Lompat ke isi

Gaspar Parang Ehok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Idrus hamidin (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 50: Baris 50:
{{reflist}}
{{reflist}}
{{bio-stub}}
{{bio-stub}}

[[Kategori:Tokoh dari Manggarai]]

Revisi per 28 Juli 2018 09.51

Gaspar Parang Ehok
[[Bupati Manggarai]] 4
Masa jabatan
1989 – 1999
PresidenSoeharto
GubernurHendrik Fernandez
Herman Musakabe
Piet Alexander Tallo
Sebelum
Pengganti
Daniel Woda Pale (Pjs.)
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1947-04-09)9 April 1947
Indonesia Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Meninggal25 Februari 2016(2016-02-25) (umur 68)
Indonesia Yogyakarta
Kebangsaan Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Drs. Gaspar Parang Ehok, MRP[1] (9 April 1947 – 25 Februari 2016) adalah Bupati Manggarai yang menjabat sejak 1989 hingga 1999.

Bupati Manggarai

Spriritualitas kepemimpinan Gaspar tidak bisa dikeluarkan dari seluruh kiprah perjuangannya. Ziarah hidup bupati kelahiran Ruteng 9 April 1947 ini dimaknai sebagai perjuangan. Setiap tugas pelayanan dilengkapi dengan tanggung jawab penuh, aplikatif, rasional dan juga memperjuangkan keinginan umum.

Karena itu sosok Gaspar selalu dikenang. Ia tidak hanya untuk mewujudkan rakyat, tetapi juga mewariskan kepemimpinan yang bersih. Gaspar menjadi tokoh pemimpin yang alergi dengan virus KKN.

Selama memimpin Mangggarai pada 1989-1999, Gaspar sungguh menunjukkan optimalisasi pembangunan yang pro rakyat. Tak pelak setiap daerah isolasi diretasnya, berdayakan potensi SDA dan SDM secara optimal.

Hampir pasti sosok dengan suara ini terus dikenang masyarakat Manggarai. Gaspar termasuk etos pempimpin yang cerdas, tangkas, rasional dan memiliki obyektifitas tindakan.

Dengan wilayah yang sangat luas, Bupati Ehok memproritaskan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Meretas jalan, keterbukaan adalah prioritas kebutuhan di samping kegiatan pembangunan lainnya.

Mengapa jalan raya? Agar mempercepat akselerasi pembangunan menuju pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak barang dan layanan dari dan ke sentra produksi yang akan dilalui mobilitas pembangunan demi kemiskinan dalam masyarakat.

Referensi