Lompat ke isi

Protonema: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
cleanup
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2: Baris 2:
'''Protonema''' (jamak: '''protonemata''') adalah rantai sel berbentuk benang yang membentuk tahap paling awal (fase [[haploid]]) dalam siklus kehidupan [[lumut]] dan [[lumut hati]]. Ketika lumut pertama tumbuh dari [[spora]], ia tumbuh sebagai '' protonema '' yang berkembang menjadi [[gametofora]] berdaun.
'''Protonema''' (jamak: '''protonemata''') adalah rantai sel berbentuk benang yang membentuk tahap paling awal (fase [[haploid]]) dalam siklus kehidupan [[lumut]] dan [[lumut hati]]. Ketika lumut pertama tumbuh dari [[spora]], ia tumbuh sebagai '' protonema '' yang berkembang menjadi [[gametofora]] berdaun.


Spora lumut berkecambah untuk membentuk struktur mirip filamen yang disebut protonema. Ini merepresentasikan [[gametofit]] remaja. Sementara protonema tumbuh oleh pembelahan sel apikal, pada tahap tertentu, di bawah pengaruh [[fitohormon]] [[sitokinin]], [[tunas]] diinduksi untuk tumbuh dari sel apikal bermuka-tiga. Ini memunculkan [[gametofora]], suatu struktur mirip batang dan daun (lumut tidak memiliki daun sejati (''[[megaphyll]]''). Gametofora ini adalah bentuk dewasa dari
Spora lumut berkecambah untuk membentuk struktur mirip filamen yang disebut protonema. Ini merepresentasikan [[gametofit]] remaja. Sementara protonema tumbuh oleh pembelahan sel apikal, pada tahap tertentu, di bawah pengaruh [[fitohormon]] [[sitokinin]], [[tunas]] diinduksi untuk tumbuh dari sel apikal bermuka-tiga. Ini memunculkan [[gametofora]], suatu struktur mirip batang dan daun (lumut tidak memiliki daun sejati (''[[megaphyll]]''). Gametofora ini adalah bentuk dewasa dari
gametofit<ref>{{Cite journal|last=Reski|first=R.|date=1998|title=Development, Genetics and Molecular Biology of Mosses|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1438-8677.1998.tb00670.x/abstract|journal=Botanica Acta|language=en|volume=111|issue=1|pages=1–15|doi=10.1111/j.1438-8677.1998.tb00670.x|issn=|via=}}</ref> Protonema adalah karakteristik semua lumut dan beberapa lumut hati tapi tidak ditemukan pada [[lumut tanduk]].
gametofit<ref>{{Cite journal|last=Reski|first=R.|date=1998|title=Development, Genetics and Molecular Biology of Mosses|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1438-8677.1998.tb00670.x/abstract|journal=Botanica Acta|language=en|volume=111|issue=1|pages=1–15|doi=10.1111/j.1438-8677.1998.tb00670.x|issn=|via=}}</ref> Protonema adalah karakteristik semua lumut dan beberapa lumut hati tapi tidak ditemukan pada [[lumut tanduk]].



Revisi per 13 Januari 2018 11.05

Sel protonema dari lumut Physcomitrella patens

Protonema (jamak: protonemata) adalah rantai sel berbentuk benang yang membentuk tahap paling awal (fase haploid) dalam siklus kehidupan lumut dan lumut hati. Ketika lumut pertama tumbuh dari spora, ia tumbuh sebagai protonema yang berkembang menjadi gametofora berdaun.

Spora lumut berkecambah untuk membentuk struktur mirip filamen yang disebut protonema. Ini merepresentasikan gametofit remaja. Sementara protonema tumbuh oleh pembelahan sel apikal, pada tahap tertentu, di bawah pengaruh fitohormon sitokinin, tunas diinduksi untuk tumbuh dari sel apikal bermuka-tiga. Ini memunculkan gametofora, suatu struktur mirip batang dan daun (lumut tidak memiliki daun sejati (megaphyll). Gametofora ini adalah bentuk dewasa dari gametofit[1] Protonema adalah karakteristik semua lumut dan beberapa lumut hati tapi tidak ditemukan pada lumut tanduk.

Protonemata terdiri dari dua tipe sel: "chloronemata", yang terbentuk pada saat perkecambahan, dan "caulonemata", yang kemudian terdiferensiasi dari chloronemata.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Reski, R. (1998). "Development, Genetics and Molecular Biology of Mosses". Botanica Acta (dalam bahasa Inggris). 111 (1): 1–15. doi:10.1111/j.1438-8677.1998.tb00670.x. 
  2. ^ P.J. Davies (2013). Plant Hormones: Physiology, Biochemistry and Molecular Biology. Springer Science & Business Media. hlm. 460–. ISBN 978-94-011-0473-9.