Lompat ke isi

Sejarah Belanda: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:
Pada [[masa Keemasan Belanda|Zaman Keemasan Belanda]] yang mencapai puncaknya sekitar tahun 1667, terjadi perkembangan di bidang perniagaan, industri, seni rupa, dan [[Daftar tokoh dari Zaman Keemasan Belanda#Ilmu pengetahuan dan filsafat|ilmu pengetahuan]]. Negara Belanda berkembang menjadi sebuah [[imperium Belanda|imperium]] yang makmur dengan wilayah-wilayah jajahan yang tersebar di seluruh dunia, dan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Kongsi Dagang Hindia Timur]] atau Kompeni Belanda muncul sebagai salah satu perusahaan dagang nasional tertua dan terpenting yang berasaskan kewirausahaan dan perniagaan.
Pada [[masa Keemasan Belanda|Zaman Keemasan Belanda]] yang mencapai puncaknya sekitar tahun 1667, terjadi perkembangan di bidang perniagaan, industri, seni rupa, dan [[Daftar tokoh dari Zaman Keemasan Belanda#Ilmu pengetahuan dan filsafat|ilmu pengetahuan]]. Negara Belanda berkembang menjadi sebuah [[imperium Belanda|imperium]] yang makmur dengan wilayah-wilayah jajahan yang tersebar di seluruh dunia, dan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Kongsi Dagang Hindia Timur]] atau Kompeni Belanda muncul sebagai salah satu perusahaan dagang nasional tertua dan terpenting yang berasaskan kewirausahaan dan perniagaan.


Pada abad ke-18, kekuasaan dan kemakmuran Belanda mengalami kemerosotan. Negara ini melemah akibat berulang kali berperang melawan negara-negara tetangganya yang lebih kuat, yakni [[Peperangan Inggris-Belanda|Inggris]] dan [[Perang Perancis-Belanda|Perancis]]. Kerajaan Inggris merebut [[Nieuw Amsterdam]], koloni Belanda di Amerika Utara, dan mengganti namanya menjadi [[New York]]. Kerusuhan dan [[Periode Tanpa Mangkubumi Kedua#Krisis dan revolusi kaum pendukung Pangeran Oranje pada 1747|konflik]] timbul di antara [[Orangisme (Republik Belanda)|kaum pendukung Pangeran Oranje]] dan [[Patriottentijd|kaum Patriot]]. Revolusi Perancis meluber ke Belanda selepas 1789, dan [[Republik Batavia]] pun didirikan pada 1795. Napoleon menjadikannya sebuah negara satelit dengan nama [[Kerajaan Hollandia|Kerajaan Holland]] pada 1806, namun di kemudian hari hanya menjadi salah satu provinsi Imperium Perancis.<!--
Pada abad ke-18, kekuasaan dan kemakmuran Belanda mengalami kemerosotan. Negara ini melemah akibat berulang kali berperang melawan negara-negara tetangganya yang lebih kuat, yakni [[Peperangan Inggris-Belanda|Inggris]] dan [[Perang Perancis-Belanda|Perancis]]. Kerajaan Inggris merebut [[Nieuw Amsterdam]], koloni Belanda di Amerika Utara, dan mengganti namanya menjadi [[New York]]. Kerusuhan dan [[Periode Tanpa Mangkubumi Kedua#Krisis dan revolusi kaum pendukung Pangeran Oranje pada 1747|konflik]] timbul di antara [[Orangisme (Republik Belanda)|kaum pendukung Pangeran Oranje]] dan [[Patriottentijd|kaum Patriot]]. Revolusi Perancis meluber ke Belanda selepas 1789, dan [[Republik Batavia]] pun didirikan pada 1795. Napoleon menjadikannya sebuah negara satelit dengan nama [[Kerajaan Hollandia|Kerajaan Holland]] pada 1806, namun di kemudian hari hanya menjadi salah satu provinsi Imperium Perancis.


