Lompat ke isi

Manjalang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Murniati10 (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
'''Manjalang''' (menjelang), yang artinya berkunjung merupakan acara puncak di rumah ''marapulai''. Para kerabat berkumpul menanti ''anak daro'' yang datang ''manjalang''. Waktu berangkat dari rumah, kedua pengantin berjalan bersisian, diapit ''sumando'' dengan pakaian mereka yang terbagus. Diiringi perempuan kerabat ''anak daro'', dan di belakangnya perempuan yang menjunjung ''jamba'' di kepala''.'' Seperangkat pemain musik mengikuti mereka paling belakang. Semuanya merupakan perarakan yang indah.<ref>{{Cite book|title=Alam Terkembang Jadi Guru|last=Navis|first=A.A.|publisher=Grafiti Pers|year=1984|isbn=|location=Jakarta|pages=206}}</ref>
'''Manjalang''' (menjelang), yang artinya berkunjung merupakan acara puncak di rumah ''marapulai''. Para kerabat berkumpul menanti ''anak daro'' yang datang ''manjalang''. Waktu berangkat dari rumah, kedua pengantin berjalan bersisian, diapit ''sumando'' dengan pakaian mereka yang terbagus. Diiringi perempuan kerabat ''anak daro'', dan di belakangnya perempuan yang menjunjung ''jamba'' di kepala''.'' Seperangkat pemain musik mengikuti mereka paling belakang. Semuanya merupakan perarakan yang indah.<ref>{{Cite book|title=Alam Terkembang Jadi Guru|last=Navis|first=A.A.|publisher=Grafiti Pers|year=1984|isbn=|location=Jakarta|pages=206}}</ref>


== '''Referensi''' ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}



Revisi per 1 Februari 2018 09.05

Manjalang (menjelang), yang artinya berkunjung merupakan acara puncak di rumah marapulai. Para kerabat berkumpul menanti anak daro yang datang manjalang. Waktu berangkat dari rumah, kedua pengantin berjalan bersisian, diapit sumando dengan pakaian mereka yang terbagus. Diiringi perempuan kerabat anak daro, dan di belakangnya perempuan yang menjunjung jamba di kepala. Seperangkat pemain musik mengikuti mereka paling belakang. Semuanya merupakan perarakan yang indah.[1]

Referensi

  1. ^ Navis, A.A. (1984). Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: Grafiti Pers. hlm. 206.