Lompat ke isi

Asisten wasit video: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Menolak 3 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 14033156 oleh Pierrewee
Baris 1: Baris 1:
'''Asisten wasit video{{butuh rujukan}}''' atau {{abbr|VAR|bahasa Inggris: Video Assistant Referee}} adalah [[asisten wasit]] [[sepak bola]] yang bertugas meninjau keputusan [[Wasit (sepak bola)|wasit kepala]] dengan melihat rekaman video instan. VAR belum menjadi bagian dari ''[[Aturan-Aturan Permainan (sepak bola)|Laws of the Game]]'', tetapi penggunaannya telah diuji coba oleh [[International Football Association Board]] di beberapa turnamen.
'''Asisten wasit video''' ({{lang-en|Video Assistant Referee}}) atau {{abbr|VAR}} adalah [[asisten wasit]] [[sepak bola]] yang bertugas meninjau keputusan [[Wasit (sepak bola)|wasit kepala]] dengan melihat rekaman video instan. VAR belum menjadi bagian dari ''[[Aturan-Aturan Permainan (sepak bola)|Laws of the Game]]'', tetapi penggunaannya telah diuji coba oleh [[International Football Association Board]] di beberapa turnamen.


== Prosedur ==
== Prosedur ==

Revisi per 19 Juli 2018 01.55

Asisten wasit video (bahasa Inggris: Video Assistant Referee) atau VAR adalah asisten wasit sepak bola yang bertugas meninjau keputusan wasit kepala dengan melihat rekaman video instan. VAR belum menjadi bagian dari Laws of the Game, tetapi penggunaannya telah diuji coba oleh International Football Association Board di beberapa turnamen.

Prosedur

Terdapat 4 jenis keputusan yang dapat dilakukan peninjauan ulang.[1]

  • Gol dan adanya pelanggaran dalam proses terjadinya
  • Keputusan pemberian tendangan penalti
  • Keputusan pemberian kartu merah (kartu kuning kedua tidak dapat ditinjau ulang)
  • Kesalahan identitas saat memberikan kartu kuning dan merah

Sejarah

International Football Association Board (IFAB), badan yang mengatur Laws of the Game, menyetujui uji coba penggunaan wasit video pada pertemuan bulan Juni 2016.

Uji coba langsung sistem VAR dimulai pada Agustus 2016 dalam sebuah pertandingan antara dua tim cadangan Major League Soccer.[2] Wasit pertandingan ini Ismail Elfath meninjau dua pelanggaran pada pertandingan ini dan setelah berkonsultasi dengan asisten wasit video Allen Chapman, memutuskan untuk memberikan kartu merah dan kuning dalam insiden tersebut.[3] Peninjauan menggunakan video diperkenalkan beberapa bulan kemudian dalam sebuah pertandingan persahabatan internasional antara Perancis dan Italia.[4]

A-League di Australia menjadi yang pertama dalam penerapan sistem VAR untuk sebuah pertandingan liga profesional pada 7 April 2017, saat Melbourne City menghadapi Adelaide United.[5] Pertandingan ini berakhir tanpa menggunakan VAR. Intervensi VAR pertama kali dalam pertandingan liga profesional terjadi pada 8 April saat Wellington Phoenix menghadapi Sydney FC. VAR mengidentifikasi tindakan handball ilegal di dalam kotak penalti dan memberikan tendangan penalti. Pertandingan berakhir imbang dengan skor 1–1.[6][7]

Major League Soccer di Amerika Serikat berencana memperkenalkan VAR di pertandingan kompetitif untuk musim 2017 setelah MLS All-Star Game 2017 pada 2 Agustus 2017.[8][9] Bundesliga di Jerman berencana memperkenalkan sistem ini mulai musim 2017–18,[10].

Piala Dunia 2018 menjadi Piala Dunia pertama untuk menggunakan VAR sehingga rekor penalti terpecah menjadi 28, sehingga 2 laga, yaitu Brasil melawan Kosta Rika dan Swedia melawan Swiss penalti dibatalkan.[11][12][13][14][15]

Kritik

Pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2016 di Jepang, uji coba VAR pertama dalam sebuah kompetisi klub internasional, pelatih kepala Real Madrid Zinedine Zidane menyatakan sistem ini menyebabkan kebingungan, dan gelandang Luka Modrić mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai sistem ini.[16]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Teknologi Asisten wasit video (VAR) dalam Sepak Bola". Tempo. 17 Oktober 2017. Diakses tanggal 10 Juli 2018. 
  2. ^ Alvarez, Liana (19 August 2016). "MLS makes soccer history with debut of video assistant referees". Sports Illustrated. Diakses tanggal 19 December 2016. 
  3. ^ Williams, Bob (13 August 2016). "Video assistant referees edge closer after successful trial in United States". The Daily Telegraph. Diakses tanggal 19 December 2016. 
  4. ^ Rumsby, Ben (2 September 2016). "Video replays used for first time during France's 3-1 friendly win over Italy as 'football history' made". The Daily Telegraph. Diakses tanggal 19 December 2016. 
  5. ^ "Hyundai A-League first to use Video Assistant Referees". Hyundai A-League. Diakses tanggal 26 April 2017. 
  6. ^ "Wellington Phoenix v Sydney FC video, highlights: Sky Blues concede late after VAR call". Fox Sports. Diakses tanggal 26 April 2017. 
  7. ^ "World first as video assistant referee called into action in Wellington and Sydney FC stalemate". The Guardian. 8 April 2017. Diakses tanggal 26 April 2017. 
  8. ^ Borg, Simon (10 December 2016). "MLS will seek to introduce Video Assistant Referees (VAR) during 2017". Major League Soccer. Diakses tanggal 19 December 2016. 
  9. ^ Goldberg, Jamie (14 March 2017). "MLS leads the way among soccer leagues worldwide as it prepares to roll out video replay". The Oregonian. Diakses tanggal 15 March 2017. 
  10. ^ Uersfeld, Stephan (24 January 2017). "Video assistant referees to be introduced in Bundesliga next season". ESPN FC. Diakses tanggal 15 March 2017. 
  11. ^ Herman, Martyn (4 March 2017). "FIFA confident video reviews will feature in 2018 world cup". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 15 March 2017. 
  12. ^ "Gara-gara VAR, Piala Dunia 2018 Resmi Pecahkan Rekor Penalti Terbanyak dalam Satu Edisi". BolaSport. 26 Juni 2018. 
  13. ^ "Piala Dunia 2018: Apa itu VAR, bintang baru Piala Dunia?". BBC Indonesia. 2 Juli 2018. 
  14. ^ "Gara-gara VAR, Brasil Gagal Dapat Hadiah Penalti". JawaPos. 22 Juni 2018. 
  15. ^ "Ada Kartu Merah dan VAR dalam Kepastian Swedia ke Perempat Final". JawaPos. 
  16. ^ McKirdy, Andrew (16 December 2016). "Zidane questions video reviews after Madrid's Club World Cup semifinal win". The Japan Times. Diakses tanggal 19 December 2016.