Pengelolaan sampah: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Hanamanteo (bicara | kontrib) Menolak 20 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 11646139 oleh CommonsDelinker |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{terjemah|Inggris}} |
{{terjemah|Inggris}} |
||
{{refimprove}} |
{{refimprove}} |
||
[[Berkas:Bin.JPG| |
[[Berkas:Bin.JPG|right|thumb|Tong sampah biru di [[Berkshire]], [[Inggris]]]] |
||
[[Berkas:Juanda poubelles.jpg|jmpl|Tong pemilahan sampah di [[Bandar Udara Internasional Juanda]], Surabaya]] |
|||
'''Pengelolaan sampah''' adalah pengumpulan, pengangkutan, [[Pengolahan sampah|pemrosesan]], [[daur ulang]], atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (''resources recovery''). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat [[padat]], [[cair]], [[gas]], atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat. |
'''Pengelolaan sampah''' adalah pengumpulan, pengangkutan, [[Pengolahan sampah|pemrosesan]], [[daur ulang]], atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (''resources recovery''). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat [[padat]], [[cair]], [[gas]], atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat. |
||
Baris 11: | Baris 10: | ||
== Tujuan == |
== Tujuan == |
||
'''Pengelolaan sampah''' merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: |
'''Pengelolaan sampah''' merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: |
||
* mengubah [[sampah]] menjadi [[material]] yang memiliki nilai ekonomis ([[pemanfaatan sampah]]), atau |
* mengubah [[sampah]] menjadi [[material]] yang memiliki nilai ekonomis ([[pemanfaatan sampah]]), atau |
||
* mengolah sampah agar menjadi [[material]] yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. |
* mengolah sampah agar menjadi [[material]] yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. |
||
Baris 17: | Baris 16: | ||
=== Penimbunan darat === |
=== Penimbunan darat === |
||
{{main|Penimbunan darat}} |
{{main|Penimbunan darat}} |
||
[[Berkas:Landfill Hawaii.jpg|| |
[[Berkas:Landfill Hawaii.jpg||thumb|right|Penimbunan darat sampah di Hawaii.]] |
||
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya [[hama]], dan adanya [[air lindi|genangan air sampah]]. Efek samping lain dari sampah adalah gas [[metana]] dan [[karbon dioksida]] yang juga sangat berbahaya. |
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya [[hama]], dan adanya [[air lindi|genangan air sampah]]. Efek samping lain dari sampah adalah gas [[metana]] dan [[karbon dioksida]] yang juga sangat berbahaya. |
||
[[Berkas:Landfill compactor.jpg| |
[[Berkas:Landfill compactor.jpg|thumb|right|Kendaraan pemadat sampah penimbunan darat.]] |
||
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan [[tanah liat]] atau [[plastik]] pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. |
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan [[tanah liat]] atau [[plastik]] pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. |
||
== Daur ulang == |
== Daur ulang == |
||
{{main|Daur ulang}} |
{{main|Daur ulang}} |
||
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (''reuse''). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk [[pembangkit listrik tenaga sampah|membangkitkan listrik]]. |
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (''reuse''). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk [[pembangkit listrik tenaga sampah|membangkitkan listrik]]. |
||
=== Pengolahan kembali secara fisik === |
=== Pengolahan kembali secara fisik === |
||
[[Berkas:Steel recycling bales.jpg| |
[[Berkas:Steel recycling bales.jpg|thumb|right|Baja yang dibuang, dan kemudian dipilah di fasilitas [[Central European Waste Management]], Eropa.]] |
||
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. |
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. |
||
Baris 35: | Baris 34: | ||
=== Pengolahan biologis === |
=== Pengolahan biologis === |
||
{{main|Pengkomposan}} |
{{main|Pengkomposan}} |
||
[[Berkas:Compost Heap.jpg| |
[[Berkas:Compost Heap.jpg|thumb|right|Pengkomposan.]] |
||
Material sampah organik, seperti residu tanaman, [[sampah makanan]], atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi [[kompos]], atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai [[pupuk]] dan gas metana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. |
Material sampah organik, seperti residu tanaman, [[sampah makanan]], atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi [[kompos]], atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai [[pupuk]] dan gas metana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. |
||
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program di [[Toronto]], Kanada,<ref>[http://www.toronto.ca/greenbin/index.htm |
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program di [[Toronto]], Kanada,<ref>[http://www.toronto.ca/greenbin/index.htm</ref> di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan. |
||
=== Pemulihan energi === |
=== Pemulihan energi === |
||
Baris 44: | Baris 43: | ||
