Lompat ke isi

Tancepan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Bambang asmoro (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
Tancepan atau tanceban, dalam istilah pedalangan adalah cara tau hasil akhir dari seorang Dalang dalam menancapkan wayang di kelir/layar, baik tokoh wayang itu sendiri, berdua, atau berkelompok. Tancepan wayang seorang Dalang dalam suatu adegan, biasanya bisa untuk mengukur kemampuan si Dalang dalam menata, memperkirakan, kepatutan posisi wayang dalam suatu adegan, juga akan memperlihatkan bahwa dalang tersebut rapih, sembarangan/asal tancap, dan seberapa jauh mengerti tentang [[udanegara]]/asas sopan santun dan kepatutan dalam wayang.
Tancepan atau tanceban, dalam istilah pedalangan adalah cara tau hasil akhir dari seorang Dalang dalam menancapkan wayang di kelir/layar, baik tokoh wayang itu sendiri, berdua, atau berkelompok. Tancepan wayang seorang Dalang dalam suatu adegan, biasanya bisa untuk mengukur kemampuan si Dalang dalam menata, memperkirakan, kepatutan posisi wayang dalam suatu adegan, juga akan memperlihatkan bahwa dalang tersebut rapih, sembarangan/asal tancap, dan seberapa jauh mengerti tentang [[udanegara]]/asas sopan santun dan kepatutan dalam wayang.


Tancepan adegan di dalam istana misalnya, posisi raja di gedebok atas dan lainnya di bawah, kecuali tamu-tamu terhormat seperti brahmana/pendeta, dewa, mertua, saudara tua dan tamu sesama raja. Jarak atar wayang yang satu dengan lainnya agar enak dilihat penonton baik dari luar maupun balik kelir juga merupakan kepiawaian tersendiri seorang Dalang. Suatu adegan yang menampilkan wayang banyak lebih dari empat wayang, jauh sebelum wayang ditampilkan di kelir Dalang harus mempertimbangkan pembagian [[jagatan]] wayang yang ada, sehingga penempatan wayang tidak akan bertumpuk dan menghindari mencabut kembali wayang yang sudah ditancabkan. Tancepan tidak terpisahkan dengan [[bedholan]] dan [[solah]], ketiganya adalah bagian dari [[sabet]] (gerak wayang).
Tancepan adegan di dalam istana misalnya, posisi raja di gedebok atas dan lainnya di bawah, kecuali tamu-tamu terhormat seperti brahmana/pendeta, dewa, mertua, saudara tua dan tamu sesama raja. Jarak atar wayang yang satu dengan lainnya agar enak dilihat penonton baik dari luar maupun balik kelir juga merupakan kepiawaian tersendiri seorang Dalang. Suatu adegan yang menampilkan wayang banyak lebih dari empat wayang, jauh sebelum wayang ditampilkan di kelir Dalang harus mempertimbangkan pembagian [[jagatan]] wayang yang ada, sehingga penempatan wayang tidak akan bertumpuk dan menghindari mencabut kembali wayang yang sudah ditancabkan. Tancepan tidak terpisahkan dengan [[bedholan]] dan [[solah]] karena stelah wayang tanceb tentunya untuk mengerakan wayang selanjutnya mesti di bedol baru kemudian solah.


[[Kategori:Wayang]]
[[Kategori:Wayang]]

Revisi per 14 Mei 2008 01.43

Tancepan atau tanceban, dalam istilah pedalangan adalah cara tau hasil akhir dari seorang Dalang dalam menancapkan wayang di kelir/layar, baik tokoh wayang itu sendiri, berdua, atau berkelompok. Tancepan wayang seorang Dalang dalam suatu adegan, biasanya bisa untuk mengukur kemampuan si Dalang dalam menata, memperkirakan, kepatutan posisi wayang dalam suatu adegan, juga akan memperlihatkan bahwa dalang tersebut rapih, sembarangan/asal tancap, dan seberapa jauh mengerti tentang udanegara/asas sopan santun dan kepatutan dalam wayang.

Tancepan adegan di dalam istana misalnya, posisi raja di gedebok atas dan lainnya di bawah, kecuali tamu-tamu terhormat seperti brahmana/pendeta, dewa, mertua, saudara tua dan tamu sesama raja. Jarak atar wayang yang satu dengan lainnya agar enak dilihat penonton baik dari luar maupun balik kelir juga merupakan kepiawaian tersendiri seorang Dalang. Suatu adegan yang menampilkan wayang banyak lebih dari empat wayang, jauh sebelum wayang ditampilkan di kelir Dalang harus mempertimbangkan pembagian jagatan wayang yang ada, sehingga penempatan wayang tidak akan bertumpuk dan menghindari mencabut kembali wayang yang sudah ditancabkan. Tancepan tidak terpisahkan dengan bedholan dan solah karena stelah wayang tanceb tentunya untuk mengerakan wayang selanjutnya mesti di bedol baru kemudian solah.