Lompat ke isi

Bahasa alay: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alay
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
GogoLion (bicara | kontrib)
Membuang vandalisme
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Refimprove}}
{{Refimprove}}
'''Alay''' >> ANAK MAN,ANAK ISKANDAR,ANAK YADI sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di [[Indonesia]].<ref name="kasali">Kasali, Rhenald. 2011. ''Cracking Zone''. Jakarta: Gramedia. Hal. 71.</ref> "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan".<ref name="kasali" ./> Istilah ini merupakan [[stereotipe]] yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan.<ref name="jpost">[http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/28/messing-with-letters.html The Jakarta Post]</ref> Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (''lebay'') dan selalu berusaha menarik perhatian.<ref name="kasali" /> Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal [[bahasa]] dan [[gaya hidup]].<ref name="kasali" ./> Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan [[remaja]] menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, menyingkat secara berlebihan, atau membolak balik huruf sehingga membentuk kosakata baru. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.<ref name="kasali" /> Di [[Filipina]] terdapat fenomena yang mirip, sering disebut sebagai [[Jejemon]].<ref name="kasali" />
'''Alay''' adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di [[Indonesia]].<ref name="kasali">Kasali, Rhenald. 2011. ''Cracking Zone''. Jakarta: Gramedia. Hal. 71.</ref> "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan".<ref name="kasali" ./> Istilah ini merupakan [[stereotipe]] yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan.<ref name="jpost">[http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/28/messing-with-letters.html The Jakarta Post]</ref> Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (''lebay'') dan selalu berusaha menarik perhatian.<ref name="kasali" /> Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal [[bahasa]] dan [[gaya hidup]].<ref name="kasali" ./> Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan [[remaja]] menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, menyingkat secara berlebihan, atau membolak balik huruf sehingga membentuk kosakata baru. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.<ref name="kasali" /> Di [[Filipina]] terdapat fenomena yang mirip, sering disebut sebagai [[Jejemon]].<ref name="kasali" />


Alay merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa bersosialisasi dengannya. Biasanya para Alayers (panggilan para Alay) mempunyai trend busana tersendiri yang dapat menyebar cepat layaknya wabah virus dikalangan para Alayers yang lain, sehingga menciptakan satu keseragaman bentuk yang sedikit tidak lazim.{{citation needed}} Namun juga memiliki aturan huruf tersendiri, yaitu para alayers hanya diperbolehkan memakai 13 abjad huruf saja. Sisanya angka dan simbol.{{citation needed}}
Alay merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa bersosialisasi dengannya. Biasanya para Alayers (panggilan para Alay) mempunyai trend busana tersendiri yang dapat menyebar cepat layaknya wabah virus dikalangan para Alayers yang lain, sehingga menciptakan satu keseragaman bentuk yang sedikit tidak lazim.{{citation needed}} Namun juga memiliki aturan huruf tersendiri, yaitu para alayers hanya diperbolehkan memakai 13 abjad huruf saja. Sisanya angka dan simbol.{{citation needed}}

Revisi per 10 September 2018 15.54

Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia.[1] "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan".[1] Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan.[2] Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian.[1] Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.[1] Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, menyingkat secara berlebihan, atau membolak balik huruf sehingga membentuk kosakata baru. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.[1] Di Filipina terdapat fenomena yang mirip, sering disebut sebagai Jejemon.[1]

Alay merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa bersosialisasi dengannya. Biasanya para Alayers (panggilan para Alay) mempunyai trend busana tersendiri yang dapat menyebar cepat layaknya wabah virus dikalangan para Alayers yang lain, sehingga menciptakan satu keseragaman bentuk yang sedikit tidak lazim.[butuh rujukan] Namun juga memiliki aturan huruf tersendiri, yaitu para alayers hanya diperbolehkan memakai 13 abjad huruf saja. Sisanya angka dan simbol.[butuh rujukan]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f Kasali, Rhenald. 2011. Cracking Zone. Jakarta: Gramedia. Hal. 71.
  2. ^ The Jakarta Post