Sekolah Dinas Luar Negeri: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 23: | Baris 23: | ||
|File:Alatas.jpg|[[Ali Alatas]]<br>{{small|ADLN 1954}} |
|File:Alatas.jpg|[[Ali Alatas]]<br>{{small|ADLN 1954}} |
||
|File:Joop_ave.jpg|[[Joop Ave]]<br>{{small|ADLN 1957}} |
|File:Joop_ave.jpg|[[Joop Ave]]<br>{{small|ADLN 1957}} |
||
|File: |
|File:Marty Natalegawa at the World Economic Forum on East Asia 2011.jpg|[[Marty Natalegawa]]<br>{{small|Sekdilu XII (1986)}} |
||
|File:Retno_Marsudi.jpg|[[Retno Marsudi]]<br>{{small|Sekdilu XII (1986)}} |
|File:Retno_Marsudi.jpg|[[Retno Marsudi]]<br>{{small|Sekdilu XII (1986)}} |
||
|File:Dino Patti Djalal.png|[[Dino Patti Djalal]]<br>{{small|Sekdilu XIII (1987)}} |
|File:Dino Patti Djalal.png|[[Dino Patti Djalal]]<br>{{small|Sekdilu XIII (1987)}} |
Revisi per 29 November 2017 15.26
Sekdilu atau Sekolah Dinas Luar Negeri (sebelumnya dinamakan Akademi Dinas Luar Negeri / ADLN) adalah program pendidikan dan pelatihan fungsional diplomat dasar pada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang baru direkrut melalui penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil untuk menempati posisi Pejabat Diplomatik dan Konsuler (PDK). Sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik dan Konsuler, Sekdilu bertujuan membentuk diplomat pratama yang profesional dan cerdas, memiliki kepribadian dan perilaku terpuji, dan semangat kejuangan yang tinggi untuk melaksanakan tugas diplomatik dan konsuler. Sasaran dari penyelenggaraan Sekdilu adalah mendidik dan melatih calon pejabat diplomatik menjadi atase sampai dengan sekretaris kedua untuk mampu dan memahami dengan baik tugas dan fungsi diplomat pratama dalam pelaksanaan politik luar negeri dan hubungan luar negeri.[1] Sekdilu saat ini dipimpin oleh Spica Alphanya Tutuhatunewa selaku Direktur Sekdilu sejak tahun 2014.
Sejarah
Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN), didirikan pada tahun 1949 oleh Achmad Soebardjo, Menteri Luar Negeri Indonesia pertama.[2] ADLN semula diadakan dengan format perkuliahan di perguruan tinggi pada umumnya, dengan waktu studi selama tiga tahun. Namun dalam perkembangannya, setelah pergantian nama menjadi Sekdilu, bentuk pendidikan diubah menjadi serupa dengan diklat prajabatan, dengan masa studi selama delapan bulan.[1]
Pendidikan dan pelatihan
Metode pendidikan dan pelatihan pada Sekdilu berupa pengajaran substansi ilmu-ilmu utama dalam diplomasi, swabina, teori dan latihan praktik diplomasi, simulasi dalam bahasa Inggris, serta pemahaman yang baik mengenai korespondensi diplomatik, keprotokolan, dan kekonsuleran.[1]
Fasilitas
Sepanjang pelaksanaan Sekdilu, peserta Sekdilu mendapatkan uang saku, pakaian sipil lengkap (PSL), dan akomodasi, yang ditentukan berdasarkan anggaran Kementerian Luar Negeri.[1] Akomodasi dan pelaksanaan Sekdilu sendiri umumnya diadakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri di Jalan Sisingamangaraja Nomor 73, Jakarta Selatan.
Program magang
Lulusan Sekdilu wajib mengikuti program magang di perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai bagian proses pendidikan dengan tujuan untuk memberikan wawasan, pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan keterampilan diplomasi pejabat diplomatik, dan dilaksanakan untuk jangka waktu tiga bulan dan dihitung sebagai masa kerja.[1]
Daftar alumni Sekdilu
- Ali Alatas, ADLN 1954, Menteri Luar Negeri Indonesia ke-13 (1988–1999)
- Dino Patti Djalal, Sekdilu XIII/1987, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia ke-5 (2014)
- Joop Ave, ADLN 1957, Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Indonesia ke-7 (1993–1998)
- Mahendra Siregar, Sekdilu XII/1986, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2013–2014)
- Marty Natalegawa, Sekdilu XII/1986, Menteri Luar Negeri Indonesia ke-16 (2009–2014)
- Nana Sutresna, ADLN 1953, Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya ke-15 (1999–2002)
- Ramadhan K.H.,[3] ADLN 1949, Sastrawan
- Retno Marsudi, Sekdilu XII/1986, Menteri Luar Negeri Indonesia ke-17 (2014–)
- Sabam Siagian, Duta Besar Indonesia untuk Australia ke-15 (1991–1995)
- Sjahril Sabaruddin, Sekdilu IV/1978, Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan (2010–2013)
Referensi
- ^ a b c d e "Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik dan Konsuler" (PDF). Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
- ^ Lusiana Rumintang (2009). Bekerja Sebagai Diplomat. PT. Penerbit Erlangga Mahameru. Diakses tanggal 21 September 2017.
- ^ Ramadhan K.H. (2003). Priangan la jolie. IndonesiaTera. Diakses tanggal 21 September 2017.