Setelah Napoleon tumbang pada 1813–1815, [[Kerajaan Bersatu Belanda|Kerajaan Kesatuan Belanda]] didirikan dengan wilayah yang diperluas, dan diperintah oleh [[Wangsa Oranye-Nassau|wangsa Oranje]] sebagai kepala monarki yang juga memerintah atas Belgia dan Luksemburg. Sang Raja memaksa memberlakukan pembaharuan-pembaharuan Protestan di Belgia, sehingga rakyat negeri itu [[Revolusi Belgia|bangkit memberontak pada 1830]] dan akhirnya merdeka pada 1839. Selepas kurun waktu pemerintahan konservatif, konstitusi tahun 1848 mengubah Belanda menjadi negara [[demokrasi perwakilan|demokrasi parlementer]] yang dikepalai oleh seorang [[kerajaan konstitusional|kepala monarki konstitusional]]. Negara Luksemburg modern secara resmi merdeka dari Belanda pada 1839, namun masih mengakui Raja Belanda sebagai kepala negaranya sampai dengan 1890. Semenjak 1890, jabatan kepala negara Luksemburg beralih ke cabang lain dari wangsa Nassau.
After the collapse of Napoleon in 1813–15, an expanded "[[United Kingdom of the Netherlands]]" was created with the [[House of Orange-Nassau|House of Orange]] as monarchs, also ruling Belgium and Luxembourg. The King imposed unpopular Protestant reforms on Belgium, [[Belgian Revolution|which revolted in 1830]] and became independent in 1839. After an initially conservative period, in the 1848 constitution the country became a [[parliamentary democracy]] with a [[constitutional monarch]]. Modern Luxembourg became officially independent from the Netherlands in 1839, but a personal union remained until 1890. Since 1890 it is ruled by another branch of the House of Nassau.


Belanda bersikap netral pada [[Perang Dunia I]], namun diserbu dan diduduki oleh Nazi Jerman pada [[Perang Dunia II]]. Nazi, termasuk sejumlah besar antek-anteknya, menangkapi dan membunuh hampir semua orang Yahudi (yang paling terkenal adalah [[Anne Frank]]). Manakala perlawanan rakyat Belanda semakin meningkat, Nazi membendung aliran pasokan pangan ke banyak daerah di negeri Belanda, sehingga menimbulkan bencana kelaparan yang dahsyat pada kurun waktu 1944–1945. Pada 1942, Hindia Belanda ditaklukkan oleh Jepang, namun orang-orang Belanda sudah lebih dahulu menghancurkan sumur-sumur minyak yang sangat dibutuhkan Jepang. [[Indonesia]] memproklamasikan kemerdekaannya pada 1945. [[Suriname]] mendapatkan kemerdekaannya pada 1975. Pada tahun-tahun pascaperang terjadi pemulihan perekonomian (dibantu oleh [[Rencana Marshall|Rancangan Marshall]] dari Amerika Serikat), disusul penerapan [[negara kesejahteraan|negara berkesejahteraan]] pada kurun waktu yang damai dan makmur. Belanda membentuk persekutuan ekonomi yang baru dengan Belgia dan Luksemburg yang dinamakan [[Benelux|Uni Beneluks]], dan ketiga negara ini menjadi anggota pendiri [[Uni Eropa]] serta [[NATO]]. Pada beberapa dasawarsa terakhir ini, perekonomian Belanda telah terjalin erat dengan perekonomian Jerman, dan kini sangat makmur.
The Netherlands was neutral during the [[First World War]], but during the [[Second World War]], it was invaded and occupied by Nazi Germany. The Nazis, including many collaborators, rounded up and killed almost all the Jews (most famously [[Anne Frank]]). When the Dutch resistance increased, the Nazis cut off food supplies to much of the country, causing severe starvation in 1944–45. In 1942, the Dutch East Indies was conquered by Japan, but first the Dutch destroyed the oil wells that Japan needed so badly. [[Indonesia]] proclaimed its independence in 1945. [[Suriname]] gained independence in 1975. The postwar years saw rapid economic recovery (helped by the American Marshall Plan), followed by the introduction of a [[welfare state]] during an era of peace and prosperity. The Netherlands formed a new economic alliance with Belgium and Luxembourg, the [[Benelux]], and all three became founding members of the [[European Union]] and [[NATO]]. In recent decades, the Dutch economy has been closely linked to that of Germany, and is highly prosperous.


