Lompat ke isi

Boentar Laut: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19: Baris 19:
|year=1860}}</ref>
|year=1860}}</ref>


Buntar Laut merupakan tanah pelungguh/apanage (bahasa Banjar: Tanah badatu) yang diperintah oleh Pangeran Lajah ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: Pangeran Layah) dan keturunannya. Pangeran Lajah memiliki seorang puteri bernama Goesti Tjita dan seorang putera bernama Goesti Tahora.<ref>{{nl}} {{cite book
Buntar Laut merupakan tanah pelungguh/apanage (bahasa Banjar: Tanah badatu) yang diperintah oleh Pangeran Lajah ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: Pangeran Layah) dan keturunannya. Pangeran Lajah memiliki seorang puteri bernama Goesti Tjita dan seorang putera bernama Goesti Tahora. Selanjutnya Buntar Laut di bawah kekuasaan Gusti Dandai yang meninggal pada tahun 1846 dengan tidak ada keturunanannya.<ref>{{nl}} {{cite book
|pages=6
|pages=6
|url=https://books.google.co.id/books?id=LeU4eJn8ruwC&pg=PA6&dq=Pangeran+Lajah,+Boentar-laut.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjjgOmJ4d3dAhULTY8KHWjZAwsQ6AEIJzAA#v=onepage&q=Pangeran%20Lajah%2C%20Boentar-laut.&f=false
|url=https://books.google.co.id/books?id=LeU4eJn8ruwC&pg=PA6&dq=Pangeran+Lajah,+Boentar-laut.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjjgOmJ4d3dAhULTY8KHWjZAwsQ6AEIJzAA#v=onepage&q=Pangeran%20Lajah%2C%20Boentar-laut.&f=false
Baris 35: Baris 35:
|year=1853}}</ref>
|year=1853}}</ref>


'''Adji Madoera / Aji Daha''' sekitar tahun 1845 mengambil alih '' "Kerajaan Buntar Laut" '' dari bibinya Gusti Dandai yang meninggal dunia karena tidak memiliki keturunan. Sehingga wilayah kekuasaannya menjadi '''Cantung dan Buntar Laut'''.[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&pg=RA1-PA353&dq=adji+mandoera&hl=id&sa=X&ei=6esiUa67K8rNrQeskIHwCg&ved=0CDIQ6AEwAg#v=onepage&q=adji%20mandoera&f=false]
'''Adji Madoera / Aji Daha''' sekitar tahun 1846 mengambil alih '' "Kerajaan Buntar Laut" '' dari bibinya Gusti Dandai yang meninggal dunia karena tidak memiliki keturunan. Sehingga wilayah kekuasaannya menjadi '''Cantung dan Buntar Laut'''.[http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&pg=RA1-PA353&dq=adji+mandoera&hl=id&sa=X&ei=6esiUa67K8rNrQeskIHwCg&ved=0CDIQ6AEwAg#v=onepage&q=adji%20mandoera&f=false]


Buntar Laut dalam tahun 1840 terdiri atas 22 rumah dan 82 penduduk (etnik Banjar).<ref>{{nl}} {{cite book
Buntar Laut dalam tahun 1840 terdiri atas 22 rumah dan 82 penduduk (etnik Banjar).<ref>{{nl}} {{cite book

Revisi per 28 September 2018 14.02

Boentar-Laut (EBI: Buntar Laut) adalah sebuah divisi di wilayah Kerajaan Tanah Bumbu.[1][2][3]

Buntar Laut merupakan tanah pelungguh/apanage (bahasa Banjar: Tanah badatu) yang diperintah oleh Pangeran Lajah (EBI: Pangeran Layah) dan keturunannya. Pangeran Lajah memiliki seorang puteri bernama Goesti Tjita dan seorang putera bernama Goesti Tahora. Selanjutnya Buntar Laut di bawah kekuasaan Gusti Dandai yang meninggal pada tahun 1846 dengan tidak ada keturunanannya.[4][5]

Adji Madoera / Aji Daha sekitar tahun 1846 mengambil alih "Kerajaan Buntar Laut" dari bibinya Gusti Dandai yang meninggal dunia karena tidak memiliki keturunan. Sehingga wilayah kekuasaannya menjadi Cantung dan Buntar Laut.[1]

Buntar Laut dalam tahun 1840 terdiri atas 22 rumah dan 82 penduduk (etnik Banjar).[6]


Referensi

  1. ^ (Inggris) "The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia". 2. 1848: 438. 
  2. ^ (Inggris) James Richardson Logan, ed. (1848). "The Journal of the Indian archipelago and eastern Asia". 2: 438. 
  3. ^ (Belanda) J. B. J Van Doren (1860). Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz. 1. J. D. Sybrandi. hlm. 242. 
  4. ^ (Belanda) C.A.L.M. Schwaner (1851). Historische, geografische en statistieke aanteekeningen betreffende Tanah Boemboe: aangetroffen onder de bij het Gouvernement van Nederlandsch-Indië berustende papieren van C.A.L.M. Schwaner. 1. hlm. 6. 
  5. ^ (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1853). Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 1. hlm. 340. 
  6. ^ (Belanda) H. van Alphen, Pieter Johannes Veth (1869). Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten. 1. P. N. van Kampen. hlm. 182.