Lompat ke isi

Congrock 17: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 49: Baris 49:
{{musik-stub}}
{{musik-stub}}


[[Kategori:Musik]]
[[Kategori:Grup musik dari Semarang]]
[[Kategori:Keroncong]]
[[Kategori:Grup musik keroncong Indonesia]]
[[Kategori:Grup musik rock Indonesia]]

Revisi per 19 Oktober 2018 04.20

Congrock 17
Berkas:Congrock 17.jpg
Informasi latar belakang
AsalIndonesia Semarang, Indonesia
GenreKeroncong
Rock
Tahun aktif17 Maret 1983–sekarang
AnggotaLihat artikel

Congrock 17 adalah yaitu kelompok musik yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah, Indonesia yang menggabungkan dua unsur keroncong dan rock dalam setiap pementasannya. Congrock 17 berdiri pada tanggal 17 Maret 1983. Salah satu tokoh penting kelompok musik ini adalah Marco Marnadi, seniman dari Slawi, Kabupaten Tegal. Congrock 17 pernah mendapat kesempatan tampil di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat melakukan rapat dengan beberapa pejabat negara, di Hotel MesaStila, Magelang, dan menghasilkan kebijakan tentang bioenergi.[1][2][3]

Latar belakang

"Congrock 17" sendiri dipilih sebagai nama kelompok musik karena, kala itu, seluruh personelnya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang. Namun versi lain mengatakan, bahwa seorang penonton saat menyaksikan salah satu pertunjukan mereka, mengatakan "Keroncongnya ngerock". Marco dan personel lainnya memang menggabungkan dua unsur (genre) musik yaitu keroncong dan rock dalam setiap pertunjukan mereka sebagai wujud kebebasan berekspresi tanpa dibatas-batasi oleh beberapa patokan atau patron yang sangat mengikat. Ngerock yang dimaksudkan di sini bukan berarti mengeluarkan bebunyian seperti layaknya musik rock yang sangat keras menggelegar, berdentum, dari peralatan musik elektrik, namun ada bagian tertentu yang sangat unik dan dimunculkan, antara lain irama, gestur, intonasi, dan tidak lupa sesekali melontarkan kejenakaan.

Awalnya, kemunculan Congrock 17 di kancah musik di Semarang khususnya belum dapat diterima sepenuhnya, sebab banyak yang menganggap, permainan mereka menyalahi pakem keroncong klasik. Pakem itu antara lain jumlah alat musik yang seharusnya berjumlah tujuh. Kurang atau lebih dari itu, belum pantas disebut keroncong, begitulah komentar para penonton yang sempat menyaksikan penampilan mereka. Namun lama-kelamaan masyarakat musik keroncong, mulai dapat menikmati penampilan Congrock 17. Sekarang, anggota Congrock 15 memiliki anggota sebanyak 17 musisi, dengan menambahkan alat musik seperti brass, saksofon, terompet, trombone, drum, dan keyboard.

Lahirnya Congrock 17 tidak dapat dipungkiri melahirkan inspirasi akan lahirnya grup-grup keroncong turunan semisal keroncong jazz (congjazz), kerondong dangdut (congdut), juga keroncong goyang (congyang). Oleh sebab itu, Komite Musik Dewan Kesenian Semarang, segera menyelenggarakan wahana apresiasi "Warung Keroncong". Warung Keroncong yang diselenggarakan setiap hari Rabu di Taman Budaya Raden Saleh Semarang, itu dikemas dalam bentuk seperti warung, tempat kumpul para kawula muda, mengobrol sambil mendengarkan alunan musik keroncong. Selain tampil di Indonesia, Congrock 17 kadangkala juga diundang di mancanegara seperti Malaysia dan menghadiri beberapa festival keroncong tingkat internasional.

Anggota

  • Marco Marnadi (vokal)
  • Yanto (melodi)
  • Anang (bas)
  • Hendi (keyboard)
  • Veri (drum)
  • Yono (okulele/cuk-cak)
  • Tono (okulele/cuk-cak)
  • Darmaji (cello)
  • Andre (biola)
  • Rifai (flood)
  • Dodo (saksofon)
  • Rudi (vokal)
  • Kunto (vokal)
  • Andri (vokal)
  • Eva (vokal)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Nasional Kompas: Congrock Kebebasan dalam Berkesenian, diakses 6 Maret 2017
  2. ^ Metro Semarang: Congrock 1 kolaborasi keroncong dengan dan rock dengan sentuhan modern, diakses 6 Maret 2017
  3. ^ Suara Merdeka: Pertemuan Losari Hasilkan Aksi Pengembangan Bioenergi, diakses 6 Maret 2017