Lompat ke isi

Pertunjukan seni: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Di tahun +Pada tahun)
Baris 50: Baris 50:
Perkenalan gagasan Dada pada publik Berlin berlangsung, Huelsenbeck menyodorkan karyanya berjudul ‘''Dadaisme in Life and Art''’. Namun akhirnya pihak manajemen acara mematikan lampu di tengah-tengah pidato Haussmann, karena khawatir akan lukisan di dinding. Malam itu juga Huelsenbeck pergi menghilang ke kota asalnya di Brandenburg. Namun seniman Dadaisme Berlin tetap berjalan. Dalam kostum yang aneh-aneh, mereka berjalan-jalan di Kunfurstendamm dengan menyertakan slogan-slogan antara lain: Huelsenbeck adalah Weltdada, Meisterdada; Hausmann adalah Dadasoph; Grosz menggunakan bermacam nama antara lain: Boff, Dadamarschall, Propagandada; Gerhard Preiss menemukan Dada Trott, Musik Dada. Sejalan dengan keberadaan Komunisme Radikal dan persoalan lapangan kerja dan pengangguran, Berlin mengubah Dada menjadi makin agresif. Pertemuan Dada Internasional Pertama di Burchard Gallery pada bulan Juni 1920.
Perkenalan gagasan Dada pada publik Berlin berlangsung, Huelsenbeck menyodorkan karyanya berjudul ‘''Dadaisme in Life and Art''’. Namun akhirnya pihak manajemen acara mematikan lampu di tengah-tengah pidato Haussmann, karena khawatir akan lukisan di dinding. Malam itu juga Huelsenbeck pergi menghilang ke kota asalnya di Brandenburg. Namun seniman Dadaisme Berlin tetap berjalan. Dalam kostum yang aneh-aneh, mereka berjalan-jalan di Kunfurstendamm dengan menyertakan slogan-slogan antara lain: Huelsenbeck adalah Weltdada, Meisterdada; Hausmann adalah Dadasoph; Grosz menggunakan bermacam nama antara lain: Boff, Dadamarschall, Propagandada; Gerhard Preiss menemukan Dada Trott, Musik Dada. Sejalan dengan keberadaan Komunisme Radikal dan persoalan lapangan kerja dan pengangguran, Berlin mengubah Dada menjadi makin agresif. Pertemuan Dada Internasional Pertama di Burchard Gallery pada bulan Juni 1920.
Di Cologne, Max Ernst membuka pameran ‘Dada-Vorfruhling’ bersama Jean-Arp dan Baargeld pada tanggal 20 April 1920. Pameran ini kemudian ditutup oleh polisi. Pengunjung yang sempat masuk mendapati di dalamnya karya Ernst berupa sebuah aquarium penuh air berwarna merah mengesankan darah dengan jam wekker di dasarnya dan sebilah tangan dari kayu menyembul ke atas permukaan air dan sebuah wig perempuan mengapung di atasnya. Sebilah kapak di dekatnya dapat mengundang audiens untuk segera memecahkan karya tersebut.
Di Cologne, Max Ernst membuka pameran ‘Dada-Vorfruhling’ bersama Jean-Arp dan Baargeld pada tanggal 20 April 1920. Pameran ini kemudian ditutup oleh polisi. Pengunjung yang sempat masuk mendapati di dalamnya karya Ernst berupa sebuah aquarium penuh air berwarna merah mengesankan darah dengan jam wekker di dasarnya dan sebilah tangan dari kayu menyembul ke atas permukaan air dan sebuah wig perempuan mengapung di atasnya. Sebilah kapak di dekatnya dapat mengundang audiens untuk segera memecahkan karya tersebut.
Francis Picabia, pendatang baru --lahir di Paris dan tinggal di New York serta Barcelona, selain di kota kelahirannya, orang kaya keturunan Cuba—memperkenalkan dirinya pada tahun 1918 pada rombongan Dada di pesta sampanye di Hotel Elite, Zurich. Di New York, ia dan Duchamp merupakan aktivis seni avant-garde papan atas. Di tahun sebelumnya, ia menggelar pameran independen bersama Walter Arensberg dan Duchamp dengan karya ‘''Fountain''’nya berupa urinoir. Karya ini menarik perhatian Tzara yang menyambutnya dengan kalimat ‘Panjang umur Descartes. Panjang umur Picabia, anti-pelukis yang baru tiba dari New York’.
Francis Picabia, pendatang baru --lahir di Paris dan tinggal di New York serta Barcelona, selain di kota kelahirannya, orang kaya keturunan Cuba—memperkenalkan dirinya pada tahun 1918 pada rombongan Dada di pesta sampanye di Hotel Elite, Zurich. Di New York, ia dan Duchamp merupakan aktivis seni avant-garde papan atas. Pada tahun sebelumnya, ia menggelar pameran independen bersama Walter Arensberg dan Duchamp dengan karya ‘''Fountain''’nya berupa urinoir. Karya ini menarik perhatian Tzara yang menyambutnya dengan kalimat ‘Panjang umur Descartes. Panjang umur Picabia, anti-pelukis yang baru tiba dari New York’.
Maret 1919 Tzara menerbitkan majalah sastra bernama Littérature bersama rekan-rekan korespondensinya André Breton, Louis Aragon, Paul Eluard, Philippe Soupault Pierre Reverdi dan Jean Cocteau di Paris. Hal ini yang menjadikannya untuk segera memutuskan kepindahannya ke Paris.
Maret 1919 Tzara menerbitkan majalah sastra bernama Littérature bersama rekan-rekan korespondensinya André Breton, Louis Aragon, Paul Eluard, Philippe Soupault Pierre Reverdi dan Jean Cocteau di Paris. Hal ini yang menjadikannya untuk segera memutuskan kepindahannya ke Paris.
Tristan Tzara bersama gerakan rekan-rekan Prancisnya tersebut a.l.: André Breton, Louis Aragon, Jean Arp di Paris dan kemudian bersama tiga rekan lainnya Marcel Duchamp, Francis Picabia, dan Man Ray -- membawa spirit gerakan ini dari Paris ke New York.
Tristan Tzara bersama gerakan rekan-rekan Prancisnya tersebut a.l.: André Breton, Louis Aragon, Jean Arp di Paris dan kemudian bersama tiga rekan lainnya Marcel Duchamp, Francis Picabia, dan Man Ray -- membawa spirit gerakan ini dari Paris ke New York.
Baris 77: Baris 77:


