Lompat ke isi

Ismael: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 62: Baris 62:
'''Isma'il''' ({{lang-ar|إسماعيل}} ''Ismā'īl'') dikenal sebagai salah satu nabi dan bapa leluhur orang-orang Islam.
'''Isma'il''' ({{lang-ar|إسماعيل}} ''Ismā'īl'') dikenal sebagai salah satu nabi dan bapa leluhur orang-orang Islam.
Tradisi Islam menganggap Ismael sebagai leluhur bangsa Arab, tetapi bukan orang-orang Arab yang adalah keturunan [[Ya'rub]]. Bangsa Arab keturunan Ismael biasanya disebut "''Arabized-Arabs''" (Arab Adnaniyah). Nabi [[Muhammad]] termasuk bangsa ini.<ref name="autogenerated1">''A-Z of Prophets in Islam and Judaism'', Wheeler, ''Ishmael''</ref>
Tradisi Islam menganggap Ismael sebagai leluhur bangsa Arab, tetapi bukan orang-orang Arab yang adalah keturunan [[Ya'rub]]. Bangsa Arab keturunan Ismael biasanya disebut "''Arabized-Arabs''" (Arab Adnaniyah). Nabi [[Muhammad]] termasuk bangsa ini.<ref name="autogenerated1">''A-Z of Prophets in Islam and Judaism'', Wheeler, ''Ishmael''</ref>
Di dalam [[Al Quran]], Isma'il disebutkan 10 kali, kebanyak bersama leluhur dan nabi-nabi zaman dahulu. Dalam cerita pengorbanan putra [[Abraham]], nama putra ini di dalam [[Al Quran]] adalah Ismail.<ref>[http://alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/37/100 surat : Ash-Shaaffat ]</ref> Kebanyakan orang Islam menafsirkan sebagai Isma'il, meskipun [[Tabari]]<ref>"Isaac", ''Encyclopedia of Islam'', volume 4</ref> menulis bahwa putra ini adalah Ishak. Kebanyakan komentator modern menganggap identitas putra itu tidak penting, karena yang dipentingkan adalah ajaran moralnya.<ref>Glasse, C., "Ishmael", ''Concise Encyclopedia of Islam''</ref>
Di dalam [[Al Quran]], Isma'il disebutkan 10 kali, kebanyak bersama leluhur dan nabi-nabi zaman dahulu. Dalam cerita pengorbanan putra [[Abraham]], nama putra ini di dalam [[Al Quran]] adalah Ismail.<ref>[http://alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/37/100 surat : Ash-Shaaffat ]</ref> Kebanyakan orang Islam menafsirkan sebagai Isma'il, meskipun [[Tabari]]<ref>"Isaac", ''Encyclopedia of Islam'', volume 4</ref> menulis bahwa putra ini adalah Ishak. Bisa dikatakan bahwa Islam mengubahnya agar "berbeda".<ref>Glasse, C., "Ishmael", ''Concise Encyclopedia of Islam''</ref>


Dalam berbagai komentari [[Al Quran]] dan sejumlah koleksi cerita nabi, Isma'il mempunyai peran besar dalam mendirikan [[Kaabah]]. Menurut tradisi Islam, Isma'il dikuburkan di [[Hijir Ismail]], di dalam [[Masjidil Haram]].<ref>''Encyclopedia of Islam'' Volume 4, ''Ismail''</ref><ref>[http://www.hajiumroh.com/content.php?id_menu=135&id_submenu=30 Hijir Ismail]</ref>
Dalam berbagai komentari [[Al Quran]] dan sejumlah koleksi cerita nabi, Isma'il mempunyai peran besar dalam mendirikan [[Kaabah]]. Menurut tradisi Islam, Isma'il dikuburkan di [[Hijir Ismail]], di dalam [[Masjidil Haram]].<ref>''Encyclopedia of Islam'' Volume 4, ''Ismail''</ref><ref>[http://www.hajiumroh.com/content.php?id_menu=135&id_submenu=30 Hijir Ismail]</ref>

