Lompat ke isi

Kebudayaan Ngandong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bhant (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Kebudayaan Ngandong''' adalah kebudayaan manusia prasejarah di Indonesia yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora (Provinsi Jawa Tengah), dekat K...'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
'''Kebudayaan Ngandong''' adalah kebudayaan manusia prasejarah di [[Indonesia]] yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora (Provinsi [[Jawa Tengah]]), dekat Kabupaten [[Ngawi]] (Provinsi [[Jawa Timur]]). Kebudayaan ini berkembang di Zaman [[Paleolitikum]] atau zaman batu tua, tepatnya di lapisan [[pleistosen]] atas. Kebudayaan ini dicirikan dengan penggunaan tulang yang umumnya berasal dari tulang binatang yang berukuran sedang hingga besar.<ref name="Edupensa15Desember2016">{{cite web |url=https://www.eduspensa.id/kebudayaan-ngandong-lengkap/ |title=Kebudayaan Ngandong: Sejarah, Ciri-ciri, Persebaran, Hasil Budaya |last=Yugi |first=Al |publisher=''Harian Blora'' |date=2017-08-16 |accessdate=2017-10-13}}</ref> Di Kebudayaan Ngandong, banyak ditemukan [[artefak]] berupa kapak genggam dari batu, ''flakes'' (alat-alat serpih berukuran kecil yang terbuat dari tulang), belati, ujung tombak dari tanduk menjangan yang diruncingkan, dan duri ikan pari.
'''Kebudayaan Ngandong''' adalah kebudayaan para manusia prasejarah di [[Indonesia]] yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora (Provinsi [[Jawa Tengah]]), dekat Kabupaten [[Ngawi]] (Provinsi [[Jawa Timur]]). Kebudayaan ini berkembang di Zaman [[Paleolitikum]] atau zaman batu tua, tepatnya di lapisan [[pleistosen]] atas. Kebudayaan ini dicirikan dengan penggunaan tulang yang pada umumnya berasal dari tulang binatang yang berukuran sedang hingga besar.<ref name="Edupensa15Desember2016">{{cite web |url=https://www.eduspensa.id/kebudayaan-ngandong-lengkap/ |title=Kebudayaan Ngandong: Sejarah, Ciri-ciri, Persebaran, Hasil Budaya |last=Yugi |first=Al |publisher=''Harian Blora'' |date=2017-08-16 |accessdate=2017-10-13}}</ref> Di Kebudayaan Ngandong, banyak ditemukan [[artefak]] berupa kapak genggam dari batu, ''flakes'' (alat-alat serpih berukuran kecil yang terbuat dari tulang), belati, ujung tombak dari tanduk menjangan yang diruncingkan, dan duri ikan pari.


Dari jenis-jenis alat yang ditemukan di Situs Ngandong, dapat disimpulkan bahwa cara hidup masyarakat saat itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan.<ref name="KabarBlora15Desember2016">{{cite web |url=http://www.harianblora.com/2015/04/situs-ngandong-kabupaten-blora-sebagai.html |title=Situs Ngandong Kabupaten Blora Sebagai Media Pembelajaran Kehidupan Awal Manusia |last=Riyani |first=Nurkhasanah Eka |publisher=''Harian Blora'' |date=2015-04-16 |accessdate=2017-10-13}}</ref> Sedangkan berdasarkan lokasi ditemukannya alat-alat yang berada di dekat penemuan fosil manusia purba ''Homo wajakensis'' di daerah Ngandong dan ''Homo soloensis'' di daerah Ndirejo, [[Sragen]], Jawa Tengah, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis manusia purba itulah pelaku Kebudayaan Ngandong.
Dari jenis-jenis alat yang ditemukan di Situs Ngandong, dapat disimpulkan bahwa cara kehidupan masyarakat saat itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan.<ref name="KabarBlora15Desember2016">{{cite web |url=http://www.harianblora.com/2015/04/situs-ngandong-kabupaten-blora-sebagai.html |title=Situs Ngandong Kabupaten Blora Sebagai Media Pembelajaran Kehidupan Awal Manusia |last=Riyani |first=Nurkhasanah Eka |publisher=''Harian Blora'' |date=2015-04-16 |accessdate=2017-10-13}}</ref> Sedangkan berdasarkan lokasi ditemukannya alat-alat yang berada di dekat penemuan fosil manusia purba ''Homo wajakensis'' di daerah Ngandong dan ''Homo soloensis'' di daerah Ndirejo, [[Sragen]], Jawa Tengah, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis manusia purba itulah pelaku Kebudayaan Ngandong.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 12 Agustus 2018 01.24

Kebudayaan Ngandong adalah kebudayaan para manusia prasejarah di Indonesia yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora (Provinsi Jawa Tengah), dekat Kabupaten Ngawi (Provinsi Jawa Timur). Kebudayaan ini berkembang di Zaman Paleolitikum atau zaman batu tua, tepatnya di lapisan pleistosen atas. Kebudayaan ini dicirikan dengan penggunaan tulang yang pada umumnya berasal dari tulang binatang yang berukuran sedang hingga besar.[1] Di Kebudayaan Ngandong, banyak ditemukan artefak berupa kapak genggam dari batu, flakes (alat-alat serpih berukuran kecil yang terbuat dari tulang), belati, ujung tombak dari tanduk menjangan yang diruncingkan, dan duri ikan pari.

Dari jenis-jenis alat yang ditemukan di Situs Ngandong, dapat disimpulkan bahwa cara kehidupan masyarakat saat itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan.[2] Sedangkan berdasarkan lokasi ditemukannya alat-alat yang berada di dekat penemuan fosil manusia purba Homo wajakensis di daerah Ngandong dan Homo soloensis di daerah Ndirejo, Sragen, Jawa Tengah, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis manusia purba itulah pelaku Kebudayaan Ngandong.

Referensi

  1. ^ Yugi, Al (2017-08-16). "Kebudayaan Ngandong: Sejarah, Ciri-ciri, Persebaran, Hasil Budaya". Harian Blora. Diakses tanggal 2017-10-13. 
  2. ^ Riyani, Nurkhasanah Eka (2015-04-16). "Situs Ngandong Kabupaten Blora Sebagai Media Pembelajaran Kehidupan Awal Manusia". Harian Blora. Diakses tanggal 2017-10-13.