Sebuah Tragedi 1981: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Sebuah Tragedi 1981''' adalah lagu ciptaan [[Ebiet G Ade]] pada tahun 1982 untuk mengenang kisah heroik kapten kapal Tampomas II, Abdul Rivai yang memilih tetap tinggal di kapal yang terbakar dan akhirnya tenggelam untuk mendahulukan penyelamatan penumpang. Ia kemudian tewas bersama ratusan penumpang lain. |
'''Sebuah Tragedi 1981''' adalah lagu ciptaan [[Ebiet G Ade]] pada tahun 1982 untuk mengenang kisah heroik kapten kapal Tampomas II, Abdul Rivai yang memilih tetap tinggal di kapal yang terbakar dan akhirnya tenggelam untuk mendahulukan penyelamatan penumpang. Ia kemudian tewas bersama ratusan penumpang lain. |
||
Lagu ini diciptakan atas permintaan anak dari almarhum. |
Lagu ini diciptakan atas permintaan anak dari almarhum. |
||
==Lirik== |
== Lirik == |
||
<blockQuote> |
<blockQuote> |
||
Dia nampak tegah berdiri, gagah perkasa |
Dia nampak tegah berdiri, gagah perkasa |
Revisi per 30 November 2017 18.59
Sebuah Tragedi 1981 adalah lagu ciptaan Ebiet G Ade pada tahun 1982 untuk mengenang kisah heroik kapten kapal Tampomas II, Abdul Rivai yang memilih tetap tinggal di kapal yang terbakar dan akhirnya tenggelam untuk mendahulukan penyelamatan penumpang. Ia kemudian tewas bersama ratusan penumpang lain.
Lagu ini diciptakan atas permintaan anak dari almarhum.
Lirik
Dia nampak tegah berdiri, gagah perkasa Berteriak tegas dan lantang, ia nakhoda Sebentar gelap hendak turun Asap tebal rapat mengurung Jeritan yang panjang, rintihan yang dalam, derak yang terbakar, dia tak diam du du du du du du du du du du du du
Dia nampak sigap bergerak di balik api Seperti ada yang berbisik, ia tersenyum Bila bersandar kepadaNya terasa ada tangan yang terulur Bibirnya yang kering serentak membasah Tangannya yang jantan tak kenal diam
Bertanya kepadaNya, "Mesti apalagi?" Semua telah dikerjakan tak ada yang tertinggal Geladak makin terbenam, ho harapan belum pudar Masih ada yang ditunggu mukjizat dariNya Atau bila segalanya harus selesai Pasrah terserah kepadaNya
Dia nampak duduk terpekur tengah berdoa Ia hadirkan semua putranya, ia pamitan Tanggung jawab yang ia junjung dan rasa kemanusiaan ia telah bersumpah selamatkan semua ia rela berkorban jiwa dan raga du du du du du du du du du du du du
Di tengah badai pusaran air tegak bendera Ia t'lah gugur begitu jantan, ia pahlawan Pengorbanannya patut dikenang, jasa-jasanya pantas dicatat Taburkanlah kembang di atas kuburnya Berbelasungkawa bagi pahlawan</blockuote>