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. [[Pirolisis]] dan [[gasifikasi]] adalah dua bentuk perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada [[tekanan]] tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan [[gasifikasi busur plasma]] yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi [[gas sintetis]] (campuran antara [[karbon monoksida]] dan [[hidrogen]]). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap. |
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. [[Pirolisis]] dan [[gasifikasi]] adalah dua bentuk perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada [[tekanan]] tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan [[gasifikasi busur plasma]] yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi [[gas sintetis]] (campuran antara [[karbon monoksida]] dan [[hidrogen]]). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap. |
||
=== Teknologi hidrotermal === |
|||
Sistem hidrotermal berbeda dengan insinerator yang prosesnya membutuhkan insinerasi atau pembakaran. Hidrotermal singkatnya adalah memasak sampah menggunakan air dalam suhu tinggi.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.com/horison/2016/04/01/memasak-sampah-ala-hidrotermal-365509 Memasak Sampah Ala Hidrotermal]</ref> |
|||
Hidrotermal tidak akan mengeluarkan emisi gas karena prosesnya adalah pemasakan. Itu tidak seperti insinerator yang emisinya terhitung banyak yakni karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), hidro karbon (HC), CxHy, dioksin (PCDD, polychlorinated dibenzodioxins), dan furan (PCDF, polychlorinated dibenzofurans). |
|||
Hidrotermal tidak membutuhkan pemilahan seperti halnya biodigester. Sampah organik maupun anorganik semuanya bisa diproses. Residu hidrotermal pun hanya larutan klorida (Cl), sisa memasak. Hasil akhir berupa padatannya, bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti briket batu bara di industri-industri. |
|||
Pada dasarnya pengolahan sampah dengan teknologi hidrotermal ini menggunakan temperatur tertentu dengan tekanan yang tinggi. Dengan menggunakan boiler/mesin uap akan dihasilkan uap bertekanan tinggi dengan temperatur yang cukup tinggi sehingga pengolahan hidrotermal dapat dilakukan. Pengolahan secara hidrotermal cocok di lakukan pada kondisi sampah yang tercampur seperti di Indonesia pada umumnya yang belum secara efektif menerapkan pemilahan sampah secara baik dan benar. Sampah basah maupun kering dapat disatukan dalam prosesnya tanpa menurunkan efektifitas kinerja dari alat ini sendiri.<ref>[http://olahsampah.com/index.php/sampah-dalam-berita/61-doktor-muda-indonesia-lulusan-jepang-beri-solusi-daur-ulang-sampah Pengolahan Sampah Perkotaan dengan Teknologi Hidrotermal Pertama di Indonesia]</ref> |
|||
Ketika sampah tercampur masuk kedalam sistem, diawal proses akan ada pemilahan untuk sampah yang tidak terbakar, seperti kaca dan besi. Hal ini dilakukan karena akan mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan setelah proses. Di dalam reaktor hidrotermal, terjadi proses penghancuran dan pemampatan sampah dengan tekanan uap panas yang dihasilkan oleh boiler / mesin ketel uap (suhu diatas 200degC dan tekanan diatas 20 bar). |
|||
Produk yang dihasilkan setelah proses di dalam reaktor hidrotermal selama kurang lebih 30 menit, berupa padatan hitam yang apabila setelah dikeringkan memiliki nilai kalori hampir serupa dengan batubara. Secara sederhananya, proses hidrotermal mempersingkat waktu pembentukan batu bara yang pada umumnya ribuan tahun secara natural, dengan bantuan panas dan tekanan tinggi akan menjadikannya hanya dalam waktu yang singkat. |
|||
== Metode pencegahan dan pengurangan == |
== Metode pencegahan dan pengurangan == |
||
{{main|Minimalisasi sampah}} |
{{main|Minimalisasi sampah}} |
||
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman<ref>http://www.psc.edu/science/ALCOA/ALCOA-light.html</ref>). |
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman<ref>http://www.psc.edu/science/ALCOA/ALCOA-light.html </ref>). |
||
== Konsep pengelolaan sampah == |
== Konsep pengelolaan sampah == |
||
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan adalah: |
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan adalah: |
||
[[Berkas:Waste hierarchy |
[[Berkas:Waste hierarchy.svg|right|thumb|Diagram dari hirarki limbah.]] |
||
* [[Hierarki sampah]] - hierarki sampah merujuk kepada " 3 M " [[mengurangi sampah]], [[menggunakan kembali sampah]] dan [[daur ulang]], yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi [[minimalisasi sampah]]. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan hierarki sampah adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah. |
* [[Hierarki sampah]] - hierarki sampah merujuk kepada " 3 M " [[mengurangi sampah]], [[menggunakan kembali sampah]] dan [[daur ulang]], yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi [[minimalisasi sampah]]. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan hierarki sampah adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah. |
||
* Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah (''Extended Producer Responsibility''). EPR adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk para produsen di seluruh siklus hidup produk tersebut ke dalam pasar harga produk. EPR dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan yang dibawa ke pasar. Ini berarti perusahaan yang membuat, mengimpor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka sejak manufaktur hingga akhir dari masa penggunaannya. |
* Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah (''Extended Producer Responsibility''). EPR adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk para produsen di seluruh siklus hidup produk tersebut ke dalam pasar harga produk. EPR dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan yang dibawa ke pasar. Ini berarti perusahaan yang membuat, mengimpor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka sejak manufaktur hingga akhir dari masa penggunaannya. |
||
* Prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak dari aktivitasnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dengan volume dan jenis sampah yang dibuang. |
* Prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak dari aktivitasnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dengan volume dan jenis sampah yang dibuang. |
||
<!-- terjemahannya aneh |
<!-- terjemahannya aneh |
||
Baris 75: | Baris 61: | ||
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah. |
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah. |
||
--> |
--> |
||
== Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik == |
== Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik == |
||
# Longsor tumpukan sampah |
# Longsor tumpukan sampah |
||
Baris 87: | Baris 72: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
{{reflist}} |
|||
* [http://video.google.nl/videoplay?docid=-3058533428492266222 ''Waste = Food Documentary''] - A documentary on the Cradle to Cradle design concept of Michael Braungart and William McDonough. |
* [http://video.google.nl/videoplay?docid=-3058533428492266222 ''Waste = Food Documentary''] - A documentary on the Cradle to Cradle design concept of Michael Braungart and William McDonough. |
||
* [http://www.readthehook.com/stories/2008/01/31/ONARCH-0705.rtf.aspx "American dumpster: Builders deep-six too much material"] |
* [http://www.readthehook.com/stories/2008/01/31/ONARCH-0705.rtf.aspx "American dumpster: Builders deep-six too much material"] |
||
Baris 93: | Baris 77: | ||
* [http://www.intervate.co.uk/ Clean Pyrolysis an alternative approach from Intervate] |
* [http://www.intervate.co.uk/ Clean Pyrolysis an alternative approach from Intervate] |
||
* [http://www.olahsampah.com/ Situs Pengolahan Sampah Indonesia (olahsampah.com)] |
* [http://www.olahsampah.com/ Situs Pengolahan Sampah Indonesia (olahsampah.com)] |
||
* [http://www.cwm.or.id/ Pusat Penelitian Teknologi Pengolahan Sampah di Indonesia (Center of Waste Management Indonesia)] |
|||
{{sampah}} |
{{sampah}} |
Revisi per 2 Juli 2018 09.10
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.
Tujuan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
- mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah), atau
- mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Metode Pembuangan
Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas metana dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Daur ulang
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas metana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program di Toronto, Kanada,[1] di mana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisis dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Metode pencegahan dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman[2]).
Konsep pengelolaan sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, multikonsep yang digunakan adalah:
- Hierarki sampah - hierarki sampah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan hierarki sampah adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
- Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah (Extended Producer Responsibility). EPR adalah suatu strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk para produsen di seluruh siklus hidup produk tersebut ke dalam pasar harga produk. EPR dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan yang dibawa ke pasar. Ini berarti perusahaan yang membuat, mengimpor dan/atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka sejak manufaktur hingga akhir dari masa penggunaannya.
- Prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak pencemar membayar dampak dari aktivitasnya ke lingkungan. Sehubungan dengan pengelolaan limbah, umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dengan volume dan jenis sampah yang dibuang.
Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
- Longsor tumpukan sampah
- Sumber penyakit
- Pencemaran lingkungan
- Menyebabkan banjir
Lihat juga
Pranala luar
- Waste = Food Documentary - A documentary on the Cradle to Cradle design concept of Michael Braungart and William McDonough.
- "American dumpster: Builders deep-six too much material"
- Analysis of existing methods for refuse processing
- Clean Pyrolysis an alternative approach from Intervate
- Situs Pengolahan Sampah Indonesia (olahsampah.com)