Lompat ke isi

Staatsspoorwegen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 53: Baris 53:


== Perkembangan di luar Jawa ==
== Perkembangan di luar Jawa ==
{{Lihatpula|Atjeh Tram|Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust|Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen|Staatstramwegen op Celebes}}
Dalam mengembangkan perkeretaapian di luar Pulau Jawa, [[Staatsspoorwegen]] membentuk beberapa divisi-divisi untuk wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi, yakni:
Dalam mengembangkan perkeretaapian di luar Pulau Jawa, [[Staatsspoorwegen]] membentuk beberapa divisi-divisi untuk wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi, yakni:
* Wilayah Pulau Sumatera
* Wilayah Pulau Sumatera

Revisi per 16 November 2018 04.41

Staatsspoorwegen
de Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch–Indië
Kantor pusat SS di Kota Bandung.
Ikhtisar
Kantor pusatBandung,  Hindia Belanda
LokalHindia Belanda
PenerusPT Kereta Api Indonesia (kecuali Daop IV Semarang)
Teknis
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
750 mm (2 ft 5+12 in) (trem Aceh)
600 mm (1 ft 11+58 in) (trem SS di Jawa)
Panjang jalur2.742,5 km (1928)

Staatsspoorwegen (SS)—nama lengkapnya adalah Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch–Indië (SS en T)—adalah nama sebuah perusahaan kereta api di Hindia Belanda. Perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda. Perusahaan ini juga merupakan salah satu perusahaan Belanda yang dibestemingkankan atau diserahterimakan, yakni menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), pendahulu PT Kereta Api Indonesia.

Namanya harus dibedakan dengan Maatschappij tot Exploitatie van Staatssporwegen (MtEvSS), perusahaan kereta api di Belanda.

Perusahaan ini mengusung tiga lebar sepur, yaitu 1.067 mm, 750 mm, dan 600 mm. Sepur 1.067 mm merupakan sepur untuk rel berat, sedangkan 750 dan 600 mm hanya digunakan untuk jalur trem.

Sejarah

Latar belakang dan pembentukan

Dengan merujuk pada Verslag der Handelingen van Staten-Generaal, terdapat pengajuan penyambungan dua jalur kereta api NIS yang kemudian diperpanjang ke Surabaya lalu dilanjut ke Pasuruan serta jalur dari Depok menuju wilayah timur Kabupaten Bogor yang dikatakan subur. Proposal itu dibuat oleh Mr. P.P. van Bosse di hadapan Parlemen Belanda pada November 1873 sekaligus mengevaluasi dua jalur kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yaitu Batavia–Buitenzorg dan Samarang–Vorstenlanden (beroperasi sejak 21 Mei 1873).[1][2]

Akan tetapi, NIS mengalami defisit suntikan modal semenjak beroperasinya dua jalur kereta api yang dibangun tersebut. Bahkan perusahaan ini berkali-kali terancam bangkrut.[1]

Meski Jawa dikatakan sebagai pulau termaju di Hindia Belanda, akses transportasi pada saat itu masih terbatas karena masih menggunakan moda jalan raya yang hanya ditopang oleh pedati, kereta kuda, serta sampan untuk mengarungi sungai. Biaya pengangkutan dengan moda-moda tersebut sangat mahal karena produk-produk pertanian dan perkebunan yang dijual ke kota besar sangat tidak laku, karena tidak lagi higienis sedangkan pengangkutan lama.[1]

Pada akhirnya, dengan dikukuhkannya Staatsblad No. 141, atas permohonan dari penerus P.P. van Bosse yaitu Fransen van der Putte dan Baron van Goldstein, maka pemerintah resmi turun tangan membangun jalur kereta api tersebut dan dibentuklah perusahaan yang kemudian dikenal dengan nama Staatsspoorwegen Nederlandsch-Indië (Perusahaan Kereta Api Negara Hindia Belanda). Perusahaan ini berdiri pada tanggal 6 April 1875 berdasarkan pengukuhan staatsblad tersebut.[3][2]

Riwayat pembangunan lintas di Jawa

Periode pertama (hingga tahun 1900)

Terowongan Garahan setelah selesai dibangun oleh SS, 1902.
(Dok. Tropenmuseum)

Pembangunan jalur kereta api periode pertama ini terbagi menjadi, yaitu lintas Bogor (Buitenzorg)–Bandung–Banjar–Kutoarjo–Yogyakarta, Surabaya Kota–Sidoarjo–Tulangan–Mojokerto–Madiun–Solo Jebres, Sidoarjo–Pasuruan, dan Bangil–Malang.

