Lompat ke isi

Reseptor warna: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis, (-kemanusian +kemanusiaan, -manusi +manusia)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 16: Baris 16:
}}
}}


[[Berkas:Cone cell en.png|thumb|Struktur sel kerucut.]]
[[Berkas:Cone cell en.png|jmpl|Struktur sel kerucut.]]
'''Reseptor warna''' atau sering juga disebut '''sel kerucut''' ({{lang-en|cone cell}}) adalah sel penerima sinar di dalam [[retina]] mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan warna. Sel kerucut akan bekerja dengan baik pada kondisi yang cukup terang. Sebagai lawannya, sel batang akan bekerja dengan baik pada cahaya yang redup.
'''Reseptor warna''' atau sering juga disebut '''sel kerucut''' ({{lang-en|cone cell}}) adalah sel penerima sinar di dalam [[retina]] mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan warna. Sel kerucut akan bekerja dengan baik pada kondisi yang cukup terang. Sebagai lawannya, sel batang akan bekerja dengan baik pada cahaya yang redup.



Revisi per 30 November 2017 05.10

Neuron: Cone cell
Cone cell - Spektrum responsiviti pada sel kerucut manusia tipe S, M, dan L
Spektrum responsiviti pada sel kerucut manusia tipe S, M, dan L
FungsiMelihat warna
ID NeuroLexsao1103104164
Struktur sel kerucut.

Reseptor warna atau sering juga disebut sel kerucut (bahasa Inggris: cone cell) adalah sel penerima sinar di dalam retina mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan warna. Sel kerucut akan bekerja dengan baik pada kondisi yang cukup terang. Sebagai lawannya, sel batang akan bekerja dengan baik pada cahaya yang redup.

Osterberg pada tahun 1935 mengatakan, ada sekitar enam juta sel kerucut pada mata manusia.[1] Sementara Curcio pada tahun 1990 mengatakan ada sekitar 4,5 juta sel kerucut dan 90 juta sel batang pada retina manusia.[2][3]

Sel kerucut kurang sensitif terhadap cahaya dibandingkan sel batang, tetapi sel kerucut mampu membedakan warna. Sel kerucut juga dapat melihat detail yang lebih halus dan karena memiliki respon yang cepat terhadap perubahan.[4] Karena manusia biasanya memiliki tiga jenis sel kerucut dengan iodopsin berbeda, yang memiliki kurva respon yang berbeda, dengan demikian manusia menanggapi variasi warna dengan cara yang berbeda. Hal ini yang mebuat manusia memiliki penglihatan trikromatik. Pada kasus but warna, satu atau lebih sel kerucut tidak berfungsi sebagai mana mestinya, sehingga penderita buta warna tidak bisa melihat warna tertentu. Pernah juga di laporkan bahwa ada manusia yang memiliki empat atau lebih sel kerucut yang membuat mereka memiliki penglihatan tetrakromatik.[5][6][7] Kerusakan pada sel kerucut akan menyebapkan kebutaan.

Lihat Juga

Referensi

  1. ^ G. Osterberg (1935). “Topography of the layer of rods and cones in the human retina,” Acta Ophthalmol., Suppl. 13:6, pp. 1–102.
  2. ^ Oyster, C. W. (1999). The human eye: structure and function. Sinauer Associates. 
  3. ^ Curcio, CA.; Sloan, KR.; Kalina, RE.; Hendrickson, AE. (1990). "Human photoreceptor topography". J Comp Neurol. 292 (4): 497–523. doi:10.1002/cne.902920402. PMID 2324310. 
  4. ^ Kandel, E.R. (2000). Principles of Neural Science (edisi ke-4th). New York: McGraw-Hill. hlm. 507–513. 
  5. ^ Jameson, K. A., Highnote, S. M., & Wasserman, L. M. (2001). "Richer colour experience in observers with multiple photopigment opsin genes" (PDF). Psychonomic Bulletin and Review. 8 (2): 244–261. doi:10.3758/BF03196159. PMID 11495112. 
  6. ^ "You won't believe your eyes: The mysteries of sight revealed". The Independent. 7 March 2007. 
  7. ^ Mark Roth (September 13, 2006]). "Some women may see 100,000,000 colours, thanks to their genes". Pittsburgh Post-Gazette. 

Pranala luar