Perunggit: Perbedaan antara revisi

← Revisi sebelumnya Revisi selanjutnya →

Konten dihapus Konten ditambahkan

Sebaris

Revisi per 15 Oktober 2018 08.42

Tuanku Panglima Perunggit, bergelar Kejuruan Padang,^[1] adalah penguasa Kesultanan Deli yang kedua.^[2]^[3] Ia menggantikan kekuasaan ayahnya, Tuanku Panglima Gocah Pahlawan,^[4] yang merupakan walinegara bagi Kesultanan Aceh^[3] untuk memerintah di bekas Kerajaan Aru yang telah ditaklukkan.^[4] Ibunya adalah Putri Nang Bulan beru Surbakti, adik perempuan datuk Sunggal (Karo: raja urung), Datuk Itam Surbakti, salah seorang penguasa kaum Karo di Deli Tua.^[5]

Seiring dengan melemahnya pengaruh Kesultanan Aceh di berbagai wilayah di Sumatera, Perunggit juga mengambil kesempatan untuk membuat Deli menjadi merdeka.^[3]^[6] Ia mula-mula menggalang dukungan dari VOC Belanda di Malaka, dan pada tahun 1667 mengirim utusan langsung ke Batavia.^[6] Pada tahun 1669, Perunggit mengumumkan bahwa Deli adalah merdeka dari kekuasaan Aceh.^[3]^[6]

Setelah ia wafat, kekuasaannya diteruskan oleh anaknya, Tuanku Panglima Paderap.^[2]

Lihat pula

Referensi

^ Peranginangin, Martin Luther (2004). Orang Karo diantara orang Batak. Pustaka Sora Mido.
^ ^a ^b Perret, Daniel (2010-04-23). Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799102386.
^ ^a ^b ^c ^d Utomo, Bambang Budi; Karim, Mulyawan; Sundari, Ekowati (2009-01-01). Treasures of Sumatra. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
^ ^a ^b Ikhsan, Edy (2015). Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum: Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu Deli. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 9789794619377.
^ Putro, Brahma (1981). Karo, dari jaman ke jaman. Yayasan Massa Cabang Medan.
^ ^a ^b ^c Sinar, (Tengku) Luckman (1996). The History of Medan in the Olden Times (dalam bahasa Inggris). Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu. hlm. 24–25.

Didahului oleh
Tuanku Panglima Gocah Pahlawan

Penguasa Deli
1641-16..

Dilanjutkan oleh
Tuanku Panglima Paderap

[1] Peranginangin, Martin Luther (2004). Orang Karo diantara orang Batak. Pustaka Sora Mido.

[:2-2] Perret, Daniel (2010-04-23). Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799102386.

[:1-3] Utomo, Bambang Budi; Karim, Mulyawan; Sundari, Ekowati (2009-01-01). Treasures of Sumatra. Direktorat Jenderal Kebudayaan.

[:3-4] Ikhsan, Edy (2015). Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum: Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu Deli. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 9789794619377.

[5] Putro, Brahma (1981). Karo, dari jaman ke jaman. Yayasan Massa Cabang Medan.

[:0-6] Sinar, (Tengku) Luckman (1996). The History of Medan in the Olden Times (dalam bahasa Inggris). Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu. hlm. 24–25.

