Lompat ke isi

Abdurrauf al-Fansuri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Palladin911 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Palladin911 (bicara | kontrib)
pemeriksaan + update transklusi templat
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim
[[Berkas:Jirat Syiah Kuala.JPG|jmpl|300px|Makam Syaikh Abdurrauf al-singkili alias Syiah Kuala (bercungkup) di desa [[Deah Raya, Syiah Kuala, Banda Aceh|Deah Raya]] di muara [[Krueng Aceh]] di [[Banda Aceh]]]]
|notability = Teungku Syiah Kuala

|image = Berkas:Jirat Syiah Kuala.JPG
Syekh '''Abdurrauf Singkil''' ([[Singkil, Aceh Singkil|Singkil, Aceh]] 1024 H/[[1615]] M - [[Syiah Kuala, Banda Aceh|Kuala Aceh, Aceh]] 1105 H/[[1693]] M) adalah seorang [[ulama]] besar [[Nanggroe Aceh Darussalam|Aceh]] yang terkenal. Ia memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatera dan Nusantara pada umumnya. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah ''Teungku Syiah Kuala'' ([[bahasa Aceh]], artinya Syekh Ulama di Kuala).
|caption = Makam Syaikh Abdurrauf al-singkili alias Syiah Kuala (bercungkup) di desa [[Deah Raya, Syiah Kuala, Banda Aceh|Deah Raya]] di muara [[Krueng Aceh]] di [[Banda Aceh]]
<!-- -------------- -->
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h = 1024
|thn_lahir_m = 1615
|tempat_lahir = Singkil
|negara_dilahirkan =
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- -------------- -->
|glr_islam_dpn = [[Syekh]]
|title = Teungku Syiah Kuala
<!-- -------------- -->
|name = Aminuddin Abdul Rauf
|nisbah = as-Singkili
|jalur_ayah = Bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili
<!-- -------------- -->
|thariqah_sunni_1 = [[Tarekat Syattariyah]]
<!-- -------------- -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h = 1105
|thn_wafat_m = 1693
|hari_dimakamkan =
|tempat_makam = Deyah Raya
|negara_makam = [[Nanggroe Aceh Darussalam|Aceh]] {{negara|Indonesia}}
<!-- -------------- -->
}}
'''[[Syekh]] Abdurrauf Singkil''' ([[Singkil, Aceh Singkil|Singkil, Aceh]] 1024 H/[[1615]] M - [[Syiah Kuala, Banda Aceh|Kuala Aceh, Aceh]] 1105 H/[[1693]] M) adalah seorang [[ulama]] besar [[Nanggroe Aceh Darussalam|Aceh]] yang terkenal. Ia memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatera dan Nusantara pada umumnya. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah ''Teungku Syiah Kuala'' ([[bahasa Aceh]], artinya Syekh Ulama di Kuala).


== Masa muda ==
== Masa muda ==
Baris 34: Baris 74:
* [http://www.usk.ac.id/?do=read_news&id=jm3ap/ Situs resmi] Universitas Syiah Kuala.
* [http://www.usk.ac.id/?do=read_news&id=jm3ap/ Situs resmi] Universitas Syiah Kuala.


{{Ulama-Nusantara-bio-stub}}
{{lifetime|1615|1693|}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}


Baris 45: Baris 85:
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-11 H|Abdurrauf]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-11 H|Abdurrauf]]
[[Kategori:Ulama Aceh|Abdurrauf as-Singkili]]
[[Kategori:Ulama Aceh|Abdurrauf as-Singkili]]
[[Kategori:Ulama Nusantara|Abdurrauf as-Singkili]]

Revisi per 19 Juni 2018 17.03

Aminuddin Abdul Rauf
Teungku Syiah Kuala
Makam Syaikh Abdurrauf al-singkili alias Syiah Kuala (bercungkup) di desa Deah Raya di muara Krueng Aceh di Banda Aceh
GelarTeungku Syiah Kuala
NamaAminuddin Abdul Rauf
Nisbahas-Singkili

Syekh Abdurrauf Singkil (Singkil, Aceh 1024 H/1615 M - Kuala Aceh, Aceh 1105 H/1693 M) adalah seorang ulama besar Aceh yang terkenal. Ia memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatera dan Nusantara pada umumnya. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah Teungku Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya Syekh Ulama di Kuala).

