Lompat ke isi

Karanjalembah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bagas Chrisara memindahkan halaman Karanja Lembah ke Karanjalembah: Kesalahan teknis.
Baris 10: Baris 10:


Makam Karanjalembah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya di Provinsi Sulawesi Tengah.<ref>{{cite web|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/2015/04/08/data-cagar-budaya-di-sulawesi-tengah-per-des-2014/|title=DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014)|date=8 April 2015}}</ref> Untuk mengenang Karanja Lembah, banyak jalan raya di kota-kota Sulawesi Tengah seperti [[Palu]] dan [[Sigi Biromaru]] yang dinamakan Jalan Karanja Lembah.
Makam Karanjalembah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya di Provinsi Sulawesi Tengah.<ref>{{cite web|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/2015/04/08/data-cagar-budaya-di-sulawesi-tengah-per-des-2014/|title=DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014)|date=8 April 2015}}</ref> Untuk mengenang Karanja Lembah, banyak jalan raya di kota-kota Sulawesi Tengah seperti [[Palu]] dan [[Sigi Biromaru]] yang dinamakan Jalan Karanja Lembah.

== Kata-kata terkenal ==
Kata-kata terkenal dari Karanjalembah adalah,'''Merah darah kutumpahkan, putih tulang kutebaskan, aku mati demi negeriku'''.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 31 Oktober 2017 13.10


Karanja Lembah atau Karanjalembah atau Toi Dompu adalah pahlawan Sulawesi Tengah, Raja Sigi yang memimpin Perang Sigi Dolo menentang Hindia Belanda tahun 1900an di lembah Palu.

Perlawanan

Karanjalembah adalah raja muda Sigi yang bergelar Toi Dompu. Ia menentang secara terbuka aturan Hindia Belanda tentang Plakat Pendek atau Perjanjian Singkat atau "Koerte Varklaring", yang berisi pengakuan raja-raja di Nusantara untuk mengakui kekuasaan mereka atas wilayahnya. Raja Sigi bersama rakyatnya melakukan perang terbuka melawan Belanda hingga ia ditangkap 1905 dan diasingkan ke Kabupaten Sukabumi tahun 1915.

Meninggal

Karanjalembah meninggal pada tahun 1917 dalam pengasingannya di Kabupaten Sukabumi dan dimakamkan di Desa Cisaat, Sukabumi. Pada tahun 2006, di masa pemerintahan Gubernur Bandjela Paliudju, Pemprov Sulteng memindahkan jenazah Karanja Lembah dari Sukabumi ke Desa Watunonju, Kabupaten Sigi.[1][2] Pemindahan ini menelan biaya sekitar Rp 250 juta, dengan tujuan untuk memudahkan perawatan sekaligus upaya memperjuangkan Raja Sigi Karanjalembah sebagai pahlawan nasional.[2]

Makam Karanjalembah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya di Provinsi Sulawesi Tengah.[3] Untuk mengenang Karanja Lembah, banyak jalan raya di kota-kota Sulawesi Tengah seperti Palu dan Sigi Biromaru yang dinamakan Jalan Karanja Lembah.

Referensi