Lompat ke isi

Nambo, Banggai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{unreferenced|date=Januari 2017}}
{{unreferenced|date=Januari 2017}}
Kecamatan Nambo adalah salah satu kecamatan yang berada di [[Kota Luwuk]], Provinsi Sulawesi Timur di mana Kantor Camatnya berkedudukan di Kelurahan Nambo Bosa. Kecamatan Nambo terdiri dari 6 Kelurahan dan 5 Desa yaitu Desa Koyoan, Desa Koyoan Permai, Kelurahan Nambo Lempek, Kelurahan Nambo Lempek Baru, Kelurahan Nambo Bosa, Kelurahan Nambo Padang, Kelurahan Lontio, Kelurahan Lontio Baru, Desa Lumbe, Desa Padungnyo dan Desa Sayambongin.
Kecamatan Nambo adalah salah satu kecamatan yang berada di [[Kota Luwuk]], Provinsi Sulawesi Timur yang mana Kantor Camatnya berkedudukan di Kelurahan Nambo Bosa. Kecamatan Nambo terdiri dari 6 Kelurahan dan 5 Desa yaitu Desa Koyoan, Desa Koyoan Permai, Kelurahan Nambo Lempek, Kelurahan Nambo Lempek Baru, Kelurahan Nambo Bosa, Kelurahan Nambo Padang, Kelurahan Lontio, Kelurahan Lontio Baru, Desa Lumbe, Desa Padungnyo dan Desa Sayambongin.


Penduduk di Kecamatan Nambo berjumlah ± 9.000 jiwa terdiri dari 99% Etnis Saluan, jadi jangan heran kalau di Kecamatan Nambo masyarakatnya menggunakan [[Bahasa Saluan]] sebagai bahasa sehari-hari. Masyarakat Kecamatan Nambo berpijak pada dasar budaya Saluan yang kuat yang berintisari nilai-nilai agama Islam. Masyarakat di Kecamatan Nambo merupakan rangkai rumpun keluarga yang besar, kuat, dan utuh sehingga masyarakat Kecamatan Nambo hidup rukun dan damai.
Penduduk di Kecamatan Nambo berjumlah ± 9.000 jiwa terdiri dari 99% Etnis Saluan, jadi jangan heran kalau di Kecamatan Nambo masyarakatnya menggunakan [[Bahasa Saluan]] sebagai bahasa sehari-hari. Masyarakat Kecamatan Nambo berpijak pada dasar budaya Saluan yang berintisari nilai-nilai agama Islam. Masyarakat di Kecamatan Nambo merupakan rangkai rumpun keluarga yang utuh sehingga masyarakat di Kecamatan Nambo hidup rukun dan damai.


Di Kecamatan Nambo terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi mulai dari wisata alam, sejarah sampai budaya yaitu: Air Terjun Dendengan, Air Terjun Nabota, Taman Air Uwe Nye-nyek, Danau Dowiwi, Bukit Savana Jengket, Pantai Koyoan, Benteng Nambo, Tenun Ikat Nambo, Batik Nambo, Pandai Besi Nambo, Kerajinan Kayu Nambo, Anyaman, dll.
Di Kecamatan Nambo terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi mulai dari wisata alam, sejarah sampai budaya seperti: Air Terjun Dendengan, Air Terjun Nabota, Uwe Nye-nyek, Danau Dowiwi, Bukit Savana Jengket, Pantai Koyoan, Benteng Nambo, Tenun Ikat Nambo, Batik Nambo, Pandai Besi Nambo, Kasur Nambo, Kerajinan Kayu Nambo, Anyaman Nambo, dll.


Kecamatan Nambo juga sangat dikenal sebagai Kecamatan yang sangat mencintai dan melestarikan kesenian tradisionalnya seperti: [[Musik Karambangan Nambo]], [[Musik Gambus Nambo]], [[Tari Tontila]], [[Tari Allaho]], [[Tari Umapos]], Tari Langka Tano, dan [[Kirab Pandanga]].
Kecamatan Nambo sangat dikenal sebagai Kecamatan yang sangat mencintai dan melestarikan kesenian tradisionalnya seperti: [[Musik Karambangan Nambo]], [[Musik Gambus Nambo]], [[Tari Tontila]], [[Tari Allaho]], [[Tari Umapos]], Tari Langka Tano, dan [[Kirab Pandanga]].


