Lompat ke isi

Wakalah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Heri Surikno (bicara | kontrib)
Heri Surikno (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 20: Baris 20:
# Akad Ijab dan kabul
# Akad Ijab dan kabul
# Objek yang diwakilkan
# Objek yang diwakilkan

=== Syarat Orang Yang Berakad ===

# Cakap bertindak hukum
# Memiliki pengetahuan yang memadai tentang persoalan yang diwakilkan kepadanya
# Bertindak sebagai wakil secara serius
# Ditunjuk secara langsung oleh yang diwakili

=== Objek Yang Diwakilkan ===

# Yang diwakilkan bukan sesuatu yang boleh (mubah) dilakukan oleh setiap orang
# Yang diwakilkan itu merupakann milik orang yang diwakili
# Yang diwakilkan itu jelas


=== Referensi ===
=== Referensi ===

Revisi per 23 Juli 2018 07.02

Wakalah merupakan salah satu akad penting dalam hukum Islam. Secara bahasa wakalah artinya menolong, memelihara, pendelegasian atau juga perwakilan yang bertindak atas nama orang yang diwakilinya. Secara istilah wakalah berarti tolong menolong antar pribadi dalam suatu persoalan di mana seseorang tidak mampu secara hukum atau mempunyai halangan untuk melakukannya. Objek yag diwakilkan itu dapat menyangkut masalah harta benda dan juga masalah pribadi lainnya, seperti nikah.[1]

Ada beberapa definisi wakalah menurut ulama Fikih, antara lain:

  1. Mazhab Hanafi, wakalah adalah pendelegasian suatu tindakan hukum kepada orang lain yang bertindak sebagai wakil.
  2. Mazhab Syafi'i, wakalah adalah pendelegasian hak kepada seseorang dalam hal-hal yang dapat diwakilkan kepada orang lain selama ia hidup. Definisi 'selama ia hidup' jadi pembeda antara wakalah dengan wasiat.

Dalil tentang kebolehan akad wakalah dalam Islam terdapat dalam al-Qur'an dan Hadis, antara lain:

  1. Surat al-Kahfi ayat 19, artinya "maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini dan hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu"
  2. Surat An-Nisa' ayat 35, artinya "...maka suruhlah juru damai (hakam) dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai (hakam) dari keluarga perempuan..."
  3. Hadis tentang Rasulullah mengutus seorang pemungut zakat untuk memungut zakat (H. R Bukhari dan Muslim)
  4. Hadis penunjukan Amr bin Umayya d-Damiri sebagai wakilnya dalam menerima nikah Ummu Habibah binti Abu Sufyan (H. R Abu Dawud)[1]
  1. Orang Yang Berwakil
  2. Yang Menerima Wakil
  3. Akad Ijab dan kabul
  4. Objek yang diwakilkan

Syarat Orang Yang Berakad

  1. Cakap bertindak hukum
  2. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang persoalan yang diwakilkan kepadanya
  3. Bertindak sebagai wakil secara serius
  4. Ditunjuk secara langsung oleh yang diwakili

Objek Yang Diwakilkan

  1. Yang diwakilkan bukan sesuatu yang boleh (mubah) dilakukan oleh setiap orang
  2. Yang diwakilkan itu merupakann milik orang yang diwakili
  3. Yang diwakilkan itu jelas

Referensi

  1. ^ a b Tim Suplemen Ensiklopedi Islam (2001). Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve. hlm. 277. ISBN 979-8276-75-2.