Lompat ke isi

Persatuan Ahli Gambar Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arupako (bicara | kontrib)
Madyn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Persatuan Ahli Gambar Indonesia''' atau '''Persagi''' dikenal '''Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia''' juga merupakan organisasi para ahli gambar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1937 atau dalam sumber lain bulan Oktober 1938.<ref name="100 Tokoh">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/778342746|title=100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20|last=Hamonangan.|first=Simanjuntak,|date=2009|publisher=Narasi|isbn=9791681538|edition=Ed. rev., cet. 3|location=Yogyakarta|page=202|oclc=778342746}}</ref> Persagi dipedidirikan oleh [[Agus Djaya]] dan [[S. Sudjojono]].<ref name=":Budi">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/56479127|title=Politik & postkolonialitas di Indonesia|last=1952-|first=Budi Susanto, A.,|date=2003|publisher=Lembaga Studi Realino|isbn=9792108505|page=351|location=Yogyakarta|oclc=56479127}}</ref>
'''Persatuan Ahli Gambar Indonesia''' atau '''Persagi''' dikenal '''Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia''' juga merupakan organisasi para ahli gambar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1937 atau dalam sumber lain bulan Oktober 1938.<ref name="100 Tokoh">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/778342746|title=100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20|last=Hamonangan.|first=Simanjuntak,|date=2009|publisher=Narasi|isbn=9791681538|edition=Ed. rev., cet. 3|location=Yogyakarta|page=202|oclc=778342746}}</ref> Persagi didirikan oleh [[Agus Djaya]] yang berlaku sebagai ketua, [[S. Sudjojono]] sebagai sekretaris.<ref name=":Budi">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/56479127|title=Politik & postkolonialitas di Indonesia|last=1952-|first=Budi Susanto, A.,|date=2003|publisher=Lembaga Studi Realino|isbn=9792108505|page=351|location=Yogyakarta|oclc=56479127}}</ref> Anggota Persagi antara lain: [[Ramli (pelukis)|Ramli]], [[Abdulsalam]], [[Otto Djaya]], [[S. Tutur]], [[Emiria Soenassa]], [[L. Setijoso]], [[S. Sudiardjo]], [[Saptarita Latif]], [[Herbert Hutagalung]], [[Sindusisworo]], [[TB. Ateng Rusyian]], [[Syuaib Sastradiwilja]], [[Sukirno]], dan [[Suromo (pelukis)|Suromo]].<ref name=":2" />


== Sejarah ==
Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di Indonesia.<ref name=":Budi"/> Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia Belanda atau dikenal dengan ''mooi Indie'' karena memang ditujukan untuk promosi wisata saja dan berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.<ref name=":Budi"/>
Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di Indonesia.<ref name=":Budi"/> Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia Belanda atau dikenal dengan ''mooi Indie'' karena memang ditujukan untuk promosi wisata saja dan berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.<ref name=":Budi"/>



Revisi per 4 Maret 2018 06.19

Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau Persagi dikenal Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia juga merupakan organisasi para ahli gambar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1937 atau dalam sumber lain bulan Oktober 1938.[1] Persagi didirikan oleh Agus Djaya yang berlaku sebagai ketua, S. Sudjojono sebagai sekretaris.[2] Anggota Persagi antara lain: Ramli, Abdulsalam, Otto Djaya, S. Tutur, Emiria Soenassa, L. Setijoso, S. Sudiardjo, Saptarita Latif, Herbert Hutagalung, Sindusisworo, TB. Ateng Rusyian, Syuaib Sastradiwilja, Sukirno, dan Suromo.[3]

Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di Indonesia.[2] Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia Belanda atau dikenal dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi wisata saja dan berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.[2]

Sebelum Jepang masuk ke Indonesia, penetrasi propaganda sudah dilakukan dalam berbagai bentuk dan bidang di antaranya dalam bidang seni rupa.[4] Kebijakan propaganda Jepang ini dirancang sedemikian rupa agar para seniman seni rupa juga turut memprograndakan gerakan nasionalis dan memasukkan tema Indonesia di dalamnya.[4] Persekutuan politik ini juga didasarkan atas visi nasionalis bangsa yang otonom dan bebas, serta bertujuan untuk pengembangan seni rupa di kalangan masyarakat Indonesia dengan "gaya Indonesia Baru".[4] Gaya tersebut mengadopsi teknik bangsa Eropa pada awal abad kedua puluh dengan materi garapan gaya Indonesia. Ketika Jepang menyerbu Indonesia, Persagi dibubarkan oleh Pemerintahan Jepang bersama dengan organisasi lainnya.[4]

Referensi

  1. ^ Hamonangan., Simanjuntak, (2009). 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20 (edisi ke-Ed. rev., cet. 3). Yogyakarta: Narasi. hlm. 202. ISBN 9791681538. OCLC 778342746. 
  2. ^ a b c 1952-, Budi Susanto, A., (2003). Politik & postkolonialitas di Indonesia. Yogyakarta: Lembaga Studi Realino. hlm. 351. ISBN 9792108505. OCLC 56479127. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2
  4. ^ a b c d 1977-, Jones, Tod,. Kebudayaan dan Kekuasaan di Indonesia: Kebijakan Budaya Selama Abad Ke 20 Hingga Era Reformasi (edisi ke-Edisi pertama). Jakarta. hlm. 74. ISBN 9794618853. OCLC 905486031.