Alih aksara Arab-Latin: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Ihklas Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 375: | Baris 375: | ||
=== Huruf kapital === |
=== Huruf kapital === |
||
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman [[Ejaan yang Disempurnakan]] (EyD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (catatan kaki, daftar pustaka, catatan dalam kurung, dan daftar referensi). Contoh: |
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman [[Ejaan yang Disempurnakan]] (EyD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (catatan kaki, daftar pustaka, catatan dalam kurung, dan daftar referensi). Contoh: |
||
* ''Wa mā |
* ''Wa mā Muammadun illā rasūl'' |
||
* ''Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan'' |
* ''Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan'' |
||
* ''Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān'' |
* ''Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān'' |
Revisi per 28 Januari 2019 14.06
Abjad Arab |
---|
|
Transliterasi Arab-Latin adalah metode atau pendekatan yang digunakan agar bahasa Arab lisan dan tulisan dapat diwakili dalam tulisan Latin. Transliterasi itu sendiri dipakai untuk berbagai keperluan, seperti penulisan judul dan nama orang, pembuatan katalog, dan pelajaran bahasa Arab. Transliterasi disebut juga alih aksara.
Pedoman Transliterasi SKB Dua Menteri
Berikut ini adalah pedoman transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang tertulis di Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987.[1]
Konsonan
Konsonan | Nama | Transliterasi | Nama | |||
---|---|---|---|---|---|---|
Akhir | Tengah | Awal | Tunggal | |||
ـا | ا | Alif | Tidak dilambangkan | Tidak dilambangkan | ||
ـب | ـبـ | بـ | ب | Ba | B/b | Be |
ـت | ـتـ | تـ | ت | Ta | T/t | Te |
ـث | ـثـ | ثـ | ث | Ṡa | Ṡ/ṡ | Es (dengan titik di atas) |
ـج | ـجـ | جـ | ج | Jim | J/j | Je |
ـح | ـحـ | حـ | ح | Ḥa | Ḥ/ḥ | Ha (dengan titik di bawah) |
ـخ | ـخـ | خـ | خ | Kha | Kh/kh | Ka dan ha |
ـد | د | Dal | D/d | De | ||
ـذ | ذ | Żal | Ż/ż | Zet (dengan titik di atas) | ||
ـر | ر | Ra | R/r | Er | ||
ـز | ز | Zai | Z/z | Zet | ||
ـس | ـسـ | سـ | س | Sin | S/s | Es |
ـش | ـشـ | شـ | ش | Syin | Sy/sy | Es dan ye |
ـص | ـصـ | صـ | ص | Ṣad | Ṣ/ṣ | Es (dengan titik di bawah) |
ـض | ـضـ | ضـ | ض | Ḍad | Ḍ/ḍ | De (dengan titik di bawah) |
ـط | ـطـ | طـ | ط | Ṭa | Ṭ/ṭ | Te (dengan titik di bawah) |
ـظ | ـظـ | ظـ | ظ | Ẓa | Ẓ/ẓ | Zet (dengan titik di bawah) |
ـع | ـعـ | عـ | ع | ‘Ain | ‘__ | Apostrof terbalik |
ـغ | ـغـ | غـ | غ | Gain | G/g | Ge |
ـف | ـفـ | فـ | ف | Fa | F/f | Ef |
ـق | ـقـ | قـ | ق | Qof | Q/q | Qi |
ـك | ـكـ | كـ | ك | Kaf | K/k | Ka |
ـل | ـلـ | لـ | ل | Lam | L/l | El |
ـم | ـمـ | مـ | م | Mim | M/m | Em |
ـن | ـنـ | نـ | ن | Nun | N/n | En |
ـو | و | Wau | W/w | We | ||
ـه | ـهـ | هـ | ه | Ha | H/h | Ha |
ء | Hamzah | __’ | Apostrof | |||
ـي | ـيـ | يـ | ي | Ya | Y/y | Ye |
Hamzah ( ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda apostrof (’).
Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tungal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda diakritik atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Vokal | Nama | Trans. | Nama |
---|---|---|---|
َ | Fatḥah | A/a | A |
ِ | Kasrah | I/i | I |
ُ | Ḍammah | U/u | U |
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Vokal rangkap | Nama | Trans. | Nama |
---|---|---|---|
ـَي | Fatḥah dan ya’ | Ai/ai | A dan I |
ـَو | fatḥah dan wau | Au/au | A dan u |
Contoh
كَيْفَ | Kaifa |
حَوْلَ | Ḥaula |
Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Vokal panjang | Nama | Trans. | Nama |
---|---|---|---|
َا | Fatḥah dan alif | ā | a dan garis di atas |
َى | Fatḥah dan alif maqṣūrah | ||
ِي | Kasrah dan ya | ī | i dan garis di atas |
ُو | Ḍammah dan wau | ū | u dan garis di atas |
Contoh
مَاتَ | Māta |
رَمَى | Ramā |
قِيْلَ | Qīla |
يَمُوْتُ | Yamūtu |
Ta marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah (ة atau ـة) ada dua, yaitu: ta marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah t sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah h.
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan h. Contoh:
رَوْضَةُ الأَطْفَالِ | Rauḍah al-aṭfāl |
المَدِيْنَةُ الفَاضِلَةُ | Al-madīnah al-fāḍilah |
الحِكْمَةُ | Al-ḥikmah |
Syaddah
Huruf konsonan yang memiliki tanda syaddah atau tasydid, yang dalam abjad Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid ( اّ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda). Contoh:
رَبَّنَا | Rabbanā |
نَجَّيْنَا | Najjainā |
الحَقُّ | Al-Ḥaqq |
الحَجُّ | Al-Ḥajj |
نُعِّمَ | Nu‘‘ima |
عَدُوٌّ | ‘Aduww |
Jika huruf ي bertasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ـِيّ ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah ī. Contoh:
عَلِيٌّ | ‘Alī |
عَرَبِيٌّ | ‘Arabī |
Kata sandang
Kata sandang dalam abjad Arab dilambangkan dengan huruf ال (alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-). Contoh:
الشَّمْسُ | Al-Syamsu (bukan asy-syamsu) |
الزَّلْزَلَةُ | Al-Zalzalah (bukan az-zalzalah) |
الفَلْسَفَةُ | Al-Falsafah |
البِلَادُ | Al-Bilād |
Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif. Contoh:
تَأْمُرُوْنَ | Ta’murūna |
النَّوْءُ | An-Nau’ |
شَيْءٌ | Syai’un |
أُمِرْتُ | Umirtu |
Penulisan kata Arab yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia
Kata, istilah, atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah, atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah, atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata 'Alquran' (dari al-Qur’ān), 'Sunnah,' 'khusus,' dan 'umum.' Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh, contoh:
- Fī Ẓilāl al-Qur’ān,
- Al-Sunnah qabl al-tadwīn, dan
- Al-‘Ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab.
Lafẓ al-Jalālah
Lafẓ al-jalālah (lafal kemuliaan) “Allah” (الله) yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah (hamzah wasal). Contoh:
دِيْنُ اللهِ | Dīnullāh | بِاللهِ | Billāh |
Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf t. Contoh:
هُمْ فِيْ رَحْمَةِ اللهِ | Hum fī rahmatillāh |
Huruf kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (catatan kaki, daftar pustaka, catatan dalam kurung, dan daftar referensi). Contoh:
- Wa mā Muammadun illā rasūl
- Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan
- Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān
- Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī
- Abū Naṣr al-Farābī
- Al-Gazālī
- Al-Munqiż min al-Ḍalāl