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
 '''Tuanku Panglima Perunggit,''' bergelar '''Kejuruan Padang''',<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=5bJuAAAAMAAJ&q=panglima+perunggit&dq=panglima+perunggit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjG3d7S_IfeAhXDQY8KHagbCI44ChDoAQgqMAE|title=Orang Karo diantara orang Batak|last=Peranginangin|first=Martin Luther|date=2004|publisher=Pustaka Sora Mido|language=id}}</ref> adalah penguasa [[Kesultanan Deli]] yang kedua.<ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=CihIDwAAQBAJ&pg=PA395&dq=panglima+perunggit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjHrK-H94feAhWJrY8KHXnqCuIQuwUIKjAA#v=onepage&q=panglima%20perunggit&f=false|title=Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut|last=Perret|first=Daniel|date=2010-04-23|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=9789799102386|language=id}}</ref><ref name=":1" /> Ia menggantikan kekuasaan ayahnya, [[Gocah Pahlawan|Tuanku Panglima Gocah Pahlawan]],<ref name=":3">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=459EDAAAQBAJ&pg=PA21&dq=Gotjah+Pahlawan&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=Gotjah%20Pahlawan&f=false|title=Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum: Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu Deli|last=Ikhsan|first=Edy|date=2015|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=9789794619377|language=id}}</ref> yang merupakan walinegara bagi [[Kesultanan Aceh]]<ref name=":1" /> untuk memerintah di bekas [[Kerajaan Aru]] yang telah ditaklukkan.<ref name=":3" /> Ibunya adalah Putri Nang Bulan beru Surbakti, adik perempuan datuk [[Medan Sunggal, Medan|Sunggal]] ([[bahasa Karo|Karo]]: ''raja urung''), Datuk Itam Surbakti, salah seorang penguasa kaum [[suku Karo|Karo]] di [[Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]].<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=qm49AAAAIAAJ&q=gocah+pahlawan&dq=gocah+pahlawan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZy_TMmdbVAhVJv48KHTgoDLIQ6AEIJjAA|title=Karo, dari jaman ke jaman|last=Putro|first=Brahma|date=1981|publisher=Yayasan Massa Cabang Medan|language=id}}</ref>
-Seiring dengan melemahnya pengaruh Kesultanan Aceh di berbagai wilayah di Sumatera, Perunggit juga mengambil kesempatan untuk membuat Deli menjadi merdeka.<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=ge7vCgAAQBAJ&pg=PA14&dq=panglima+perunggit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjHrK-H94feAhWJrY8KHXnqCuIQuwUIQTAE#v=onepage&q=panglima%20perunggit&f=false|title=Treasures of Sumatra|last=Utomo|first=Bambang Budi|last2=Karim|first2=Mulyawan|last3=Sundari|first3=Ekowati|date=2009-01-01|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=ZM9wAAAAMAAJ&q=panglima+perunggit&dq=panglima+perunggit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjHrK-H94feAhWJrY8KHXnqCuIQ6AEIQzAF|title=The History of Medan in the Olden Times|last= Sinar|first=(Tengku) Luckman|date=1996|publisher=Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu|language=en|pages=24-25}}</ref> Ia mula-mula menggalang dukungan dari [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] Belanda di [[Melaka|Malaka]], dan pada tahun 1667 mengirim utusan langsung ke Batavia.<ref name=":0" /> Pada tahun 1669, Perunggit mengumumkan bahwa Deli adalah merdeka dari kekuasaan Aceh.<ref name=":1" /><ref name=":0" />
+Seiring dengan melemahnya pengaruh Kesultanan Aceh di berbagai wilayah di Sumatera, Perunggit juga mengambil kesempatan untuk membuat Deli menjadi merdeka.<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=ge7vCgAAQBAJ&pg=PA14&dq=panglima+perunggit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjHrK-H94feAhWJrY8KHXnqCuIQuwUIQTAE#v=onepage&q=panglima%20perunggit&f=false|title=Treasures of Sumatra|last=Utomo|first=Bambang Budi|last2=Karim|first2=Mulyawan|last3=Sundari|first3=Ekowati|date=2009-01-01|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=ZM9wAAAAMAAJ&q=panglima+perunggit&dq=panglima+perunggit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjHrK-H94feAhWJrY8KHXnqCuIQ6AEIQzAF|title=The History of Medan in the Olden Times|last= Sinar|first=(Tengku) Luckman|date=1996|publisher=Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu|language=en|pages=24-25}}</ref> Ia mula-mula menggalang dukungan dari [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] Belanda di [[Melaka|Malaka]], dan pada tahun 1667 mengirim utusan langsung ke [[Batavia]].<ref name=":0" /> Pada tahun 1669, Perunggit mengumumkan bahwa Deli adalah merdeka dari kekuasaan Aceh.<ref name=":1" /><ref name=":0" />
 Setelah ia wafat, kekuasaannya diteruskan oleh anaknya, Tuanku Panglima [[Paderap]].<ref name=":2" />