Seni bela diri tradisional juga dilestarikan oleh masyarakatnya yaitu [[Langka Tano]], satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo dalam menghadapi penjajahan dahulu kala.
Seni bela diri tradisional juga dilestarikan oleh masyarakat di Kecamatan ini yaitu [[Langka Tano]], satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo dalam menghadapi penjajahan dahulu kala.


Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah dari satwa endemik Sulawesi seperti Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Anoa, Kus-kus, Kera Macaca Sulawesi, Rusa, Biawak, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, dan berbagai jenis burung, kupu-kupu, dan satwa lainnya. Berbagai spesies tumbuhan juga merupakan kekayaan hayati di hutan Kecamatan Nambo.
Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah satwa endemik Sulawesi seperti Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Anoa, Kus-kus, Kera Macaca Sulawesi, Rusa, Biawak, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, dan berbagai jenis burung, kupu-kupu, dan satwa lainnya. Berbagai spesies tumbuhan juga merupakan kekayaan hayati di hutan Kecamatan Nambo.


Juga, di pantai Kelurahan Nambo Padang terdapat sebuah mata air yang dipercaya oleh masyarakat Nambo sebagai mata air yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, masyarakat Nambo menyebutnya Uwe Endeki.
Di pantai Kelurahan Nambo Padang terdapat sebuah mata air yang dipercaya oleh masyarakat Nambo sebagai mata air yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, masyarakat Nambo menyebutnya Uwe Endeki.


[[Durian Nambo]] adalah salah satu ikon kecamatan ini. [[Durian Nambo]] adalah durian yang tumbuh di pegunungan Kecamatan Nambo, rasanya sangat enak dan segar karena durian ini tidak diperam, dipanen dengan cara dipetik atau jatuh ketika sudah masak. Durian ini dijajakan oleh para penjual di sepanjang jalan utama di Kecamatan Nambo saat musimnya tiba. Menikmati durian ini langsung di bawah pohonnya adalah kenikmatan tersendiri, dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, dengan jalur yang sedikit menantang, adalah pengalaman adventure yang tak akan terlupakan.
[[Durian Nambo]] adalah salah satu ikon kecamatan ini. [[Durian Nambo]] adalah durian yang tumbuh di pegunungan Kecamatan Nambo, rasanya sangat enak dan segar karena durian ini tidak diperam, dipanen dengan cara dipetik atau jatuh ketika sudah masak. Durian ini dijajakan oleh para penjual di sepanjang jalan utama di Kecamatan Nambo saat musimnya tiba. Menikmati durian ini langsung di bawah pohonnya adalah kenikmatan tersendiri, dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, dengan jalur yang sedikit menantang dan merupakan pengalaman adventure yang tak akan terlupakan.


Selain [[Durian Nambo]], kecamatan ini juga adalah penghasil buah mangga dan buah-buahan lainnya, sayur-sayuran dan palawija, juga hasil perkebunan seperti kelapa, cengkih, kemiri, dan kakao, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Nambo adalah petani dan pekebun.
Selain [[Durian Nambo]], kecamatan ini juga adalah penghasil buah mangga dan buah-buahan lainnya, sayur-sayuran, dan palawija, juga hasil perkebunan seperti kelapa, cengkih, kemiri, dan kakao, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Nambo adalah petani dan pekebun.


Nelayan di Kecamatan Nambo tinggal di pesisir pantai Kecamatan Nambo, ragam tangkapan nelayan adalah: berbagai jenis ikan, cumi, gurita, dan kerang. Ikan air tawar juga dibudidayakan di kecamatan ini tepatnya di Desa Koyoan, yaitu ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair.
Nelayan di Kecamatan Nambo tinggal di pesisir pantai Kecamatan Nambo, ragam tangkapan nelayan adalah: berbagai jenis ikan, cumi, gurita, dan kerang. Ikan air tawar juga dibudidayakan di kecamatan ini tepatnya di Desa Koyoan, yaitu ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair.

Revisi per 26 Januari 2018 13.38

Kecamatan Nambo adalah salah satu kecamatan yang berada di Kota Luwuk, Provinsi Sulawesi Timur yang mana Kantor Camatnya berkedudukan di Kelurahan Nambo Bosa. Kecamatan Nambo terdiri dari 6 Kelurahan dan 5 Desa yaitu Desa Koyoan, Desa Koyoan Permai, Kelurahan Nambo Lempek, Kelurahan Nambo Lempek Baru, Kelurahan Nambo Bosa, Kelurahan Nambo Padang, Kelurahan Lontio, Kelurahan Lontio Baru, Desa Lumbe, Desa Padungnyo dan Desa Sayambongin.

