Lompat ke isi

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mahfudh ali (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mahfudh ali (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19: Baris 19:
Religiusitas, Intelektualitas, Humanitas
Religiusitas, Intelektualitas, Humanitas
|-
|-
|'''Trilogi IMM'''
|<p align="center">'''Trilogi IMM'''</p>
Keagamaan, Kemahasiswaan, Kemasyarakatan
Keagamaan, Kemahasiswaan, Kemasyarakatan
|-
|-

Revisi per 4 Juni 2018 19.00

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi mahasiswa yang berasal dari kalangan Muhammadiyah.[1] Organisasi ini dibangun karena tujuan awalnya ingin membuat perguruan tinggi Muhammadiyah pada Kongres Seperempat Abad Muhammadiyah di Betawi  Jakarta pada tahun 1936.[1] Pada saat itu, Muhammadiyah dipimpin oleh KH. Hisyam periode 1934-1937.[1] Keinginan dibuatnya perguruan tinggi Muhammadiyah disebabkan semakin banyak pemuda keluarga besar Muhammadiyah yang akan menyelesaikan pendidikan menengahnya.[1] Selain itu, Muhammadiyah sudah memiliki amal usaha pendidikan menengah, sehingga pembuatan perguruan tinggi ini menjadi suatu amal usaha yang baru untuk keluarga besar Muhammadiyah.[1]

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Muhammadiyah Student Association

جمعية المحمدية الطلابية

Tempat Berdiri  : Yogyakarta
Tanggal Berdiri  : 14 Maret 1964 M

29 Syawal 1384 H

Tri Kompetensi Dasar IMM

Religiusitas, Intelektualitas, Humanitas

Trilogi IMM

Keagamaan, Kemahasiswaan, Kemasyarakatan

Mars IMM

Berkas:Mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).mp3

Hymne IMMBerkas:Hymne Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).mp3

Keadaan Sebelum Berdirinya IMM

Selain dilatarbelakangi dengan adanya keinginan mendirikan amal usaha di tingkat perguruan tinggi, pembentukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pun tidak terlepas dari respon persoalan umat yang sedang terjadi di Indonesia.[1] Menurut Farid Fathoni (1990: 102) Faktor-faktor yang menyebabkan persoalan umat diantaranya, situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, pemerintahan yang otoriter dan serba tunggal,  serta adanya ancaman komunisme di Indonesia; terpecah-belahnya umat Islam datam bentuk  saling curiga dan fitnah, serta kehidupan politik ummat Islam yang semakin buruk; terbingkai-bingkainya kehidupan kampus (mahasiswa) yang berorientasi pada kepentingan politik praktik; melemahnya kehidupan beragama dalam bentuk merosotnya akhlak, dan semakin tumbuhnya materialisme-individualisme; edikitnya pembinaan dan pendidikan agama  dalam kampus, serta masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler; masih membekasnya ketertindasan imperialisme penjajahan dalam bentuk keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan; masih banyaknya praktek-praktek kehidupan yang serba bid'ah, khurafat, bahkan kesyi rikan, serta semakin meningkatnya misionaris- Kristenisasi; kehidupan ekonomi, sosial, dan politik yang semakin memburu.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g http://www.muhammadiyah.or.id/content-87-det-imm.html