''Performance'' adalah pilihan kata untuk menunjukkan proses terbitnya genre baru ini, khususnya di Amerika. Beberapa orang menyebutnya dengan action art (ini sebetulnya istilah lain dari action painting yang antara lain kerap dilakukan Jackson Pollock –seniman Amerika--yang beraliran ''abstract expressionism'').
''Performance'' adalah pilihan kata untuk menunjukkan proses terbitnya genre baru ini, khususnya di Amerika. Beberapa orang menyebutnya dengan action art (ini sebetulnya istilah lain dari action painting yang antara lain kerap dilakukan Jackson Pollock –seniman Amerika--yang beraliran ''abstract expressionism'').
Di tahun 1949, pelukis Jackson Pollock menjadi perhatian karena ulahnya saat proses melukis. Ia acapkali menyemburatkan cairan tinta dari kaleng (tak lagi menggunakan palet) ke atas kanvas yang terhampar di dinding, lantai dan sebagainya dalam studio Long Islandnya.
Pada tahun 1949, pelukis Jackson Pollock menjadi perhatian karena ulahnya saat proses melukis. Ia acapkali menyemburatkan cairan tinta dari kaleng (tak lagi menggunakan palet) ke atas kanvas yang terhampar di dinding, lantai dan sebagainya dalam studio Long Islandnya.
Foto-foto [oleh Hans Namuth] kegiatan Pollock tersebut baru dipublikasikan pada tahun 1951.
Foto-foto [oleh Hans Namuth] kegiatan Pollock tersebut baru dipublikasikan pada tahun 1951.
Menuju tahun ‘60, muncul para seniman ‘''happenings''’. Tahun 1952, komposer John Cage menyebarkan ide-ide tentang ''performance'' dan antar disiplin seni. Melalui pengajarannya di ''New York's New School of Social Research'' dan ''North Carolina's Black Mountain College'', Cage mempengaruhi sejumlah besar seniman memasuki wilayah seni ''performance'', tak lagi berujud ''performing art''. Cage dan pasangannya Merce Cunningham mengawali kreasi multi media berjudul ''Theater Piece No. 1''. Karya ini menyertakan berbagai macam disiplin seni antara lain puisi, lukisan dan tari serta memecah jarak antara audiens dan para performer. Sejak itu karya mereka tersebut menjadi model ''performance''.
Menuju tahun ‘60, muncul para seniman ‘''happenings''’. Tahun 1952, komposer John Cage menyebarkan ide-ide tentang ''performance'' dan antar disiplin seni. Melalui pengajarannya di ''New York's New School of Social Research'' dan ''North Carolina's Black Mountain College'', Cage mempengaruhi sejumlah besar seniman memasuki wilayah seni ''performance'', tak lagi berujud ''performing art''. Cage dan pasangannya Merce Cunningham mengawali kreasi multi media berjudul ''Theater Piece No. 1''. Karya ini menyertakan berbagai macam disiplin seni antara lain puisi, lukisan dan tari serta memecah jarak antara audiens dan para performer. Sejak itu karya mereka tersebut menjadi model ''performance''.
Baris 119: Baris 119:
Semenjak tahun 1970an, muncul istilah ‘''body art''’. “''Body Works''” merujuk pada “''Variously called actions, events, performances, pieces, things, the works present physical activities, ordinary bodily functions and other usual and unusual manifestions of physicality. The artist’s body becomes both the subject and the object of the work''”, demikian menurut ulasan di majalah Avalanche terbitan Kalifornia pada tahun 1970 (Carlson, Marvin : 1996).
Semenjak tahun 1970an, muncul istilah ‘''body art''’. “''Body Works''” merujuk pada “''Variously called actions, events, performances, pieces, things, the works present physical activities, ordinary bodily functions and other usual and unusual manifestions of physicality. The artist’s body becomes both the subject and the object of the work''”, demikian menurut ulasan di majalah Avalanche terbitan Kalifornia pada tahun 1970 (Carlson, Marvin : 1996).