Stasiun Cimahi.

Periode kedua (1900–1920)

Periode ketiga (1920–1942)

Jalur-jalur yang diakuisisi

Pada tahun 1898, jalur kereta api Batavia–Karawang

Struktur organisasi perusahaan

Perusahaan ini awalnya merupakan jawatan terpisah. Namun pada tanggal 1 Maret 1888 SS dilebur ke dalam Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda). Pada masa itu, SS dipimpin Inspektur Jenderal. Akan tetapi pada tanggal 1 Juli 1909 Jawatan Kereta Api dan Trem Negara (Staatsspoor en Tramwegen) dilebur dalam Departemen Perusahaan Negara (Gouvernements Bedrijven) dan dipimpin oleh Kepala Inspektur.[4]

Strukturisasi dilakukan tanggal 1 November 1917 ketika Jawatan ini terorganisasi menjadi bagian-bagian yang dipimpin oleh Kepala Bagian. Kepala Jawatan Kereta Api dan Trem dipimpin oleh Direktur Perusahaan Negara yang memegang pimpinan dalam pemasangan, persediaan, dan lingkungan eksploitasi jalan kereta api dan trem. Pengawasan umum terhadap kereta dan trem ditangani oleh Jawatan tersendiri, dan telah melakukan pengawasan terhadap perusahaan kereta api milik pemerintah dan swasta, serta dipimpin oleh Kepala Dinas Pengawasan Kereta Api dan Trem yang berada di bawah Departemen Perusahaan Negara.[4]

Pada tanggal 15 Maret 1924 Kepala Dinas Pengawasan Kereta Api dan Trem yang dijabat oleh Ir. Staargard seizin Pemerintah Belanda membagi wilayah pengawasan SS menjadi tiga: Eksploitasi Barat, Tengah, dan Timur, dipimpin oleh Kepala Inspektur. Akan tetapi pada awal pelaksanaanya, Kepala Inspektur ini hanya sekadar pelaksana saja dan tunduk kepada Kepala Inspektur di Bandung. Restrukturisasi dilakukan kembali pada 1 April 1934.[4]

Divisi trem dan KRL

Perkembangan di luar Jawa

Dalam mengembangkan perkeretaapian di luar Pulau Jawa, Staatsspoorwegen membentuk beberapa divisi-divisi untuk wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi, yakni:

Peringatan 50 tahun SS, 1925

Berkas:Boekoe Peringatan dari Staatsspoor-en Tramwegen di Hindia-Belanda 1875-1925.pdf
Sampul buku peringatan 50 Tahun Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda, disediakan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Belanda dan bahasa Melayu Rendah.

Untuk merayakan 50 tahun perusahaan ini, Penerbit Topografische Inrichting menerbitkan karya S.A. Reitsma, Gedenkboek van Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië yang mulai ditulis pada akhir tahun 1924. Dalam buku ini terlampir sejarah singkat dari perusahaan tersebut, rangkuman laporan-laporan tahunan SS, serta sejumlah foto kereta api SS. Buku ini kemudian disediakan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Belanda dan bahasa Melayu Rendah. Versi yang berbahasa Belanda lebih panjang, tebalnya 216 halaman, sedangkan yang berbahasa Melayu Rendah tebalnya sebesar 94 halaman.[1]

Pada tahun yang sama, Stasiun Bandung yang menjadi stasiun utama di jalur SS juga dipasangi tugu peringatan 50 tahun SS. Kini tugu tersebut telah diganti dengan monumen lokomotif TC10 yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan stasiun ini.[5]

Beberapa stasiun ada yang dibuka lagi dengan bangunan baru untuk memperingati ulang tahun perusahaan ini, yaitu Stasiun Tanjung Priuk dan Stasiun Pasar Senen.

Kemunduran SS

Armada

Referensi

  1. ^ a b c d Reitsma, S.A. (1925). Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting. 
  2. ^ a b Verslag der handelingen van Staten-Generaal (1873-1877). Ned. Staten-Generaal. 1874. 
  3. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  4. ^ a b c Staatsspoorwegen (SS) Bukan yang Tertua Tapi Milik Pemerintah!
  5. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif TC10". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-10-25.