The Jakmania: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 46: | Baris 46: | ||
== Suporter baru == |
== Suporter baru == |
||
Namun dalam berkembangnya ketenaran Persija maka munculah kelompok-kelompok fans baru dan komunitas kelompok fans Persija yang baru tersebut antara lain ialah: |
Namun dalam berkembangnya ketenaran Persija maka munculah kelompok-kelompok fans baru dan komunitas kelompok fans Persija yang baru tersebut antara lain ialah: |
||
* Garis Keras |
* Garis Keras |
||
* Ultras Sector 5 |
* Ultras Sector 5 |
Revisi per 10 Januari 2019 08.53
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Keseluruhan atau sebagian dari artikel ini membutuhkan perhatian dari ahli subyek terkait. Jika Anda adalah ahli yang dapat membantu, silakan membantu perbaiki kualitas artikel ini. |
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Nama lengkap | The Jakmania |
Nama Beken | The Jak |
Didirikan | 19 Desember 1997 |
Jenis | Pendukung atau Fans Persija Jakarta |
Sekretariat | Gelora Bung Karno |
Ketua | Ir. Tauhid Ferry Indrasjarief |
The Jakmania (De Jek) adalah kelompok pendukung / supporter kesebelasan sepak bola dari Persija Jakarta yang merupakan salah satu club pecinta anime di indonesia berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jak Mania berada di Stadion Lebak Bulus. Setiap hari Selasa dan Jumat itu merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas tentang Kegiatan suporter The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.[butuh rujukan] Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut.[butuh rujukan]
Sejarah
Klub yang tadinya bernama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) ini memiliki suporter bernama VIJers di era Hindia Belanda namun setelah kemerdekaan VIJers pun melenyap entah kemana dan VIJ menganti nama menjadi Persija dan bergabung dengan Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) seiring itu berdirilah kelompok suporter (PFC) Persija Fans Club namun keanggotaannya terbatas pada keluarga pemain dan pengurus Persija serta artis-artis ibukota Jakarta. Melihat sedikitnya suporter Persija serta ditambah ketidak jelasnya kelompok PFC saat itu dan muncullah gagasan ide untuk membentuk suporter pada tahun 1997 dan bernama The Jakarta Mania (Jakmania).
Ide terbentuknya The Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali, manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, Sutiyoso memang sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepak bolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.
Pada awalnya, anggota The Jakmania yang masih berstatus komunitas hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal pada saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.[butuh rujukan]
Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, dan 2003-2005.
Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya[butuh rujukan], The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.
Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga jelang Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7.200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang dan Ketua Umum sekarang ialah Richard Achmad.
Dengan terus menerusnya bertambah anggota Jakmania yang berasal dari Korwil-korwil di Jakarta maupun luar Jakarta (seperti Bekasi, Karawang dan Cikampek). Jakmania yang sebelumnya berstatus komunitas pun mendeklarasikan diri menjadi sebuah organisasi.
Suporter baru
Namun dalam berkembangnya ketenaran Persija maka munculah kelompok-kelompok fans baru dan komunitas kelompok fans Persija yang baru tersebut antara lain ialah:
- Garis Keras
- Ultras Sector 5
- Tiger Bois
- Orange Street Boys
- Jak Kampus (khusus untuk kampus universitas)
- Jak Angel (khusus untuk cewek)
- Jak Scooter (khusus untuk Sepeda Motor Matic)
- Jakventure (khusus untuk pendakian gunung)
- Jak Online
- Jak On Air
- Jak School (khusus untuk sekolah menengah)
- Jak Outsider
masih banyak lagi. Demi terjaganya loyalitas serta solidaritas suporter semua komunitas fans Persija itupun kini bergabung dibawah naungan satu organisasi yaitu The Jakmania.