Mores: Perbedaan antara revisi
William Graham Sumner from left.jpg |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:William Graham Sumner from left.jpg|250px| |
[[Berkas:William Graham Sumner from left.jpg|250px|jmpl|William Graham Sumner merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan konsep Folkways]] |
||
'''Folkways''' adalah [[adat]] istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan [[hukum sosial]] tak resmi.<ref name="a">{{id}} {{cite journal |
'''Folkways''' adalah [[adat]] istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan [[hukum sosial]] tak resmi.<ref name="a">{{id}} {{cite journal |
||
| author = Shadily, Hasan |
| author = Shadily, Hasan |
Revisi per 26 November 2017 07.12
Folkways adalah adat istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan hukum sosial tak resmi.[1] Konsep ini dipakai sebagai lawan dari Mores dan dikembangkan oleh ahli sosiologi bernama William Graham Sumner dalam bukunya yang berjudul Folkways pada 1906.[1][2]
Ciri-ciri
Folkways atau cara hidup juga diartikan sebagai suatu norma yang dipandang oleh kelompok tertentu tidak terlalu penting.[2] Atau dengan kata lain, suatu norma yang mungkin saja dilanggar tanpa suatu bentuk hukum yang jelas, misalnya cara berjalan di dalam lingkungan keraton, cara bicara, atau laki-laki yang harus berambut pendek dan perempuan harus berambut panjang.[2] Folkways berbeda dengan mores dalam kerangka ukuran, sifat, penting atau tidaknya, serta hukuman yang diberikan.[2] Sebagai contoh, pembunuhan.[2] Seorang tentara akan diberi bintang jasa bila mampu membunuh lawan dalam jumlah besar.[2] Namun tetap saja ada aturan yang tidak memperbolehkan seorang tentara membunuh tentara lawan saat lawan sedang terjun payung.[2] Hal ini juga berlaku bagi penjaga toko yang dengan terpaksa menembak mati sekawanan pencuri yang merampok tokonya.[2]