Istilah ''performance art'' mulai jamak digunakan. Di tahun ‘70an tersebut, didirikan Museum of Conceptual Art di San Fransisco –oleh Tom Marioni--, sebuah pusat penting bagi eksperimen dalam seni. Area Teluk San Fransisco menjadi pusat ‘''life ar''t’. Di Washington tahun 1975, Kaprow memimpin sebuah panel diskusi yang bertajuk “Performance and the Arts” dan menyertakan Acconci, Yvonne Rainer dan Joan Jonas. Mereka sepakat bahwa ruang yang digunakan dalam “''performance''” adalah ‘lebih sering menjadi semacam sebuah ruang kerja daripada sebuah ''setting'' teatrikal secara formal’. Para ''performance artists'' menolak “''the dramatic structure and psychological dynamics of traditional theatre or dance''” dan memfokuskan diri pada “''bodily presence and movement activities''”.
Istilah ''performance art'' mulai jamak digunakan. Pada tahun ‘70an tersebut, didirikan Museum of Conceptual Art di San Fransisco –oleh Tom Marioni--, sebuah pusat penting bagi eksperimen dalam seni. Area Teluk San Fransisco menjadi pusat ‘''life ar''t’. Di Washington tahun 1975, Kaprow memimpin sebuah panel diskusi yang bertajuk “Performance and the Arts” dan menyertakan Acconci, Yvonne Rainer dan Joan Jonas. Mereka sepakat bahwa ruang yang digunakan dalam “''performance''” adalah ‘lebih sering menjadi semacam sebuah ruang kerja daripada sebuah ''setting'' teatrikal secara formal’. Para ''performance artists'' menolak “''the dramatic structure and psychological dynamics of traditional theatre or dance''” dan memfokuskan diri pada “''bodily presence and movement activities''”.


''Performance art'' pada perkembangannya kemudian menjadi menarik dan menganak pinakkan ranting-ranting mau pun situs-situs baru komunitas performance artist di berbagai penjuru dunia. Eropa Barat dan Jepang serta Amerika tetap menjadi pusat-pusat kelahirannya. Hadir berbagai festival secara berkala mau pun insidental. Negara-negara sosialis di Eropa dan khususnya Eropa Timur lebih banyak membawa porsinya akibat pengaruh sejarah politik mereka. Di negara-negara ini ''performance art'' yang ditampilkan cenderung lebih radikal dan tajam. Di negara-negara lainnya dan Amerika tidak se-ekstrim itu.
''Performance art'' pada perkembangannya kemudian menjadi menarik dan menganak pinakkan ranting-ranting mau pun situs-situs baru komunitas performance artist di berbagai penjuru dunia. Eropa Barat dan Jepang serta Amerika tetap menjadi pusat-pusat kelahirannya. Hadir berbagai festival secara berkala mau pun insidental. Negara-negara sosialis di Eropa dan khususnya Eropa Timur lebih banyak membawa porsinya akibat pengaruh sejarah politik mereka. Di negara-negara ini ''performance art'' yang ditampilkan cenderung lebih radikal dan tajam. Di negara-negara lainnya dan Amerika tidak se-ekstrim itu.