<!--{{Sejarah Negeri-Negeri Ranah}}-->
{{History Benelux states}}


== Prehistory (before 800 BC) ==
== Prasejarah (sebelum 800 SM) ==


=== Perubahan-perubahan bersejarah atas bentang alam ===<!--
===Historical changes to the landscape===
The prehistory of the area that is now the Netherlands was largely shaped by its constantly shifting, low-lying geography.
The prehistory of the area that is now the Netherlands was largely shaped by its constantly shifting, low-lying geography.
{|cellspacing="0" border="0" style="background: white"
{|cellspacing="0" border="0" style="background: white"

Revisi per 9 Agustus 2018 21.51


Sejarah Belanda adalah sejarah bangsa bahari yang tumbuh dan berkembang di daerah dataran rendah delta sungai yang bermuara ke Laut Utara di kawasan barat laut Eropa. Catatan sejarah Belanda bermula dengan kurun waktu empat abad manakala daerah ini menjadi tapal batas wilayah Kekaisaran Romawi yang dijaga bala tentara. Daerah tapal batas ini kian lama kian terdesak oleh serbuan suku-suku bangsa Jermanik yang berpindah ke arah barat. Seiring runtuhnya Kekaisaran Romawi dan bermulanya Abad Pertengahan, tiga suku bangsa Jermanik terbesar bangkit menguasai daerah ini, yakni suku bangsa Frisi di sebelah utara dan kawasan pesisir, suku bangsa Saksen Hilir di sebelah timur laut, dan suku bangsa Franka di sebelah selatan.

Pada Abad Pertengahan, kaum keturunan wangsa Karoling berjaya menguasai daerah ini, dan memperluas ruang lingkup kekuasaan mereka ke hampir seluruh kawasan barat Eropa. Negeri Belanda kala itu merupakan bagian dari Kadipaten Lotharingia Hilir di dalam wilayah Kekaisaran Romawi Suci yang didirikan dan diperintah oleh suku bangsa Franka. Selama beberapa abad, wilayah Belanda terbagi-bagi menjadi sejumlah swapraja feodal seperti Brabant, Holland, Zeeland, Friesland, Gelre, dan berbagai swapraja feodal lainnya dengan tapal batas yang berubah-ubah. Belum ada wilayah kesatuan yang sama dengan wilayah negara Belanda sekarang ini.

Pada 1433, Adipati Burgundia berhasil menguasai seluruh dataran rendah di Kadipaten Lotharingia Hilir, dan mendirikan swapraja feodal Belanda Burgundi yang meliputi wilayah Belgia, Luksemburg, dan sebagian wilayah Perancis.

Raja-raja Spanyol yang beragama Katolik menindak keras penyebaran mazhab Protestan, yang menimbulkan perseteruan antarkelompok masyarakat di dua kawasan yang kini menjadi wilayah negara Belgia dan daerah Holland di negara Belanda. Tindakan tegas Kerajaan Spanyol ini memicu pemberontakan rakyat Belanda yang mengakibatkan swapraja Belanda Burgundi pecah menjadi Belanda Spanyol dan Perserikatan Provinsi-Provinsi. Belanda Spanyol adalah wilayah berpenduduk Kristen Katolik penutur bahasa Perancis dan bahasa Belanda (kurang lebih meliputi wilayah negara Belgia dan negara Luksemburg sekarang ini), sementara Perserikatan Provinsi-Provinsi adalah wilayah utara berpenduduk penutur bahasa Belanda yang mayoritas beragama Kristen Protestan dan minoritas beragama Kristen Katolik. Wilayah Perserikatan Provinsi-Provinsi inilah yang di kemudian hari menjadi wilayah negara Belanda modern.