Masa muda

Nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili.[1] Menurut riwayat masyarakat, keluarganya diduga berasal dari Persia atau Arabia, yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Namun hal itu belum dapat dipastikan karena minimnya catatan sejarah keluarganya, serta tidak didukung nama keluarga yang mencirikan keturunan Arab ataupun Persia. Beberapa ahli berpendapat bahwa ia merupakan putra asli pribumi beretnis Minang Pesisir di Singkil yang yang telah menganut agama Islam pada masa itu. Pendapat lain mengatakan dari etnis Batak Singkil beregama Islam yang tidak diketahui lagi marganya. Pada masa mudanya, ia mula-mula belajar pada ayahnya sendiri. Ia kemudian juga belajar pada ulama-ulama di Fansur dan Banda Aceh. Selanjutnya, ia pergi menunaikan ibadah haji, dan dalam proses pelawatannya ia belajar pada berbagai ulama di Timur Tengah untuk mendalami agama Islam.

Tarekat Syattariyah

Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas,[2] syaikh untuk Tarekat Syattariyah Ahmad al-Qusyasyi adalah salah satu gurunya. Nama Abdurrauf muncul dalam silsilah tarekat dan ia menjadi orang pertama yang memperkenalkan Syattariyah di Indonesia. Namanya juga dihubungkan dengan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an bahasa Melayu atas karya Al-Baidhawi berjudul Anwar at-Tanzil Wa Asrar at-Ta'wil, yang pertama kali diterbitkan di Istanbul tahun 1884.[3]

Dakwah dan karya

Ia diperkirakan kembali ke Aceh sekitar tahun 1083 H/1662 M dan mengajarkan serta mengembangkan tarekat Syattariah yang diperolehnya. Murid yang berguru kepadanya banyak dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan (dari Pariaman, Sumatera Barat) dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (dari Tasikmalaya, Jawa Barat).

Azyumardi Azra menyatakan[4] bahwa banyak karya-karya Abdurrauf Singkil yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya. Di antaranya adalah:

  • Mir'at al-Thullab fî Tasyil Mawa'iz al-Badî'rifat al-Ahkâm al-Syar'iyyah li Malik al-Wahhab, karya di bidang fiqh atau hukum Islam, yang ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatuddin.
  • Tarjuman al-Mustafid, merupakan naskah pertama Tafsir Al Qur’an yang lengkap berbahasa Melayu.
  • Terjemahan Hadits Arba'in karya Imam Al-Nawawi, ditulis atas permintaan Sultanah Zakiyyatuddin.
  • Mawa'iz al-Badî', berisi sejumlah nasihat penting dalam pembinaan akhlak.
  • Tanbih al-Masyi, merupakan naskah tasawuf yang memuat pengajaran tentang martabat tujuh.
  • Kifayat al-Muhtajin ilâ Masyrah al-Muwahhidin al-Qâilin bi Wahdatil Wujud, memuat penjelasan tentang konsep wahdatul wujud.
  • Daqâiq al-Hurf, pengajaran mengenai tasawuf dan teologi.

Wafat

Abdurrauf Singkil meninggal dunia pada tahun 1693, dengan berusia 73 tahun. Ia dimakamkan di samping masjid yang dibangunnya di Kuala Aceh, desa Deyah Raya Kecamatan Kuala, sekitar 15 Km dari Banda Aceh.

Referensi

  1. ^ Rinkes, D.A., Abdoerraoef van Singkel: Bijdrage tot de kennis van de mystiek op Sumatra en Java. Ph.D. diss., Leiden, 1909.
  2. ^ al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Some Aspects of Sufism as Understood and Practised among the Malays. Penyunting oleh Shirley Gordon. Singapore : Malaysian Sociological Research Institute, 1963.
  3. ^ Adan, Hasanuddin Yusuf. Melacak Gelar Negeri Aceh, dalam website The Aceh Institute © Copyrights - 2007.
  4. ^ Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Penerbit Kencana, Jakarta. Cetakan I, 1998.

Pranala luar