Lompat ke isi

Peluru Tipe 3: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[File:46 cm Type 3 Incendiary Shrapnel Round.jpg|right|thumb|150px|Sebuah peluru tipe 3 yang dipajang di [[Museum Yamato]].]]
[[File:46 cm Type 3 Incendiary Shrapnel Round.jpg|right|thumb|150px|Sebuah peluru tipe 3 yang dipajang di [[Museum Yamato]].]]
[[File:San-shiki dan explosion.jpg|right|thumb|gambaran ledakan peluru tipe 3.]]
[[File:San-shiki dan explosion.jpg|right|thumb|Gambaran ledakan peluru tipe 3.]]
{{nihongo|'''Sanshikidan'''|三式弾|San Kai Dan|"Peluru tipe 3"}}<ref group=A>Selongsong peluru ini diberi kode nama "Beehive", karena terlihat lebih seperti [[kembang api]] dibandingkan sebuah [[pertahanan udara]] yang kompeten.{{cite web| last = DiGiulian| first = Tony| title = Japanese 40 cm/45 (18.1") Type 94, 46&nbsp;cm/45 (18.1") Type 94 | url=http://www.navweaps.com/Weapons/WNJAP_18-45_t94.htm| publisher = Navweaps.com| date = 23 April 2007| accessdate =23 March 2009}}</ref> adalah salah satu peluru unik yang diproduksi [[Jepang]] saat [[Perang Dunia 2]]. Peluru ini secara umum bertipe "selongsong [[peluru shrapnel|shrapnel]] [[peluru pembakar|pembakar]] [[pertahanan udara|anti-pesawat]]" dan digunakan oleh hampir seluruh kapal Jepang dari meriam 46cm ([[kapal tempur]]) sampai sekecil meriam 127mm ([[kapal perusak]]).
{{nihongo|'''Sanshikidan'''|三式弾|San Kai Dan|"Peluru tipe 3"}}<ref group=A>Selongsong peluru ini diberi kode nama "Beehive", karena terlihat lebih seperti [[kembang api]] dibandingkan sebuah [[pertahanan udara]] yang kompeten.{{cite web| last = DiGiulian| first = Tony| title = Japanese 40 cm/45 (18.1") Type 94, 46&nbsp;cm/45 (18.1") Type 94 | url=http://www.navweaps.com/Weapons/WNJAP_18-45_t94.htm| publisher = Navweaps.com| date = 23 April 2007| accessdate =23 March 2009}}</ref> adalah salah satu peluru unik yang diproduksi [[Jepang]] saat [[Perang Dunia 2]]. Peluru ini secara umum bertipe "selongsong [[peluru shrapnel|shrapnel]] [[peluru pembakar|pembakar]] [[pertahanan udara|anti-pesawat]]" dan digunakan oleh hampir seluruh kapal Jepang dari meriam 46cm ([[kapal tempur]]) sampai sekecil meriam 127mm ([[kapal perusak]]).


Baris 11: Baris 11:
Dengas kata lain, selain menyemburkan [[peluru shrapnel|shrapnel]] layaknya [[senapan gentel]], peluru ini juga membawa bahan pembakar dan juga meledak. Bandingkan dengan amunisi [[pertahanan udara|anti-pesawat]] [[peluru berdaya ledak tinggi|berdaya ledak tinggi]] biasa yang pelurunya meledak di udara menyebarkan pecahan ke segala arah begitu saja.
Dengas kata lain, selain menyemburkan [[peluru shrapnel|shrapnel]] layaknya [[senapan gentel]], peluru ini juga membawa bahan pembakar dan juga meledak. Bandingkan dengan amunisi [[pertahanan udara|anti-pesawat]] [[peluru berdaya ledak tinggi|berdaya ledak tinggi]] biasa yang pelurunya meledak di udara menyebarkan pecahan ke segala arah begitu saja.
==Kelemahan==
==Kelemahan==
Di atas kertas memang bagus, dan bahkan inovasi yang luar biasa. Namun, [[sistem pengendali tembakan]] buatan Jepang merusak kinerja peluru yang bagus ini, membuatnya tidak begitu akurat hingga rasanya tak berbeda jauh dengan HE-AA biasa ketika ditembakkan. Peluru ini juga jauh lebih mahal dan sulit diproduksi dari HE-AA biasa. Bahkan, peluru ini justru lebih lebih sering dipakai di meriam kaliber besar untuk mendukung [[pertahanan udara]]. Di sisi lain, meriam 127mm/40 Type 89 yang memang murni didesain buat AA lebih sering memakai peluru Type 0 yang merupakan HE-AA dibanding Type 3 ini dikarenakan 2 hal diatas.
Di atas kertas memang bagus, dan bahkan inovasi yang luar biasa. Namun, [[sistem pengendali tembakan]] buatan Jepang merusak kinerja peluru yang bagus ini, membuatnya tidak begitu akurat hingga rasanya tak berbeda jauh dengan peluru pertahanan udara berdaya ledak tinggi biasa ketika ditembakkan. Peluru ini juga jauh lebih mahal dan sulit diproduksi dari peluru pertahanan udara berdaya ledak tinggi biasa. Bahkan, peluru ini justru lebih lebih sering dipakai di meriam kaliber besar untuk mendukung [[pertahanan udara]]. Karena itu, meriam 127mm/40 Tipe 89 (yang memang murni didesain untuk anti-pesawat) lebih sering memakai [[peluru tipe 0]] yang merupakan peluru pertahanan udara berdaya ledak tinggi, dibandingkan '''Peluru tipe 3''' ini.
==Catatan kaki==
==Catatan kaki==
{{reflist|group=A}}
{{reflist|group=A}}

