Lompat ke isi

Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Reynali (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 12: Baris 12:
|term_end = [[11 Maret]] [[1983]]
|term_end = [[11 Maret]] [[1983]]
|predecessor = [[Nelly Adam Malik|Nelly Malik]]
|predecessor = [[Nelly Adam Malik|Nelly Malik]]
|successor = Ratu Emma Norma Soedharmono
|successor = [[Ratu Emma Norma Soedharmono]]
|birth_name = Karlinah Djaja Atmadja
|birth_name = Karlinah Djaja Atmadja
|birth_date = {{Birth date|1930|7|30}}
|birth_date = {{Birth date|1930|7|30}}

Revisi per 10 Desember 2018 17.45

Karlinah Djaja Atmadja
Berkas:Karlinah Djaja Atmadja.jpg
[[Ibu Wakil Negara Indonesia]] 4
Masa jabatan
11 Maret 1978 – 11 Maret 1983
PresidenSoeharto
Wakil PresidenUmar Wirahadikusumah
Informasi pribadi
Lahir
Karlinah Djaja Atmadja

(1930-07-30)30 Juli 1930
Belanda Bandung, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia Indonesia
Suami/istriUmar Wirahadikusumah
Anak
  • Rina Ariani Wirahadikusumah
  • Nila Shanti Wirahadikusumah
Almamater
  • Voorbereid Hogere Onderwijs (VHO), Bandung
  • Belajar bahasa Prancis di Alliance Francaise.
  • Sempat mengikuti Colombo Plan.
Pekerjaan
  • Aktivis
  • Komis pada Kantor Pusat Perbendaharaan Bandung
  • Guru SMP dan SMA, Bandung (1957)
Dikenal karenaIbu Negara, pejuang
Penghargaan sipilSatya Lencana Kebaktian Sosial (1982).
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karlinah Djaja Atmadja atau Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah (lahir 30 Juli 1930) adalah seorang Ibu Negara Indonesia. Ia merupakan istri dari Umar Wirahadikusumah yang pernah menjabat Wakil Presiden Republik Indonesia ke-4 yang menjabat dari tahun 1983-1988.

Sebagai istri pejabat tinggi negara ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan dan juga sangat peduli terhadap masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Atas jasa-jasa dan pengabdiannya, pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial (1982).

Riwayat

Pada saat umat Nasrani merayakan Natal 1956, Karlina, yang bekerja pada Kantor Pusat Perbendaharaan di Bandung, tentu saja libur. "Saya di rumah saja, tidak ke mana-mana. Waktu itu seorang famili saya datang dengan seorang tentara." Pertemuan dengan prajurit tersebut mengubah nasib dan masa depannya. Tentara itu adalah Letkol Umar Wirahadikusumah, Komandan Resimen 10 Siliwangi, yang berkedudukan di Garut. Tidak sampai tiga bulan Karlina mengenal letkol itu, 2 Februari 1957, keduanya menikah. "Memang cepat, ya, baru ketemu terus minta," ujar Bu Umar sambil tersenyum mengenang saat-saat indah itu. Letkol Umar yang dahulu itu kini menjadi pemimpin keluarga juga berbakti demi bangsa dan negara sebagai Wakil Presiden RI.[1]

Buku referensi

Pranala

Catatan kaki

  1. ^ PDAT (2004). "Apa dan Siapa Tempo". Tempo. Diakses tanggal 24 Agustus 2015. 
Gelar kehormatan
Didahului oleh:
Nelly Malik
Ibu Wakil Negara Indonesia
1983 - 1988
Diteruskan oleh:
Ratu Emma Norma Soedharmono