Revisi per 15 Januari 2019 13.20

Lukisan Hagar dan Ismael di padang gurun oleh François-Joseph Navez

Ismael (bahasa Ibrani: יִשְׁמָעֵאל, Modern Yishma'el Tiberias Yišmāʻēl ; "didengar oleh Allah" ISO 259-3 Yišmaˁel; bahasa Yunani: Ισμαήλ Ismaēl; bahasa Latin: Ismael; bahasa Arab: إسماعيل ʾIsmāʿīl; bahasa Inggris: Ishmael) adalah tokoh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dan dalam Al Quran. Ia adalah putra tertua Abraham yang lahir dari istri keduanya, Hagar, seorang Mesir, hamba perempuan Sara, istri Abraham.[1] Ia lahir ketika Abraham berusia 86 tahun[2] dan meninggal pada usia 137 tahun.[3] Ismael adalah mertua dari Esau.

Kelahiran

Karena lama tidak mempunyai anak, Sara (yang saat itu masih bernama Sarai, isteri Abraham, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abraham, suaminya, untuk menjadi isterinya. Ketika itu Abraham (waktu itu masih bernama Abram) telah 10 tahun tinggal di tanah Kanaan[1] dan berusia 85 tahun. Menurut adat waktu itu, anak dari Hagar akan menjadi anak Sarai dan Abram.[4] Hal ini merupakan usaha Sara untuk memenuhi janji TUHAN bagi Abram mengenai putranya (sesuai yang dicatat di Kitab Kejadian 15.

Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau." Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.[5]

Malaikat TUHAN menjumpai Hagar dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku." Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya. Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya. Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu."[6]

Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?" dan orang menamakan sumur tempat pertemuan itu, sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.[7] Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram (yang ketika itu berusia 86 tahun) dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael.[8]

Masa kecil

Ketika berusia 13 tahun, Ismael disunat bersama-sama semua pria di rumah Abraham sebagai bagian tanda perjanjian antara Allah dengan Abraham dan keturunannya. Abraham disunat pada hari yang sama, ketika berusia 99 tahun.[9] Dalam peristiwa itu Allah mengganti nama Abram menjadi Abraham, dan Sarai menjadi Sara. Allah berjanji bahwa Ia akan memberkati Sara, dan daripadanya juga Ia akan memberikan kepada Abraham seorang anak laki-laki, bahkan Allah akan memberkatinya, sehingga Sara menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir daripadanya. Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."[10] Setahun kemudian, adik Ismael, Ishak dilahirkan bagi Abraham dari Sara, istri pertamanya.[11]

Sebelum itu, Ismael ikut Abraham dan seluruh rumahtangganya berangkat dari Kanaan ke Tanah Negeb dan mereka menetap antara Kadesh dan Syur, di daerah Gerar sebagai orang asing, tetapi tidak lama kemudian Abraham dan keluarganya diusir kembali ke tanah Kanaan, dimana Sara melahirkan Ishak.[12]

Pengusiran

Pengusiran Hagar, lukisan Pieter Pietersz Lastman

Pada waktu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih, Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."[13]

Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.[14]

Pada usia 14 tahun, Ismael bersama ibunya dilepaskan dari status hamba dan menjadi orang merdeka. Menurut hukum Mesopotamia, dengan kemerdekaan itu mereka tidak bisa menuntut hak waris dari Abraham dan Sara.[15]

Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.[16]

Menguburkan Abraham

Abraham mencapai umur 175 tahun, lalu ia meninggal, pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Anak-anaknya, Ishak (berusia 75 tahun) dan Ismael (berusia 89 tahun), menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, dekat Hebron yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.[17]

Keturunan

Hagar dan Ishmael di padang gurun, lukisan Grigoriy Ugrumov (~1785)

Ismael mempunyai 12 putra yang kemudian menjadi 12 orang raja, masing-masing dengan sukunya, mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.[18] Nama putra-putra Ismael, disebutkan menurut urutan lahirnya:[19]

  1. Nebayot, anak sulung Ismael
  2. Kedar
  3. Adbeel
  4. Mibsam
  5. Misyma
  6. Duma
  7. Masa
  8. Hadad
  9. Tema
  10. Yetur
  11. Nafish
  12. Kedma

Salah satu putrinya: Mahalat atau Basmat menjadi istri ke-3 Esau anak Ishak.[20][21]

Meninggal

Umur Ismael ialah 137 tahun. Sesudah itu ia meninggal. Ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.[3]

Silsilah

Menurut catatan Alkitab, silsilah Ismael adalah sebagai berikut:

