Lompat ke isi

N-219: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Annisacarolina (bicara | kontrib)
k detail kecepatan maksimum pesawat N219
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 12: Baris 12:
|primary user = Indonesia
|primary user = Indonesia
|more users =
|more users =
|produced =
|produced = 2016-Sekarang
|number built =
|number built = Dua Prototype
|unit cost = USD 6.000.000 <ref>https://finance.detik.com/industri/d-3721645/pesawat-nurtanio-dijual-rp-81-miliar?single=1</ref>
|unit cost = USD 6.000.000 <ref>https://finance.detik.com/industri/d-3721645/pesawat-nurtanio-dijual-rp-81-miliar?single=1</ref>
|variants with their own articles =
|variants with their own articles =

Revisi per 18 Oktober 2018 07.13

N-219
Berkas:N219model.jpg
Model N-219 di Dirgantara Indonesia
TipePesawat angkut
PerancangDirgantara Indonesia
Terbang perdana16 Agustus 2017
StatusUji terbang
Pengguna utamaIndonesia
Tahun produksi2016-Sekarang
Jumlah produksiDua Prototype
Harga satuanUSD 6.000.000 [1]

N219 merupakan pesawat penumpang kapasitas 19 penumpang yang digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A–42 masing-masing bertenaga 850 SHP.[2] Pesawat ini mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah-daerah terpencil.[3]

Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

Pesawat N219 bisa digunakan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam. Dengan kelebihan tersebut, pesawat ini juga lebih murah dibandingkan pesawat sejenisnya, yaitu Twin Otter.

Pesawat N219 memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot. Artinya kecepatan cukup rendah namun pesawat masih bisa terkontrol, ini penting terutama saat memasuki wilayah tebing dan pegunungan.[4]

PTDI telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017 lalu. Uji terbang dilakukan menggunakan purwarupa pesawat N219 selama 340 jam untuk mendapatkan type certificate (TC).[5]

Setelah melakukan uji coba penerbangan beberapa kali, pada 10 November 2017 pesawat N219 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bertempat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Nama "Nurtanio" dipilih oleh Presiden sebagai penghargaan kepada Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo yang merupakan sosok perintis industri pesawat terbang Indonesia.

Fitur utama

  • Fungsi: angkut penumpang dan kargo (multifungsi, dapat dikonfigurasi ulang)
  • Kapasitas: 19 Penumpang (konfigurasi tiga sejajar)
  • Kinerja lepas landas dan mendarat: jarak pendek/STOL (435 m)
  • Biaya operasional: rendah
  • Mesin: 2 x 850 shp[6]

Kinerja

  • Kecepatan jelajah maksimum: 210 KTS
  • Kecepatan jelajah ekonomis: 170 KTS
  • Jarak tempuh maksimum: 828 Nm
  • Jarak tempuh (dengan 19 penumpang): 480 Nm
  • Jarak lepas landas (halangan 35 kaki): 435 m, ISA, SL
  • Jarak mendarat (halangan 50 kaki): 509 m, ISA, SL
  • Kecepatan jatuh (stall): 59 KTS
  • Berat lepas landas maksimum (MTOW): 7.030 kg
  • Muatan Maksimum: 2.313 kg
  • Tingkat panjat 24.000 kaki/menit (semua mesin operasi)
  • Jarak lepas landas: 435 m

Peminat

  • Aviastar Mandiri: 20 unit (firm), 10 (opsional)
  • Trigana: 10 unit (firm), 5 (opsional)
  • Gatari Air Service: 3 (firm), 2 (opsional)
  • Pelita Air Service: 1 (firm), 20 (opsional)
  • PEMDA Puncak Papua: 1 unit (firm)
  • TNI AD: 12 unit (firm)
  • TNI AL: 6 unit (firm)

Pesawat setara

Referensi