Lompat ke isi

Candi Klodangan: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°48′46″S 110°25′27″E / 7.8127365°S 110.4240842°E / -7.8127365; 110.4240842
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Klodangan Pj DSC 6089.jpg|jmpl|200px|Reruntuhan di situs Klodangan.]]
[[Berkas:Klodangan Pj DSC 6089.jpg|jmpl|200px|Reruntuhan di situs Klodangan.]]
{{coord|-7.8127365|110.4240842|display=title}}
{{coord|-7.8127365|110.4240842|display=title}}
'''Candi Klodangan''' merupakan situs purbakala yang berwujud sisa bangunan batu dan berada di Dusun Klodangan, Desa [[Sendangtirto, Berbah, Sleman|Sendangtirto]], Kecamatan [[Berbah, Sleman|Berbah]], [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]]. Situs ini ditemukan pada tanggal 3 Juli 1998 oleh petani yang tengah menggali lahan persawahan untuk pembuatan batu bata. Letak situs ini berada di pertengahan area persawahan, tersembunyi dari jalan, di belakang perkampungan.
'''Candi Klodangan''' merupakan situs purbakala yang berwujud sisa bangunan batu dan berada di Dusun Klodangan, Desa [[Sendangtirto, Berbah, Sleman|Sendangtirto]], Kecamatan [[Berbah, Sleman|Berbah]], [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DI Yogyakarta]]. Situs ini ditemukan pada tanggal 3 Juli 1998 oleh petani yang tengah menggali lahan persawahan untuk pembuatan batu bata. Letak situs ini berada di pertengahan area persawahan, tersembunyi dari jalan, di belakang perkampungan.


Yang tersisa dari situs ini adalah susunan bebatuan fondasi dan dinding bawah berbentuk hampir bujur sangkar, serta suatu tumpukan batu yang belum jelas bentuknya berada di bagian utara dan selatan. Posisi sisa bangunan berada kurang lebih sekitar 2 m di bawah permukaan tanah. Menurut papan keterangan di kompleks situs ini, bangunan diperkirakan berasal dari abad ke-9 atau ke-10 M dan ditinggalkan oleh pendukung budayanya sebelum bangunan candi selesai dibangun.
Yang tersisa dari situs ini adalah susunan bebatuan fondasi dan dinding bawah berbentuk hampir bujur sangkar, serta suatu tumpukan batu yang belum jelas bentuknya berada di bagian utara dan selatan. Posisi sisa bangunan berada kurang lebih sekitar 2 m di bawah permukaan tanah. Menurut papan keterangan di kompleks situs ini, bangunan diperkirakan berasal dari abad ke-9 atau ke-10 M dan ditinggalkan oleh pendukung budayanya sebelum bangunan candi selesai dibangun.


Pada kondisi sekarang (2019), candi Klodangan belum dapat diidentifikasi sebagai candi bercorak agama Buddha atau candi Hindu, bahkan fungsi bangunan belum diketahui.
Pada kondisi sekarang (2019), candi Klodangan belum dapat diidentifikasi sebagai candi bercorak agama Buddha atau candi Hindu, bahkan fungsi bangunan belum diketahui.


== Deskripsi ==
== Deskripsi ==
Candi merupakan susunan balok-balok batu putih (''tuff'') dalam ukuran 7,5 × 7,5 meter. Posisi ditemukan berada pada kedalaman 120 cm di bawah permukaan tanah. Diperkirakan, bangunan belum selesai saat ditinggalkan; kemungkinan karena terdampak bencana erupsi [[Gunung Merapi]]. Tidak ditemukan [[relief]], [[arca]], atau [[prasasti]] yang dapat digunakan sebagai petunjuk corak dan keperluan bangunan ini dibuat.
Candi merupakan susunan balok-balok batu putih (''tuff'') dalam ukuran 7,5 × 7,5 meter. Posisi ditemukan berada pada kedalaman 120 cm di bawah permukaan tanah. Diperkirakan, bangunan belum selesai saat ditinggalkan; kemungkinan karena terdampak bencana erupsi [[Gunung Merapi]]. Tidak ditemukan [[relief]], [[arca]], atau [[prasasti]] yang dapat digunakan sebagai petunjuk corak dan keperluan bangunan ini dibuat.


Luas situs percandian sekitar 215 meter persegi. Ketinggian asli candi belum bisa diperkirakan, karena memang bongkahan batu candi yang ditemukan tidak lengkap.
Luas situs percandian sekitar 215 meter persegi. Ketinggian asli candi belum bisa diperkirakan, karena memang bongkahan batu candi yang ditemukan tidak lengkap.