Nahor
istriTerahistri
SaraAbrahamKeturaHaran
Nahor
HagarMilkaYiska
ZimranUs
IsmaelYoksanBusLotistri
MedanKemuel
NebayotMidianKesedputri sulungputri bungsu
KedarIsybakHazo
AdbeelSuahPildashS. MoabS. Amon
MibsamYidlaf
Misyma/MismaBetuel
Ishak
MahalatRibkaLaban
EsauYakubLeaBilhaZilpaRahel
Duma
S. Edom
Masa
Hadad1. Ruben5. Dan7. Gad11. Yusuf
Tema2. Simeon
Yetur3. Lewi6. Naftali8. Asyer12. Benyamin
Nafish4. Yehuda
Kedma9. Isakhar
10. Zebulon
Dina

Keterangan

  : Kawin
  : Keturunan


Orang-orang Arab

Kitab Yobel menempatkan tempat tinggal dan identitas keturunan Ismael sebagai bangsa Arab yang tinggal di tanah Arab. Pandangan ini dianut pada umumnya oleh orang-orang Yahudi, Kristen dan Islam. Namun menurut Alkitab keturunan Ismael kemudian mempunyai hubungan campuran dengan orang-orang Asyur dan Media. Bangsa Arab sekarang ini dianggap kumpulan berbagai suku-suku bangsa dari keturunan berbeda, bukan dari satu keturunan saja. Contohnya, orang-orang Arab Libanon adalah keturunan Fenisia, sedangkan orang-orang Arab di Palestina, Suriah dan Yordania adalah keturunan bangsa-bangsa Kanaan, Aram dan juga Israel. Banyak orang-orang Arab modern percaya bahwa suku mereka mempunyai garis keturunan Ishak, terutama di Palestina selatan.

Pandangan Islam

Isma'il (bahasa Arab: إسماعيل Ismā'īl) dikenal sebagai salah satu nabi dan bapa leluhur orang-orang Islam. Tradisi Islam menganggap Ismael sebagai leluhur bangsa Arab, tetapi bukan orang-orang Arab yang adalah keturunan Ya'rub. Bangsa Arab keturunan Ismael biasanya disebut "Arabized-Arabs" (Arab Adnaniyah). Nabi Muhammad termasuk bangsa ini.[22] Di dalam Al Quran, Isma'il disebutkan 10 kali, kebanyak bersama leluhur dan nabi-nabi zaman dahulu. Dalam cerita pengorbanan putra Abraham, nama putra ini di dalam Al Quran adalah Ismail.[23] Kebanyakan orang Islam menafsirkan sebagai Isma'il, meskipun Tabari[24] menulis bahwa putra ini adalah Ishak. Bisa dikatakan bahwa Islam mengubahnya agar "berbeda".[25]

Dalam berbagai komentari Al Quran dan sejumlah koleksi cerita nabi, Isma'il mempunyai peran besar dalam mendirikan Kaabah. Menurut tradisi Islam, Isma'il dikuburkan di Hijir Ismail, di dalam Masjidil Haram.[26][27]

Dalam tradisi Islam, ketika Abraham meninggalkan Hagar dan Isma'il di padang gurun, Hagar kehabisan air dan untuk mencarikan minum bagi Isma'il yang menangis kehausan, Hagar berlari 7 kali antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-Marwah, sampai kemudian Allah menunjukkan mata air yang membual. Mata air itu dikenal sebagai sumur Zam-zam. Untuk memperingati peristiwa ini, orang-orang Islam pada waktu menunaikan ibadah Haji lari di antara kedua bukit yang sama.[22]

Ketika pergi ke Mekah, Abraham dikatakan meminta Isma'il untuk membantunya mendirikan Kaabah.[28] Menurut tradisi Islam, Kaabah pertama kali didirikan oleh Adam. Abraham dan Isma'il membangunnya kembali di atas landasan yang lama.[29] Menurut silsilah yang disusun oleh pakar Islam,[30] Muhammad adalah keturunan Isma'il melalui garis keturunan leluhur yang bernama Adnan.

