Gerakan petani: Perbedaan antara revisi
menambahkan contoh dr radikalisasi petani |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
<references /> |
<references /> |
||
[[Kategori:Petani]] |
[[Kategori:Petani]] |
||
[[Kategori:Politik]] |
[[Kategori:Politik]] |
Revisi per 19 November 2017 03.10
Gerakan petani Gerakan petani dapat dikategorikan sebagai salah satu dari bentuk gerakan sosial. Gerakan petani merupakan protes yang dilakukan oleh kaum petani yang bertujuan untuk menuntut adanya suatu reformasi dan memberikan kesejahteraan bagi kaum petani. Gerakan perlawanan petani lahir karena adanya pengorganisasian yang di lakuakan oleh satu atau beberapa orang tokoh penguasa.[1] Hal tersebut juga bersamaan dengan adanya eksploitasi yang dilakukan oleh negara. Eksploitasi yang dilakukan menimpa banyak petani yang terjadi diseluruh wilayah hingga mengancam kondisi mereka. Menurut Scott (1976), hal ini sudah cukup bagi petani untuk melampiaskan kemarahannya terhadap tatanan sosial yang ada.[2]
Berikut ini merupakan faktor lahirnya gerakan petani:
- Radikalisasi terhadap Petani. Radikalisasi petani ini dianggap menjadi faktor utama yang melahirkan adanya gerakan sosial dari petani. Perlakuan yang dilakukan terhadap petani pada saat itu seperti penindasan, pemungutan pajak, perampasan hak, dsb.
- pengorganisasi petani, proses pengorganisasi yang dilakukan biasanya oleh sekelompok orang tertentu yang melakukan doktrin kepada petani untuk melawan segala bentuk penindasan.
- makna tanah bagi petani. Terdapat interpretasi yang tibul antara petani dengan tanah, dimana ikatan tersebut dapat bersifat ekonomi, sakral, maupun kultural. Sehingga petani akan mempertahankan tanah miliknya.
Tujuan dengan adanya gerakan petani tersebut untuk membela hak-hak petani agar aspirasi mereka dapat didengar oleh pemerintah. Dengan demikian, lahan yang dimiliki oleh petani tidak dengan mudah untuk digusur hanya untuk kepentingan penguasa. Dengan adanya gerakan tersebut, maka muncullah organisasi petani yang terdapat keterlibatan dari aktivis mahasiswa, LSM, yang akan melakukan pengorganisasian. Organisasi tersebut ada karena dibentuk dan dibangun atas dasar persamaan nasib untuk memperjuangkan hak-hak yang selama ini dirampas.