Semenjak penemuan, telah dilakukan dua kali ekskavasi (penggalian untuk pencarian dan analisis lanjutan) oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) DI Yogyakarta (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY). Yang pertama dilakukan 20-29 Juli 1998 dan yang berikutnya dilakukan 14-19 Februari 2000. Kegiatan ini mnyisakan dua petak penggalian: petak yang menunjukkan sisa bangunan utama dan petak lebih kecil yang menunjukkan fondasi bangunan.
Semenjak penemuan, telah dilakukan dua kali ekskavasi (penggalian untuk pencarian dan analisis lanjutan) oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) DI Yogyakarta (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY). Yang pertama dilakukan 20-29 Juli 1998 dan yang berikutnya dilakukan 14-19 Februari 2000. Kegiatan ini mnyisakan dua petak penggalian: petak yang menunjukkan sisa bangunan utama dan petak lebih kecil yang menunjukkan fondasi bangunan.
Baris 18: Baris 18:


== Referensi ==
== Referensi ==
*[http://goweswisata.blogspot.co.id/2014/01/candi-klodangan.html Wisata Candi Klodongan]
* [http://goweswisata.blogspot.co.id/2014/01/candi-klodangan.html Wisata Candi Klodongan]
*[http://www.ragamtempatwisata.com/2013/05/candi-klodangan-di-jogja-yogyakarta.html Candi Klodangan di Jogja / Yogyakarta]
* [http://www.ragamtempatwisata.com/2013/05/candi-klodangan-di-jogja-yogyakarta.html Candi Klodangan di Jogja / Yogyakarta]
{{commonscat|Klodangan|Candi Klodangan}}
{{commonscat|Klodangan|Candi Klodangan}}



Revisi per 18 Februari 2019 12.37

Reruntuhan di situs Klodangan.

7°48′46″S 110°25′27″E / 7.8127365°S 110.4240842°E / -7.8127365; 110.4240842 Candi Klodangan merupakan situs purbakala yang berwujud sisa bangunan batu dan berada di Dusun Klodangan, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Situs ini ditemukan pada tanggal 3 Juli 1998 oleh petani yang tengah menggali lahan persawahan untuk pembuatan batu bata. Letak situs ini berada di pertengahan area persawahan, tersembunyi dari jalan, di belakang perkampungan.

Yang tersisa dari situs ini adalah susunan bebatuan fondasi dan dinding bawah berbentuk hampir bujur sangkar, serta suatu tumpukan batu yang belum jelas bentuknya berada di bagian utara dan selatan. Posisi sisa bangunan berada kurang lebih sekitar 2 m di bawah permukaan tanah. Menurut papan keterangan di kompleks situs ini, bangunan diperkirakan berasal dari abad ke-9 atau ke-10 M dan ditinggalkan oleh pendukung budayanya sebelum bangunan candi selesai dibangun.

Pada kondisi sekarang (2019), candi Klodangan belum dapat diidentifikasi sebagai candi bercorak agama Buddha atau candi Hindu, bahkan fungsi bangunan belum diketahui.

Deskripsi

Candi merupakan susunan balok-balok batu putih (tuff) dalam ukuran 7,5 × 7,5 meter. Posisi ditemukan berada pada kedalaman 120 cm di bawah permukaan tanah. Diperkirakan, bangunan belum selesai saat ditinggalkan; kemungkinan karena terdampak bencana erupsi Gunung Merapi. Tidak ditemukan relief, arca, atau prasasti yang dapat digunakan sebagai petunjuk corak dan keperluan bangunan ini dibuat.

Luas situs percandian sekitar 215 meter persegi. Ketinggian asli candi belum bisa diperkirakan, karena memang bongkahan batu candi yang ditemukan tidak lengkap.

Semenjak penemuan, telah dilakukan dua kali ekskavasi (penggalian untuk pencarian dan analisis lanjutan) oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) DI Yogyakarta (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY). Yang pertama dilakukan 20-29 Juli 1998 dan yang berikutnya dilakukan 14-19 Februari 2000. Kegiatan ini mnyisakan dua petak penggalian: petak yang menunjukkan sisa bangunan utama dan petak lebih kecil yang menunjukkan fondasi bangunan.

Akses

Candi ini berada tidak jauh dari jalan pedesaan di Dusun Klodangan, berada di dekat simpang empat di dusun tersebut. Untuk menuju ke situs ini, pengunjung dapat mengambil jalan Gedongkuning-Berbah, sebelum kompleks AAU akan ada papan petunjuk arah candi untuk belok ke selatan. Sekitar satu kilometer arah selatan akan terdapat kawasan kandang sapi di kanan jalan sebelum simpang empat. Candi terletak di persawahan selatan kandang sapi, terhubung dengan jalan setapak.

Referensi