Pandangan Kristen

Dalam sejumlah tafsiran, Ismael melambangkan tradisi Yahudi lama yang ditinggalkan, sedangkan Ishak melambangkan tradisi Kristen baru yang harus dianut.[31] Rasul Paulus tidak mempersoalkan status Ismael atau Ishak secara harafiah, melainkan dalam konteks dua jenis kepercayaan dalam ajaran Kristen, yaitu terus mengikuti ajaran Taurat atau dibebaskan dari hukum Taurat di dalam hukum kasih Yesus Kristus,[32] seperti yang ditulisnya dalam Surat Galatia:[33]

21Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? 22Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? 23Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.24Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar--25Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab--dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.26Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
27Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami."
28Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.29Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini.

30Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu."

31Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.

Referensi

  1. ^ a b Kejadian 16:3
  2. ^ Kejadian 16:16
  3. ^ a b Kejadian 25:17
  4. ^ "Hagar". Encyclopædia Britannica. 2007.
  5. ^ Kejadian 16:4–6
  6. ^ Kejadian 16:7–12
  7. ^ Kejadian 16:13–14
  8. ^ Kejadian 16:15–16
  9. ^ Kejadian 17:23
  10. ^ Kejadian 17
  11. ^ Kejadian 21:3
  12. ^ Kejadian 20
  13. ^ Kejadian 21:8–13
  14. ^ Kejadian 21:14–19
  15. ^ Catholic Encyclopedia (1913)
  16. ^ Kejadian 21:20–21
  17. ^ Kejadian 25:9–10
  18. ^ "Ishmael", Jewish Encyclopedia
  19. ^ Kejadian 25:12–16
  20. ^ "Mahalath", Jewish Encyclopedia
  21. ^ Kejadian 28:9; Kejadian 36:3
  22. ^ a b A-Z of Prophets in Islam and Judaism, Wheeler, Ishmael
  23. ^ surat : Ash-Shaaffat
  24. ^ "Isaac", Encyclopedia of Islam, volume 4
  25. ^ Glasse, C., "Ishmael", Concise Encyclopedia of Islam
  26. ^ Encyclopedia of Islam Volume 4, Ismail
  27. ^ Hijir Ismail
  28. ^ Al Quran 2:127
  29. ^ Azraqi, Akhbar Makkah, vol. 1, pp. 58-66
  30. ^ Chronicles, Tabari, Vol I: From Creation to Flood
  31. ^ Encyclopedia of Religion (2nd). (2005). Ed. Lindsay Jones. MacMillan Reference Books.
  32. ^ Encyclopedia of Christianity(Ed. John Bowden), Isaac
  33. ^ Galatia 4:21–31

Pustaka

Buku dan jurnal
  • Metzger, Bruce M (1993). The Oxford Companion To The Bible. Oxford University Press. ISBN 978-0195046458. 
  • Nikaido, S. (2001). "Hagar and Ishmael as Literary Figures: An Intertextual Study". Vetus Testamentum. 51 (2): 219. doi:10.1163/156853301300102110. 
  • Werblowsky, R.J. Zwi (1997). The Oxford Dictionary of Jewish Religion. Oxford University Press. ISBN 0-19-508605-8. 
  • Quinn, Daniel (1993). Ishmael. Bantam Dell Pub Group. ISBN 0553561669. 
Ensiklopedia
  • Hubert Cancik and Helmuth Schneider, ed. (2005). Brill's New Pauly- Antiquity. Brill Academic Publishers. ISBN 978 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 9004122703. 
  • Paul Lagasse, Lora Goldman, Archie Hobson, Susan R. Norton, ed. (2000). The Columbia Encyclopedia (edisi ke-6th). Gale Group. ISBN 978-1-59339-236-9. 
  • John Bowden, ed. (2005). Encyclopedia of Christianity (edisi ke-1st). Oxford University Press. ISBN 0-19-522393-4. 
  • P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs (ed.). Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. 
  • Lindsay Jones, ed. (2005). Encyclopedia of Religion (edisi ke-2nd). MacMillan Reference Books. ISBN 978-0-02-865733-2. 
  • The New Encyclopedia Britannica. Encyclopedia Britannica, Incorporated; Rev Ed edition. 2005. ISBN 978-1-59339-236-9. 
  • Jane Dammen McAuliffe, ed. (2005). Encyclopedia of the Qur'an. Brill Academic Publishers. ISBN 978-90-04-12356-4. 

Pranala luar

Lihat pula