Lompat ke isi

Ideal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Immanuel Kant (painted portrait).jpg|250px|thumb|right|Immanuel Kant berpendapat juga tentang ideal]]
[[Berkas:Immanuel Kant (painted portrait).jpg|250px|jmpl|ka|Immanuel Kant berpendapat juga tentang ideal]]
'''Ideal''' berasal dari kata dalam [[bahasa Yunani]] yaitu ''idea'', yang memiliki arti dalam [[bahasa Indonesia]] sebagai sebuah [[visi]] atau [[kontemplasi]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=299}}</ref><ref name="b"> {{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|publisher=Balai Pustaka|place=Jakarta|year=1997|page=365}}</ref> [[Plato]], salah satu tokoh [[filsafat Yunani]], menggunakan istilah ideal untuk menunjukkan ide-ide [[kekal]] yang setiap [[ide]] tersebut mempunyai [[kesempurnaan]] [[jenis]].<ref name="a"/> Istilah ideal, pada masa sekarang, digunakan untuk menunjukkan sebuah bentuk sikap mempertahankan aspek [[valuasional dunia]], sedangkan aspek [[epistemologis]] dan aspek [[metafisis]] dalam istilah ideal telah diabaikan.<ref name="a"/> Dua arti dari istilah ideal ini tetap bertahan dalam penggunaan istilah [[idealisme].<ref name="a"/> Dalam sistem [[filsafat]] yang membawa dan menggunakan istilah ideal itu, ide merupakan bagian kategori sentral. Dalam situasi seperti itu, konsep kesempurnaan selalu atau hampir selalu dihadirkan dalam sistem itu.<ref name="a"/> [[Immanuel Kant]], salah satu tokoh filsafat, menggunakan ungkapan Ideal Akal untuk mengacu pada definisi bentuk keberadaan [[Tuhan]] yaitu salah satu dari bagian Ide Akal yang dalam dirinya memuat [[determinasi]] seluruh [[eksistensi]] yang terbatas.<ref name="a"/>
'''Ideal''' berasal dari kata dalam [[bahasa Yunani]] yaitu ''idea'', yang memiliki arti dalam [[bahasa Indonesia]] sebagai sebuah [[visi]] atau [[kontemplasi]].<ref name="a"> {{cite book|author=Lorens Bagus|title=Kamus Filsafat|publisher=Gramedia|place=Jakarta|year=1996|page=299}}</ref><ref name="b"> {{cite book|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|publisher=Balai Pustaka|place=Jakarta|year=1997|page=365}}</ref> [[Plato]], salah satu tokoh [[filsafat Yunani]], menggunakan istilah ideal untuk menunjukkan ide-ide [[kekal]] yang setiap [[ide]] tersebut mempunyai [[kesempurnaan]] [[jenis]].<ref name="a"/> Istilah ideal, pada masa sekarang, digunakan untuk menunjukkan sebuah bentuk sikap mempertahankan aspek [[valuasional dunia]], sedangkan aspek [[epistemologis]] dan aspek [[metafisis]] dalam istilah ideal telah diabaikan.<ref name="a"/> Dua arti dari istilah ideal ini tetap bertahan dalam penggunaan istilah [[idealisme].<ref name="a"/> Dalam sistem [[filsafat]] yang membawa dan menggunakan istilah ideal itu, ide merupakan bagian kategori sentral. Dalam situasi seperti itu, konsep kesempurnaan selalu atau hampir selalu dihadirkan dalam sistem itu.<ref name="a"/> [[Immanuel Kant]], salah satu tokoh filsafat, menggunakan ungkapan Ideal Akal untuk mengacu pada definisi bentuk keberadaan [[Tuhan]] yaitu salah satu dari bagian Ide Akal yang dalam dirinya memuat [[determinasi]] seluruh [[eksistensi]] yang terbatas.<ref name="a"/>



Revisi per 27 November 2017 09.21

Immanuel Kant berpendapat juga tentang ideal

Ideal berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu idea, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai sebuah visi atau kontemplasi.[1][2] Plato, salah satu tokoh filsafat Yunani, menggunakan istilah ideal untuk menunjukkan ide-ide kekal yang setiap ide tersebut mempunyai kesempurnaan jenis.[1] Istilah ideal, pada masa sekarang, digunakan untuk menunjukkan sebuah bentuk sikap mempertahankan aspek valuasional dunia, sedangkan aspek epistemologis dan aspek metafisis dalam istilah ideal telah diabaikan.[1] Dua arti dari istilah ideal ini tetap bertahan dalam penggunaan istilah [[idealisme].[1] Dalam sistem filsafat yang membawa dan menggunakan istilah ideal itu, ide merupakan bagian kategori sentral. Dalam situasi seperti itu, konsep kesempurnaan selalu atau hampir selalu dihadirkan dalam sistem itu.[1] Immanuel Kant, salah satu tokoh filsafat, menggunakan ungkapan Ideal Akal untuk mengacu pada definisi bentuk keberadaan Tuhan yaitu salah satu dari bagian Ide Akal yang dalam dirinya memuat determinasi seluruh eksistensi yang terbatas.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 299. 
  2. ^ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1997. hlm. 365.