Penduduk di Kecamatan Nambo berjumlah ± 9.000 jiwa terdiri dari 99% Etnis Saluan, jadi jangan heran kalau di Kecamatan Nambo masyarakatnya menggunakan Bahasa Saluan sebagai bahasa sehari-hari. Masyarakat Kecamatan Nambo berpijak pada dasar budaya Saluan yang berintisari nilai-nilai agama Islam. Masyarakat di Kecamatan Nambo merupakan rangkai rumpun keluarga yang utuh sehingga masyarakat di Kecamatan Nambo hidup rukun dan damai.

Di Kecamatan Nambo terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi mulai dari wisata alam, sejarah sampai budaya seperti: Air Terjun Dendengan, Air Terjun Nabota, Uwe Nye-nyek, Danau Dowiwi, Bukit Savana Jengket, Pantai Koyoan, Benteng Nambo, Tenun Ikat Nambo, Batik Nambo, Pandai Besi Nambo, Kasur Nambo, Kerajinan Kayu Nambo, Anyaman Nambo, dll.

Kecamatan Nambo sangat dikenal sebagai Kecamatan yang sangat mencintai dan melestarikan kesenian tradisionalnya seperti: Musik Karambangan Nambo, Musik Gambus Nambo, Tari Tontila, Tari Allaho, Tari Umapos, Tari Langka Tano, dan Kirab Pandanga.

Seni bela diri tradisional juga dilestarikan oleh masyarakat di Kecamatan ini yaitu Langka Tano, satu aliran silat tradisional Saluan yang hidup dan berkembang di Kecamatan Nambo dalam menghadapi penjajahan dahulu kala.

Sebagai bagian dari Wallacea Area, hutan di Kecamatan Nambo adalah rumah satwa endemik Sulawesi seperti Tarsius, Kumbang Bersisik Sulawesi, Anoa, Kus-kus, Kera Macaca Sulawesi, Rusa, Biawak, Burung Rangkong, Burung Elang, Burung Gagak, dan berbagai jenis burung, kupu-kupu, dan satwa lainnya. Berbagai spesies tumbuhan juga merupakan kekayaan hayati di hutan Kecamatan Nambo.

Di pantai Kelurahan Nambo Padang terdapat sebuah mata air yang dipercaya oleh masyarakat Nambo sebagai mata air yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit, masyarakat Nambo menyebutnya Uwe Endeki.

Durian Nambo adalah salah satu ikon kecamatan ini. Durian Nambo adalah durian yang tumbuh di pegunungan Kecamatan Nambo, rasanya sangat enak dan segar karena durian ini tidak diperam, dipanen dengan cara dipetik atau jatuh ketika sudah masak. Durian ini dijajakan oleh para penjual di sepanjang jalan utama di Kecamatan Nambo saat musimnya tiba. Menikmati durian ini langsung di bawah pohonnya adalah kenikmatan tersendiri, dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, dengan jalur yang sedikit menantang dan merupakan pengalaman adventure yang tak akan terlupakan.

Selain Durian Nambo, kecamatan ini juga adalah penghasil buah mangga dan buah-buahan lainnya, sayur-sayuran, dan palawija, juga hasil perkebunan seperti kelapa, cengkih, kemiri, dan kakao, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Nambo adalah petani dan pekebun.

Nelayan di Kecamatan Nambo tinggal di pesisir pantai Kecamatan Nambo, ragam tangkapan nelayan adalah: berbagai jenis ikan, cumi, gurita, dan kerang. Ikan air tawar juga dibudidayakan di kecamatan ini tepatnya di Desa Koyoan, yaitu ikan mas, ikan nila, dan ikan mujair.

Tak lupa pula Kecamatan ini sangat dikenal dengan pemain sepak bolanya yang handal berbakat alami, dikenal dengan klub sepak bola legendarisnya yaitu PS Mutiara Nambo yang selalu menjadi warna dalam setiap pertandingan dikarenakan klub sepak bola ini selalu memberikan penampilan yang dibalut dengan skill sepak bola yang dijiwai seni dan sportifitas olahraga.

Kecamatan yang layak menyandang gelar sebagai Kecamatan Budaya dan Pariwisata di Kota Luwuk Provinsi Sulawesi Timur ini berjarak ± 3 Km dari Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir dan ± 16 Km dari Pusat Kota Luwuk.

[[Kecamatan-stub}} Templat:Nambo, Luwuk Templat:Kota Luwuk Templat:Sulawesi Timur