Bahan bakar hayati: Perbedaan antara revisi
k bot Menambah: et:Biokütus |
tambah sub-bagian |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-nbahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan [[bahan bakar fosil]] tetapi karena terkadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. [[Uni Eropa]] merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari [[gandum]], bit, [[kentang]] atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di [[Brazil]] tahun 2002 adalah etanol. |
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-nbahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan [[bahan bakar fosil]] tetapi karena terkadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. [[Uni Eropa]] merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari [[gandum]], bit, [[kentang]] atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di [[Brazil]] tahun 2002 adalah etanol. |
||
== Biofuel generasi pertama == |
|||
Biofuel generasi pertama menunjuk kepada biofuel yang terbuat dari [[gula]], [[starch]], [[minyak sayur]], atau [[lemak hewan]] menggunakan teknologi konvensional.<ref name="UN report"> [http://esa.un.org/un-energy/pdf/susdev.Biofuels.FAO.pdf UN biofuels report]</ref> |
|||
Biofuel generasi pertama yang umum didaftar sebagai berikut. |
|||
=== Minyak sayur === |
|||
{{main|Minyak sayur sebagai bahan bakar}} |
|||
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan [[Injeksi tidak langsung|sistem injeksi tidak langsung]], tapi hanya dalam iklim yang hangat. Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakara diesel konvensional. [[MAN B&W Diesel]], [[Wartsila]] dan [[Deutz AG]] menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai bahan bakar. |
|||
===Biodiesel=== |
|||
{{main|Biodiesel}} |
|||
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan [[transesterifikasi]] dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester ([[Fatty acid methyl ester|FAME]]). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan [[glycerol]]. 1 bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel. |
|||
Biodiesel dapat digunakan di setiapa [[mesin diesel]] kalau dicampur dengan diesel mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar.<ref> http://www.biodiesel.de/ </ref><ref>[http://www.biodieselfillingstations.co.uk Welcome to Biodiesel Filling Stations<!-- Bot generated title -->]</ref> |
|||
Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi 1 milyar galon. [http://www.wfs.org/futcontja07.htm] |
|||
=== Bioalkohol === |
|||
{{main|Bahan bakar alkohol}} |
|||
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah [[ethanol]], dan yang kurang umum adalah [[prapan-1-ol|propanol]] dan [[butanol]], diproduksi dengan aksi [[mikroorganisme]] dan [[enzym]] melalui fermentasi gula atau ''starch'', atau selulosa. [[Biobutanol]] seringkali dianggap sebagai pengganti langsung [[bensin]], karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin. |
|||
[[Butanol]] terbentuk dari [[Clostridium acetobutylicum|ABE fermentation]] (acetone, butanol, ethanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).<ref>[http://www.butanol.com/ ButylFuel,LLC Main Page<!-- Bot generated title -->]</ref> Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. [[Dupont]] dan [[BP]] bekerja sama untuk menghasilkan butanol. |
|||
[[Bahan bakar ethanol]] merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama [[bahan bakar ethanol di Brazil]]. [[Bahan bakar alkohol]] diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari [[gandum]], [[jagung]], [[sugar beet]], [[sugar cane]], [[molasses]] dan gula atau starch yang dapat dibuat [[minuman beralkohol]] (seperti [[kentang]] dan sisa [[buah]], dll). Produksi ethanol menggunakan digesti [[enzyme]] untuk menghasilkan gula dari starch, [[fermentasi]] gula, [[distilasi]] dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan [[gas alam]]). |
|||
[[Kategori:Bahan bakar]] |
[[Kategori:Bahan bakar]] |
Revisi per 8 April 2008 18.29
Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-nbahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena terkadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel generasi pertama
Biofuel generasi pertama menunjuk kepada biofuel yang terbuat dari gula, starch, minyak sayur, atau lemak hewan menggunakan teknologi konvensional.[1]
Biofuel generasi pertama yang umum didaftar sebagai berikut.
Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat. Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakara diesel konvensional. MAN B&W Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai bahan bakar.
Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di setiapa mesin diesel kalau dicampur dengan diesel mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar.[2][3]
Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi 1 milyar galon. [1]
Bioalkohol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.
Butanol terbentuk dari ABE fermentation (acetone, butanol, ethanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).[4] Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. Dupont dan BP bekerja sama untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar ethanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar ethanol di Brazil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, sugar beet, sugar cane, molasses dan gula atau starch yang dapat dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi ethanol menggunakan digesti enzyme untuk menghasilkan gula dari starch, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).