Lompat ke isi

Suku Baka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 4: Baris 4:
|poptime=5,000 - 30,000
|poptime=5,000 - 30,000
|popplace=Afrika tengah, Kamerun, Gabon
|popplace=Afrika tengah, Kamerun, Gabon
|langs=Baka, Koozime, [[bahasa Perancis|Perancis]]
|langs=Baka, Koozime, [[bahasa Prancis|Prancis]]
|related=[[Aka]], [[Mbuti]]
|related=[[Aka]], [[Mbuti]]
|rels=[[Animisme]]
|rels=[[Animisme]]
Baris 10: Baris 10:
'''Suku Baka''', juga dikenal sebagai '''Bebayaka''', '''Bebayaga''', '''Bibaya''', atau '''Babinga''', adalah sebuah kelompok etnis yang tinggal di tenggara [[Kamerun]], utara [[Kongo]], utara [[Gabon]], dan barat daya [[Republik Afrika Tengah]]. Mereka sering disebut sebagai bagian dari suku [[Twa]], namun keduanya tidak berhubungan dekat. Selain itu nama "Baka" juga kadang digunakan untuk suku lain yang sering disebut [[pygmy]]. Istilah ini sekarang dianggap tidak sopan.
'''Suku Baka''', juga dikenal sebagai '''Bebayaka''', '''Bebayaga''', '''Bibaya''', atau '''Babinga''', adalah sebuah kelompok etnis yang tinggal di tenggara [[Kamerun]], utara [[Kongo]], utara [[Gabon]], dan barat daya [[Republik Afrika Tengah]]. Mereka sering disebut sebagai bagian dari suku [[Twa]], namun keduanya tidak berhubungan dekat. Selain itu nama "Baka" juga kadang digunakan untuk suku lain yang sering disebut [[pygmy]]. Istilah ini sekarang dianggap tidak sopan.


Suku Baka memiliki bahasa yang bernama bahasa Baka. Selain itu, banyak dari mereka yang dapat berbicara bahasa Koozime, yaitu bahasa suku Bantu tetangga mereka. Sebagian kecil dapat berbahasa Perancis. Mata pencaharian utama adalah berburu. Untuk itu mereka menggunakan panah beracun dan tombak. Selain itu mereka juga mengumpulkan madu lebah dan menangkap ikan dengan sejenis zat kimia dari pohon. Zat ini tidak beracun, namun membuat ikan kekurangan oksigen dan berenang ke atas sehingga lebih mudah dikumpulkan.
Suku Baka memiliki bahasa yang bernama bahasa Baka. Selain itu, banyak dari mereka yang dapat berbicara bahasa Koozime, yaitu bahasa suku Bantu tetangga mereka. Sebagian kecil dapat berbahasa Prancis. Mata pencaharian utama adalah berburu. Untuk itu mereka menggunakan panah beracun dan tombak. Selain itu mereka juga mengumpulkan madu lebah dan menangkap ikan dengan sejenis zat kimia dari pohon. Zat ini tidak beracun, namun membuat ikan kekurangan oksigen dan berenang ke atas sehingga lebih mudah dikumpulkan.


Mereka mengenal berbagai obat tradisional dari tumbuhan untuk mengobati penyakit dan mandul. Agama mereka adalah [[animisme]]. Mereka menyembah hantu hutan yang disebut [[Jengi]]. Bila perburuan berhasil, mereka menari untuk mengucapkan syukur, disebut [[Luma]], diiringi dengan gendang dan nyanyian.
Mereka mengenal berbagai obat tradisional dari tumbuhan untuk mengobati penyakit dan mandul. Agama mereka adalah [[animisme]]. Mereka menyembah hantu hutan yang disebut [[Jengi]]. Bila perburuan berhasil, mereka menari untuk mengucapkan syukur, disebut [[Luma]], diiringi dengan gendang dan nyanyian.

Revisi per 8 Februari 2019 05.30

Baka
Daerah dengan populasi signifikan
Afrika tengah, Kamerun, Gabon
Bahasa
Baka, Koozime, Prancis
Agama
Animisme
Kelompok etnik terkait
Aka, Mbuti

Suku Baka, juga dikenal sebagai Bebayaka, Bebayaga, Bibaya, atau Babinga, adalah sebuah kelompok etnis yang tinggal di tenggara Kamerun, utara Kongo, utara Gabon, dan barat daya Republik Afrika Tengah. Mereka sering disebut sebagai bagian dari suku Twa, namun keduanya tidak berhubungan dekat. Selain itu nama "Baka" juga kadang digunakan untuk suku lain yang sering disebut pygmy. Istilah ini sekarang dianggap tidak sopan.

Suku Baka memiliki bahasa yang bernama bahasa Baka. Selain itu, banyak dari mereka yang dapat berbicara bahasa Koozime, yaitu bahasa suku Bantu tetangga mereka. Sebagian kecil dapat berbahasa Prancis. Mata pencaharian utama adalah berburu. Untuk itu mereka menggunakan panah beracun dan tombak. Selain itu mereka juga mengumpulkan madu lebah dan menangkap ikan dengan sejenis zat kimia dari pohon. Zat ini tidak beracun, namun membuat ikan kekurangan oksigen dan berenang ke atas sehingga lebih mudah dikumpulkan.

Mereka mengenal berbagai obat tradisional dari tumbuhan untuk mengobati penyakit dan mandul. Agama mereka adalah animisme. Mereka menyembah hantu hutan yang disebut Jengi. Bila perburuan berhasil, mereka menari untuk mengucapkan syukur, disebut Luma, diiringi dengan gendang dan nyanyian.

Pranala luar