Lompat ke isi

Dalang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Rizkynandi (bicara | kontrib)
k Perbaikan ejaan
Baris 2: Baris 2:
'''Dalang''' dalam dunia [[pewayangan]] diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang ([[ndalang]]). Keahlian ini biasanya diperoleh dari bakat turun - temurun dari [[leluhur]]nya. Seorang anak dalang akan bisa [[mendalang]] tanpa belajar secara formal. Ia akan mengikuti ayahnya selagi mendalang dengan membawakan peralatan, menata panggung, mengatur wayang ([[nyimping]]), menjadi [[pengrawit]], atau duduk di belakang ayahnya untuk membantu mempersiapkan wayang yang akan dimainkan.
'''Dalang''' dalam dunia [[pewayangan]] diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang ([[ndalang]]). Keahlian ini biasanya diperoleh dari bakat turun - temurun dari [[leluhur]]nya. Seorang anak dalang akan bisa [[mendalang]] tanpa belajar secara formal. Ia akan mengikuti ayahnya selagi mendalang dengan membawakan peralatan, menata panggung, mengatur wayang ([[nyimping]]), menjadi [[pengrawit]], atau duduk di belakang ayahnya untuk membantu mempersiapkan wayang yang akan dimainkan.


Selama mengikuti ayahnya "ndalang" dalam kurun waktu yang lama -dari kecil hingga remaja- inilah proses pembelajaran itu terjadi dengan sangat alami, dan rata-rata anak dalang akan bisa mendalang setelah besar nanti. Tetapi banyak juga seorang anak dalang tidak akan menjadi Dalang di kelak kemudian hari, karena mempunyai pilihan hidup sendiri, misalnya berprofesi menjadi pegawai negeri, swasta, TNI dan sebagainnya.
Selama mengikuti ayahnya "''ndalang''" dalam kurun waktu yang lama -dari kecil hingga remaja- inilah proses pembelajaran itu terjadi dengan sangat alami, dan rata-rata anak dalang akan bisa mendalang setelah besar nanti. Tetapi banyak juga seorang anak dalang tidak akan menjadi Dalang di kelak kemudian hari, karena mempunyai pilihan hidup sendiri, misalnya berprofesi menjadi pegawai negeri, swasta, TNI dan sebagainnya.


Tetapi fenomena itu tidak selamanya benar, dengan adanya sekolah-sekolah pedalangan baik setingkat SMU dan perguruan tinggi, seperti Jurusan Pedalangan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (STSI) misalnya (sekarang Institut Seni Indonesia Surakarta), mencetak [[Sarjana]] pedalangan yang tidak hanya mumpuni memainkan wayang tetapi juga berwawasa luas dan berpikir kritis. Dalam perguruan tinggi inilah lahir pula dalang yang bukan dari [[keturunan]] seorang Dalang, tetapi hanya seseorang yang mempunyai niat yang kuat untuk belajar dalang dan akhirnya bisa mendalang.
Tetapi fenomena itu tidak selamanya benar, dengan adanya sekolah-sekolah pedalangan baik setingkat SMU dan perguruan tinggi, seperti Jurusan Pedalangan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (STSI) misalnya (sekarang Institut Seni Indonesia Surakarta), mencetak [[sarjana]] pedalangan yang tidak hanya mumpuni memainkan wayang tetapi juga berwawasa luas dan berpikir kritis. Dalam perguruan tinggi inilah lahir pula dalang yang bukan dari [[keturunan]] seorang dalang, tetapi hanya seseorang yang mempunyai niat yang kuat untuk belajar dalang dan akhirnya bisa mendalang.


Kata Dalang ada yang mengartikan berasal dari kata [[Dahyang]], yang berarti juru penyebuh berbagai macam penyakit. Dalang dalam "jarwo dhosok" diartikan pula sebagai "[[ngudal piwulang]]" (membeberkan ilmu), memberikan pencerahan kepada para penontonya. Untuk itu seorang dalang harus mempunyai bekal keilmuan yang sangat banyak. Berbagai bidang ilmu tentunya harus dipelajari meski hanya sedikit, sehingga ketika dalam membangun isi dari ceritera bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan [[nilai]]-nilai kekinian.
Kata dalang ada yang mengartikan berasal dari kata [[Dahyang|''dahyang'']], yang berarti juru penyebuh berbagai macam penyakit. Dalang dalam "''jarwo dhosok''" diartikan pula sebagai "[[ngudal piwulang|''ngudal piwulang'']]" (membeberkan ilmu), memberikan pencerahan kepada para penontonya. Untuk itu seorang dalang harus mempunyai bekal keilmuan yang sangat banyak. Berbagai bidang ilmu tentunya harus dipelajari meski hanya sedikit, sehingga ketika dalam membangun isi dari cerita bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan [[nilai]]-nilai kekinian.