Pada Zaman Keemasan Belanda yang mencapai puncaknya sekitar tahun 1667, terjadi perkembangan di bidang perniagaan, industri, seni rupa, dan ilmu pengetahuan. Negara Belanda berkembang menjadi sebuah imperium yang makmur dengan wilayah-wilayah jajahan yang tersebar di seluruh dunia, dan Kongsi Dagang Hindia Timur atau Kompeni Belanda muncul sebagai salah satu perusahaan dagang nasional tertua dan terpenting yang berasaskan kewirausahaan dan perniagaan.

Pada abad ke-18, kekuasaan dan kemakmuran Belanda mengalami kemerosotan. Negara ini melemah akibat berulang kali berperang melawan negara-negara tetangganya yang lebih kuat, yakni Inggris dan Perancis. Kerajaan Inggris merebut Nieuw Amsterdam, koloni Belanda di Amerika Utara, dan mengganti namanya menjadi New York. Kerusuhan dan konflik timbul di antara kaum pendukung Pangeran Oranje dan kaum Patriot. Revolusi Perancis meluber ke Belanda selepas 1789, dan Republik Batavia pun didirikan pada 1795. Napoleon menjadikannya sebuah negara satelit dengan nama Kerajaan Holland pada 1806, namun di kemudian hari hanya menjadi salah satu provinsi Imperium Perancis.

Setelah Napoleon tumbang pada 1813–1815, Kerajaan Kesatuan Belanda didirikan dengan wilayah yang diperluas, dan diperintah oleh wangsa Oranje sebagai kepala monarki yang juga memerintah atas Belgia dan Luksemburg. Sang Raja memaksa memberlakukan pembaharuan-pembaharuan Protestan di Belgia, sehingga rakyat negeri itu bangkit memberontak pada 1830 dan akhirnya merdeka pada 1839. Selepas kurun waktu pemerintahan konservatif, konstitusi tahun 1848 mengubah Belanda menjadi negara demokrasi parlementer yang dikepalai oleh seorang kepala monarki konstitusional. Negara Luksemburg modern secara resmi merdeka dari Belanda pada 1839, namun masih mengakui Raja Belanda sebagai kepala negaranya sampai dengan 1890. Semenjak 1890, jabatan kepala negara Luksemburg beralih ke cabang lain dari wangsa Nassau.

Belanda bersikap netral pada Perang Dunia I, namun diserbu dan diduduki oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Nazi, termasuk sejumlah besar antek-anteknya, menangkapi dan membunuh hampir semua orang Yahudi (yang paling terkenal adalah Anne Frank). Manakala perlawanan rakyat Belanda semakin meningkat, Nazi membendung aliran pasokan pangan ke banyak daerah di negeri Belanda, sehingga menimbulkan bencana kelaparan yang dahsyat pada kurun waktu 1944–1945. Pada 1942, Hindia Belanda ditaklukkan oleh Jepang, namun orang-orang Belanda sudah lebih dahulu menghancurkan sumur-sumur minyak yang sangat dibutuhkan Jepang. Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 1945. Suriname mendapatkan kemerdekaannya pada 1975. Pada tahun-tahun pascaperang terjadi pemulihan perekonomian (dibantu oleh Rancangan Marshall dari Amerika Serikat), disusul penerapan negara berkesejahteraan pada kurun waktu yang damai dan makmur. Belanda membentuk persekutuan ekonomi yang baru dengan Belgia dan Luksemburg yang dinamakan Uni Beneluks, dan ketiga negara ini menjadi anggota pendiri Uni Eropa serta NATO. Pada beberapa dasawarsa terakhir ini, perekonomian Belanda telah terjalin erat dengan perekonomian Jerman, dan kini sangat makmur.


Prasejarah (sebelum 800 SM)

Perubahan-perubahan bersejarah atas bentang alam

Pranala luar