Lompat ke isi

Stasiun Bukittinggi: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 0°18′35″S 100°22′16″E / 0.3096981°S 100.3711362°E / -0.3096981; 100.3711362
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6: Baris 6:
| image =
| image =
| caption =
| caption =
| close_type = PJKA
| prov = Sumatera Barat
| prov = Sumatera Barat
| kota = Bukittinggi
| kota = Bukittinggi

Revisi per 21 Oktober 2018 02.30

Stasiun Bukittinggi
Bukittinggi+920 m
Lokasi
Koordinat0°18′34.2479″S 100°22′25.2638″E / 0.309513306°S 100.373684389°E / -0.309513306; 100.373684389
Ketinggian+920 m
Operator
Letak
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1891
Ditutup1986
Nama sebelumnyaFort de Kock
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Bukittinggi (BKT)—dahulu dikenal sebagai Stasiun Fort de Kock—adalah stasiun kereta api nonaktif kelas II yang terletak di Tarok Dipo, Guguk Panjang, Bukittinggi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +920 meter ini termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat.

Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api Padangpanjang–Payakumbuh. Tidak seperti jalur lainnya di Sumatera Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari Benteng Fort de Kock di Kota Bukittinggi.[3][4] Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Dari Bukittinggi pembangunan dilanjut untuk menjangkau tambang emas di Payakumbuh. Jalurnya dibuka pada tanggal 15 September 1896.[5]

Jalur ini tetap beroperasi setelah masa-masa kemerdekaan, tetapi hanya difokuskan untuk pengangkutan penumpang. Namun karena jalur kereta api yang ekstrem, prasarana dan sarana yang tua, dan persaingan dengan mobil pribadi dan angkutan umum menyebabkan jalur ini terus berkurang okupansinya. Dengan ditutupnya jalur menuju Bukittinggi pada tahun 1986, berakhirlah riwayat jalur Padangpanjang–Payakumbuh.[6]

Untuk mengawali program reaktivasi dalam rangka menyambut jalur kereta api Trans-Sumatera, maka bangunan permukiman yang sudah sejak 1990-an memenuhi sekitar stasiun mulai digusur sejak akhir 2017 lalu.[7] Stasiun ini sekarang sudah memasang papan nama dengan logo terbaru PT KAI dan sudah direnovasi. Diperkirakan trase untuk reaktivasi jalurnya diubah dari yang semula menghadap jalan raya menjadi membelakangi jalan raya lintas provinsi.

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Sejarah Kereta Api Sumbar dan Mimpi Shinkansen". sumbar.antaranews.com. Diakses tanggal 2018-08-11. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber (2010-03-25). "Bukittinggi, Fort de Kock, Berawal dari Pasar - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-11. 
  5. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  6. ^ Safwan, M.; Taher, I; Asnan, G.; Syafrizal (1987). Sejarah Kota Padang. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. 
  7. ^ "Penggusuran Rumah Warga Di Stasiun Bukittinggi Berlangsung Aman - Pilar Bangsa News". Pilar Bangsa News. 2017-12-05. Diakses tanggal 2018-08-11. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines

0°18′35″S 100°22′16″E / 0.3096981°S 100.3711362°E / -0.3096981; 100.3711362{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman