Reliance Sekuritas Indonesia: Perbedaan antara revisi
Baris 17: | Baris 17: | ||
'''PT. Reliance Securities Tbk''' ({{bej|RELI}}) merupakan [[perusahaan multinasional]] yang memproduksi [[layanan finansial]] yang bermarkas di [[Jakarta]], [[Indonesia]]. Perusahaan ini didirikan pada tahun [[1992]] oleh Anton Budidjaja. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam [[layanan perdagangan saham dan obligasi serta corporate finance]] lainnya. |
'''PT. Reliance Securities Tbk''' ({{bej|RELI}}) merupakan [[perusahaan multinasional]] yang memproduksi [[layanan finansial]] yang bermarkas di [[Jakarta]], [[Indonesia]]. Perusahaan ini didirikan pada tahun [[1992]] oleh Anton Budidjaja. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam [[layanan perdagangan saham dan obligasi serta corporate finance]] lainnya. |
||
Perjalanan karir '''Anton Budidjaja''' sendiri tidak mulus. Karena pada tahun 2000 an [https://www.wsj.com/articles/SB979672400983724849 Anton dituding IFC (International Finance Group - cabang dari Worldbank)], memanipulasi pinjaman, dengan cara memasukkan kreditur secara mendadak saat sidang sengketa pinjaman antara '''IFC''' vs PT Panca Overseas Finance (POFI) milik Anton sedang berlangsung. '''IFC''' menuding indikasi penipuan karena kreditur dadakan tsb tidak jelas reputasinya dan sekaligus menyebabkan perubahan komposisi kreditur, dimana IFC berubah posisi menjadi kreditur minoritas. |
Perjalanan karir '''Anton Budidjaja''' sendiri tidak mulus. Karena pada tahun 2000 an [https://www.wsj.com/articles/SB979672400983724849 Anton dituding IFC (International Finance Group - cabang dari Worldbank)], memanipulasi pinjaman, dengan cara memasukkan kreditur secara mendadak saat sidang sengketa pinjaman antara '''IFC''' vs PT Panca Overseas Finance (POFI) milik Anton sedang berlangsung. '''IFC''' menuding indikasi penipuan karena kreditur dadakan tsb tidak jelas reputasinya dan sekaligus menyebabkan perubahan komposisi kreditur, dimana IFC berubah posisi menjadi kreditur minoritas. Akibat akal2an Anton IFC kalah sidang dan sekaligus memutuskan berhenti menjadi kreditur bagi proyek2 Indonesia lainnya. |
||
Reliance Securities TBK sendiri ditimpa beberapa kasus di antaranya : |
Reliance Securities TBK sendiri ditimpa beberapa kasus di antaranya : |
Revisi per 24 Oktober 2018 04.37
Publik (IDX: RELI) | |
Industri | brokerage |
Didirikan | 1990 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Orias Petrus Moedak, Nicky Hogan |
Produk | equity brokerage, corporate finance |
Karyawan | 126 |
Situs web | www.reliance-securities.com |
PT. Reliance Securities Tbk (IDX: RELI) merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi layanan finansial yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992 oleh Anton Budidjaja. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam layanan perdagangan saham dan obligasi serta corporate finance lainnya.
Perjalanan karir Anton Budidjaja sendiri tidak mulus. Karena pada tahun 2000 an Anton dituding IFC (International Finance Group - cabang dari Worldbank), memanipulasi pinjaman, dengan cara memasukkan kreditur secara mendadak saat sidang sengketa pinjaman antara IFC vs PT Panca Overseas Finance (POFI) milik Anton sedang berlangsung. IFC menuding indikasi penipuan karena kreditur dadakan tsb tidak jelas reputasinya dan sekaligus menyebabkan perubahan komposisi kreditur, dimana IFC berubah posisi menjadi kreditur minoritas. Akibat akal2an Anton IFC kalah sidang dan sekaligus memutuskan berhenti menjadi kreditur bagi proyek2 Indonesia lainnya.
Reliance Securities TBK sendiri ditimpa beberapa kasus di antaranya :
- Kasus korupsi PT Askrindo. Direktur Reliance capital divonis penjara oleh Tipikor
- Kasus goreng saham SIAP. Reliance disuspens BEI
- Kasus penipuan fixed income dgn jaminan FR 0035. Melibatkan Nicky Hogan (ex direktur reliance & ex direktur BEI). Transaksi dgn nasabah terjadi di kantor resmi Reliance di menara Batavia. Kasus masih berlangsung hingga saat ini.
- Sengketa jual beli saham WOM finance. Reliance vs Maybank. Reliance dituding tidak punya kecukupan dana u/ transaksi. Dan menggunakan arbitrase milik keluarga sendiri. Kasus masih berlanjut hingga sekarang
Pranala luar