Candi Selomangleng: Perbedaan antara revisi
k (GR) File renamed: File:RA 3550019.JPG → File:Candi Selomangleng 3550019.jpg Criterion 2 (meaningless or ambiguous name) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
|latitude=-8.128056 |
|latitude=-8.128056 |
||
|longitude=111.916944 |
|longitude=111.916944 |
||
|location_town= [[ |
|location_town= [[Kota Tulungagung]], [[Provinsi Jawa Timur]]. |
||
|location_country=[[Indonesia]] |
|location_country=[[Indonesia]] |
||
|architect= |
|architect= |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
}} |
}} |
||
'''Candi Selomangleng''' adalah sebuah peninggalan purbakala yang berada |
'''Candi Selomangleng''' adalah sebuah peninggalan purbakala yang berada [[Sanggrahan, Boyolangu, Tulungagung|Desa Sanggrahan]], [[Boyolangu, Tulungagung|Kecamatan Boyolangu]], [[Kota Tulungagung]], [[Jawa Timur]]. Candi ini terletak tidak jauh dari [[Candi Meja]]. |
||
== Bangunan == |
== Bangunan == |
||
Baris 39: | Baris 39: | ||
[[Kategori:Candi di Jawa Timur|Selomangleng]] |
[[Kategori:Candi di Jawa Timur|Selomangleng]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kota Tulungagung]] |
Revisi per 21 Agustus 2018 03.45
Candi Selomangleng | |
---|---|
Lua error in Modul:Location_map at line 437: Tidak ada nilai yang diberikan untuk garis bujur. | |
Informasi umum | |
Kota | Kota Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. |
Negara | Indonesia |
Candi Selomangleng adalah sebuah peninggalan purbakala yang berada Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kota Tulungagung, Jawa Timur. Candi ini terletak tidak jauh dari Candi Meja.
Bangunan
Candi ini merupakan ceruk yang dibuat pada sebungkah batu. Selo dalam bahasa Jawa berarti 'batu'. Selomangleng dalam bahasa Jawa lebih dapat diartikan sebagai sebuah batu besar yang dipahat dan dibuat lubang mirip goa. Lubang tersebut diduga berfungsi sebagai tempat bertapa. Pada dinding di atas salah satu ceruk terdapat releif kala sebgaimana umumnya candi-candi di Jawa.
Relief
Pada dinding ceruk utamanya terpahat relief Arjunawiwaha. Cerita ini adalah sebuah kisah mengenai Arjuna yang bertapa untuk memohon senjata sakti dari para dewa. Dalam pertapaannya itu Arjuna mendapat gangguan dari bidadari-bidadari utusan Bathara Indra. Arjuna tak bergeming sedikitpun dan akhirnya memperoleh senjata berupa busur panah.