilmu sastra, konvensi sastra merupakan ketentuan-ketentuan yang membentuk format pada karya sastra menjadi sedemikian rupa. Misalnya, sajak pantun yang berupa a-b-a-b merupakan konvensi sastra karena terbentuk berdasarkan tradisi masyarakat Melayu Kuno yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi (peraturan tidak tertulis).<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/53477511|title=Membaca sastra : pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi|last=Melani.|first=Budianta,|date=2002|publisher=IndonesiaTera|isbn=9799375843|edition=Cet. 1|location=Magelang, Indonesia|oclc=53477511}}</ref>

== Referensi ==
{{reflist}}





Revisi per 31 Oktober 2017 08.26

Konvensi dalam norma adalah peraturan tak tertulis yang lama-kelamaan menjadi suatu kelumrahan dan bahkan menjadi peraturan yang disepakati secara pasif oleh masyarakat. Biasanya konvensi diturunkan dari generasi ke generasi berupa tradisi. Di Indonesia, contohnya adalah istilah pamali dalam kebudayaan Suku Sunda.

Konvensi norma bahkan dapat naik pangkat menjadi hukum tertulis suatu negara. Contoh yang bisa ditemui pada hukum negara Indonesia adalah peraturan bahwa laki-laki tidak boleh berkelakuan dan berpakaian seperti perempuan. Konvensi norma ini terjadi karena pengaruh religius yang kuat pada masyarakat Indonesia.

Konvensi Sastra

Dalam ilmu sastra, konvensi sastra merupakan ketentuan-ketentuan yang membentuk format pada karya sastra menjadi sedemikian rupa. Misalnya, sajak pantun yang berupa a-b-a-b merupakan konvensi sastra karena terbentuk berdasarkan tradisi masyarakat Melayu Kuno yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi (peraturan tidak tertulis).[1]

Referensi

  1. ^ Melani., Budianta, (2002). Membaca sastra : pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi (edisi ke-Cet. 1). Magelang, Indonesia: IndonesiaTera. ISBN 9799375843. OCLC 53477511.