Revisi per 24 Maret 2018 09.04

Sebuah peluru tipe 3 yang dipajang di Museum Yamato.
Gambaran ledakan peluru tipe 3.

Sanshikidan (三式弾, San Kai Dan, "Peluru tipe 3")[A 1] adalah salah satu peluru unik yang diproduksi Jepang saat Perang Dunia 2. Peluru ini secara umum bertipe "selongsong shrapnel pembakar anti-pesawat" dan digunakan oleh hampir seluruh kapal Jepang dari meriam 46cm (kapal tempur) sampai sekecil meriam 127mm (kapal perusak).

Spesifikasi

Berbeda dengan amunisi anti-pesawat berdaya ledak tinggi yang didalamnya hanya berisi bahan peledak, Di dalam Sanshikidan ada puluhan hingga ratusan tabung panjang. Tabung panjang sendiri berisi bahan pembakar dengan komposisi metal "Elektron" (45%), barium nitrat (40%) dan karet (14,3%), sulfur (0,5%) dan asam stearat (0,2%). "Elektron"-nya, adalah bahan utama sekaligus menjadi bahan pembakar dari peluru ini yang terdiri dari magnesium (90%), aluminum (3%), tembaga (3%), seng (2%) dan silikon (2%). Tak lupa tambahan sedikit isian bahan peledak tambahan di antara tabung-tabung panjang tersebut. Ketika selesai, tinggal ditutup dan dipasangi Timed Fuze di pucuknya, umumnya Timed Fuze akan diatur agar meledak di jarak 1 km, walaupun sebenarnya bisa diatur diluar itu.

Cara kerja

Saat Timed Fuze memantik peluru untuk meledak, Sanshikidan akan menyemburkan baja magnesium dengan radius 20 derajat ke depan, tepat ke arah pesawat yang datang. Baja magnesium yang memang mudah terbakar ini juga membuat puluhan hingga ratusan tabung panjang ini menyemburkan api, menciptakan efek nafas naga 3000°C sepanjang 5-6 meter selama 5 detik, cukup untuk melelehkan hampir semua baja pesawat sekaligus pilotnya. Pelurunya sendiri akan ikut meledak akibat bahan peledak tambahan, menciptakan awan pecahan peluru untuk menambah jumlah shrapnel.

Dengas kata lain, selain menyemburkan shrapnel layaknya senapan gentel, peluru ini juga membawa bahan pembakar dan juga meledak. Bandingkan dengan amunisi anti-pesawat berdaya ledak tinggi biasa yang pelurunya meledak di udara menyebarkan pecahan ke segala arah begitu saja.

Kelemahan

Di atas kertas memang bagus, dan bahkan inovasi yang luar biasa. Namun, sistem pengendali tembakan buatan Jepang merusak kinerja peluru yang bagus ini, membuatnya tidak begitu akurat hingga rasanya tak berbeda jauh dengan peluru pertahanan udara berdaya ledak tinggi biasa ketika ditembakkan. Peluru ini juga jauh lebih mahal dan sulit diproduksi dari peluru pertahanan udara berdaya ledak tinggi biasa. Bahkan, peluru ini justru lebih lebih sering dipakai di meriam kaliber besar untuk mendukung pertahanan udara. Karena itu, meriam 127mm/40 Tipe 89 (yang memang murni didesain untuk anti-pesawat) lebih sering memakai peluru tipe 0 yang merupakan peluru pertahanan udara berdaya ledak tinggi, dibandingkan Peluru tipe 3 ini.

Catatan kaki

  1. ^ Selongsong peluru ini diberi kode nama "Beehive", karena terlihat lebih seperti kembang api dibandingkan sebuah pertahanan udara yang kompeten.DiGiulian, Tony (23 April 2007). "Japanese 40 cm/45 (18.1") Type 94, 46 cm/45 (18.1") Type 94". Navweaps.com. Diakses tanggal 23 March 2009.