Dalang adalah seorang [[sutradara]], [[penulis lakon]], seorang [[narator]], seorang pemain karakter, penyusun [[iringan]], seorang "penyanyi", [[penata pentas]], [[penari]] dan lain sebagainya. Kesimpulannya dalang adalah seseorang yang mempunyai [[kemampuan]] ganda,dan juga seorang [[manager]], paling tidak seorang pemimpin dalam pertunjukan bagi para anggotanya (pesinden dan pengrawit)
Dalang adalah seorang [[sutradara]], [[penulis lakon]], seorang [[narator]], seorang pemain karakter, penyusun [[iringan]], seorang "penyanyi", [[penata pentas]], [[penari]] dan lain sebagainya. Kesimpulannya dalang adalah seseorang yang mempunyai [[kemampuan]] ganda,dan juga seorang [[manager]], paling tidak seorang pemimpin dalam pertunjukan bagi para anggotanya (pesinden dan pengrawit)


Untuk forum komunikasi demi memelihara dan mengembangkan mutu dalang diselenggarakan '''Persatuan Dalang Indonesia''' (Pepadi).
Untuk forum komunikasi demi memelihara dan mengembangkan mutu dalang dibentuk '''Persatuan Dalang Indonesia''' (Pepadi).


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 10 Februari 2019 07.27

Berkas:Wayang Golek Gambyong.jpg
Dalang Wayang golek Gambyong

Dalang dalam dunia pewayangan diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang (ndalang). Keahlian ini biasanya diperoleh dari bakat turun - temurun dari leluhurnya. Seorang anak dalang akan bisa mendalang tanpa belajar secara formal. Ia akan mengikuti ayahnya selagi mendalang dengan membawakan peralatan, menata panggung, mengatur wayang (nyimping), menjadi pengrawit, atau duduk di belakang ayahnya untuk membantu mempersiapkan wayang yang akan dimainkan.

Selama mengikuti ayahnya "ndalang" dalam kurun waktu yang lama -dari kecil hingga remaja- inilah proses pembelajaran itu terjadi dengan sangat alami, dan rata-rata anak dalang akan bisa mendalang setelah besar nanti. Tetapi banyak juga seorang anak dalang tidak akan menjadi Dalang di kelak kemudian hari, karena mempunyai pilihan hidup sendiri, misalnya berprofesi menjadi pegawai negeri, swasta, TNI dan sebagainnya.

Tetapi fenomena itu tidak selamanya benar, dengan adanya sekolah-sekolah pedalangan baik setingkat SMU dan perguruan tinggi, seperti Jurusan Pedalangan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (STSI) misalnya (sekarang Institut Seni Indonesia Surakarta), mencetak sarjana pedalangan yang tidak hanya mumpuni memainkan wayang tetapi juga berwawasa luas dan berpikir kritis. Dalam perguruan tinggi inilah lahir pula dalang yang bukan dari keturunan seorang dalang, tetapi hanya seseorang yang mempunyai niat yang kuat untuk belajar dalang dan akhirnya bisa mendalang.

Kata dalang ada yang mengartikan berasal dari kata dahyang, yang berarti juru penyebuh berbagai macam penyakit. Dalang dalam "jarwo dhosok" diartikan pula sebagai "ngudal piwulang" (membeberkan ilmu), memberikan pencerahan kepada para penontonya. Untuk itu seorang dalang harus mempunyai bekal keilmuan yang sangat banyak. Berbagai bidang ilmu tentunya harus dipelajari meski hanya sedikit, sehingga ketika dalam membangun isi dari cerita bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai kekinian.

Dalang adalah seorang sutradara, penulis lakon, seorang narator, seorang pemain karakter, penyusun iringan, seorang "penyanyi", penata pentas, penari dan lain sebagainya. Kesimpulannya dalang adalah seseorang yang mempunyai kemampuan ganda,dan juga seorang manager, paling tidak seorang pemimpin dalam pertunjukan bagi para anggotanya (pesinden dan pengrawit)

Untuk forum komunikasi demi memelihara dan mengembangkan mutu dalang dibentuk Persatuan Dalang Indonesia (Pepadi).

Pranala luar