Revisi per 13 November 2018 04.39

Pertunjukan seni (Seni performa atau Seni penampilan, bahasa Inggris: performance art) merupakan sebuah karya reduksi dari berbagai hal (bentuk, faham, filosofi, teori, pemikiran) yang telah mapan. Seni ini banyak mendobrak benteng-benteng aristokrasi paradigma lama hingga seringkali dicap sebagai karya anomali.

Berbeda dengan seni pertunjukan, konsep dalam seni performa adalah konsep yang tertata apik, tidak lagi melalui atau pun melahirkan ruang konseptual baru. Seni performa berada dalam bidang yang sama sekali lain dengan seni pertunjukan, karena produknya lebih artifisial dan sempurna.

Etimologi

Seni perfoma lebih merujuk pada "seni penampilan". Ini lebih konseptual[1] karena menyandang kata ‘seni’ sebagai beban makna tersendiri selain kata 'performance’. ‘Seni’ sebagai institusi tersendiri --kata pertama-- yang menerangkan ‘penampilan’ –kata ke dua-- (yaitu kata benda yang berarti: ‘proses’; ‘cara’; ‘perbuatan’ menampilkan –bertalian dengan prefiks verbal me-) konsep si penampil, bukan sekedar performer/ pelaku dalam performance, tapi ‘performance artist’. Hal ini karena setiap performance belum tentu berbobot seni (misalnya: ‘performance bapak direktur tadi sangat hebat’, atau ‘performance kecepatan mobil itu sungguh prima’).

Itulah mengapa kata seni ditambahkan. Penggunaan kata ’seni’ menerangkan ‘performance’ yang berarti "pertunjukan" secara konvensional. Meski pertunjukan seni dapat saja mengikutsertakan unsur tari, musik, nyanyi dan sebagainya, namun tetap bukan merupakan "seni pertunjukan", karena bukan tarian atau musiknya yang menjadi obyeknya.

Sejarah

Sejarah seni performa meliputi data yang sangat luas hingga ke detil-detilnya, karena satu dan lainnya saling berkaitan dengan berbagai aspek dan situasi yang menyelimutinya di tiap titik. Kumpulan data yang sangat luas ini melahirkan berbagai persepsi dan interpretasi yang beraneka, termasuk persepsi dan interpretasi para penulisnya.

Lihat pula

Kutipan

  1. ^ Fischer-Lichte, Erika. The Transformative Power of Performance: A New Aesthetics. New York and London 2008, Routledge. ISBN 978-0415458566.

Daftar pustaka

  • Encyclopedia, The Columbia/ Performance Art/ Sixth Edition/ 2001
  • Carlson, Marvin/ Performance – A Critical Introduction/ London/ 1996
  • Soedarsono, R.M./ Metodologi Penelitian/ Seni Pertunjukan dan Seni Rupa/ MSPI/ 1999
  • Echols, John M. & Hassan Shadily/ An English – Indonesian Dictionary/ Cornell University/ 1975
  • Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Tim/ Kamus Besar Bahasa Indonesia/Edisi 2/ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/ Balai Pustaka/ 1994
  • Dictionary, The Lexicon Webster/ Volume 11/The English-Languange Institute of America, Inc./1978
  • Chin, Sharon/ An art of action/ StarMag/ Sunday 19 February
  • Byrd, Jeffery/ Performance Art/ an encyclopedia of gay, lesbian, bisexual, transgender and queer culture/gltbq, Inc., 1130 West Adams Street, Chicago/ 2002-200
  • Goldberg, RoseLee/ Performance – Live Art since 60th/ USA/ 1998
  • Listyowati, Atieq SS/ Sejarah Performance Art: Sebuah Introduksi/ AppreRoom/ 2010

Pranala luar