Lompat ke isi

Jam Gadang: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 0°18′19″S 100°22′10″E / 0.305210°S 100.3694°E / -0.305210; 100.3694
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 30: Baris 30:
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 [[meter]].<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas Sumatera Utara|url=|doi=}}</ref> Bagian dalam menara jam setinggi 36 meter<ref name=":0" /> ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan [[bandul]]. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat [[Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007|gempa]] pada tahun [[2007]].
Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 [[meter]].<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Edinal Agung|first=|title=Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi|date=24 Februari 2017|degree=|publisher=Universitas Sumatera Utara|url=|doi=}}</ref> Bagian dalam menara jam setinggi 36 meter<ref name=":0" /> ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan [[bandul]]. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat [[Gempa bumi Sumatera Barat Maret 2007|gempa]] pada tahun [[2007]].


Terdapat 4 [[jam]] dengan [[diameter]] masing-masing 80&nbsp;cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan digerakkan secara mekanik oleh [[mesin]] yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan [[Big Ben]] di [[London]], [[Inggris]]. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan [[Recklinghausen (distrik)|Recklinghausen]] adalah nama kota di [[Jerman]] yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.
Terdapat 4 [[jam]] dengan [[diameter]] masing-masing 80&nbsp;cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari [[Rotterdam]], [[Belanda]] melalui [[pelabuhan Teluk Bayur]] dan digerakkan secara mekanik oleh [[mesin]] yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan [[Big Ben]] di [[London]], [[Inggris]].{{citation needed}} Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan [[Recklinghausen (distrik)|Recklinghausen]] adalah nama kota di [[Jerman]] yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.


Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan [[besi]] peyangga dan adukan [[semen]]. Campurannya hanya [[kapur]] dan pasir.<!--Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan [[angka Romawi]] empat (IV) pada masing-masing jam yang tertulis "IIII". Kesalahan penulisan tersebut juga sering terjadi di belahan dunia, seperti angka 9 yang ditulis "VIIII" (seharusnya IX) ataupun angka 28 yang ditulis "XXIIX" (seharusnya XXVIII).<ref>www.indonesia.go.id [http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3066&Itemid=1483 Jam Gadang].</ref><ref>www.wartanews.com [http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/a975b249-5e5a-d4c9-aa57-6b982d7ced05/Misteri-Angka-4-Romawi-Jam-Gadang Misteri Angka Romawi Jam Gadang].</ref>-->
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan [[besi]] peyangga dan adukan [[semen]]. Campurannya hanya [[kapur]] dan pasir.<!--Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan [[angka Romawi]] empat (IV) pada masing-masing jam yang tertulis "IIII". Kesalahan penulisan tersebut juga sering terjadi di belahan dunia, seperti angka 9 yang ditulis "VIIII" (seharusnya IX) ataupun angka 28 yang ditulis "XXIIX" (seharusnya XXVIII).<ref>www.indonesia.go.id [http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3066&Itemid=1483 Jam Gadang].</ref><ref>www.wartanews.com [http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/a975b249-5e5a-d4c9-aa57-6b982d7ced05/Misteri-Angka-4-Romawi-Jam-Gadang Misteri Angka Romawi Jam Gadang].</ref>-->

Revisi per 17 November 2018 10.05

0°18′19″S 100°22′10″E / 0.305210°S 100.3694°E / -0.305210; 100.3694

Jam Gadang
Jam Gadang dilihat dari arah Pasar Atas
PerancangJazid Radjo Mangkuto
TipeMenara jam
MaterialKapur, pasir
Tinggi36 meter
Tanggal selesai1926
Didedikasikan kepadaSekretaris Fort de Kock (sekarang kota Bukittinggi)
Biaya pembangunan3.000 Gulden
Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940

Jam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".

Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.

Struktur

Ukuran dasar bangunan Jam Gadang yaitu 6,5 x 6,5 meter, ditambah dengan ukuran dasar tangga selebar 4 meter, sehingga ukuran dasar bangunan keseluruhan 6,5 x 10,5 meter.[1] Bagian dalam menara jam setinggi 36 meter[1] ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti akibat gempa pada tahun 2007.

Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris.[butuh rujukan] Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.

Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur dan pasir.

Sejarah

Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Arsitektur menara jam ini dirancang oleh Jazid Radjo Mangkuto, sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berusia 6 tahun.

Pembangunan Jam Gadang menghabiskan biaya sekitar 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Sehingga sejak dibangun dan sejak diresmikannya, menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai penanda atau markah tanah dan juga titik nol Kota Bukittinggi.[2]

Berkas:Jam-gadang-tiga-zaman.jpg
Atap Jam Gadang mengikuti zaman pemerintahannya.

Sejak didirikan, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang diubah menjadi bentuk pagoda. Terakhir setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, Rumah Gadang.

Renovasi terakhir yang dilakukan pada Jam Gadang adalah pada tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Renovasi tersebut diresmikan tepat pada ulang tahun kota Bukittinggi yang ke-262 pada tanggal 22 Desember 2010.[3]

Galeri

Referensi

  1. ^ a b Edinal Agung (24 Februari 2017). Kajian Bentuk Jam Gadang di Bukittinggi (Tesis). Universitas Sumatera Utara. 
  2. ^ travel.kompas.com Jam Gadang Gengsi Kota Bukittinggi.
  3. ^ http://www.republika.co.id Renovasi Jam Gadang.

Pranala luar